HIKING's KINGDOM
Sesuai pembicaraan semalam, pagi ini Pangeran Riki sudah berada di kamp pelatihan memanah untuk mengikuti latihan khusus. Mengikuti perintah, Pangeran Riki melaksanakan latihannya dengan sempurna. Tak ada satupun anak panah yang meleset, semuanya tepat mengenai sasaran.
Para dayang yang tidak mempunyai sesuatu untuk dikerjakan memilih untuk menghabiskan waktu dengan melihat Pangeran Riki yang sedang latihan. Mereka berdiri di sisi lapangan, tidak terlalu terlihat karena bersembunyi. Karena jika mereka ketahuan sedang menonton, bukan tidak mungkin mereka akan diberi hukuman.
"Wah! Latihanmu kian meningkat, Yang Mulia."
Meleset.
Anak panah yang baru saja diterbangkan Pangeran Riki itu meleset. Sebuah rekor baru untuk memecah konsentrasi sang pangeran.
Dengan wajah kaku, Pangeran Riki menoleh, mendapati seorang putri yang berdiri hanya 3 langkah darinya. Menghela nafas, Pangeran Riki memberikan busur panahnya pada salah satu pemuda yang berdiri di belakangnya, yang berkerja sebagai pelayan pribadinya.
"Kedatanganmu sungguh mengejutkan. Apakah sudah saatnya bagi Kakak-ku untuk memperkenalkan calon istrinya?"
Putri yang datang itu adalah Putri Hye Hoon. Senyum yang mengembang, mata yang menyipit, dan lesung yang terlihat. Semuanya tak luput dari penglihatan pangeran.
"Hari ini jadwal bulananku untuk berkunjung ke beberapa kerajaan. Aku menempatkan kerajaan Hiking di posisi teratas saat tahu bahwa pagi ini adalah jadwal latihanmu."
"Tampaknya kau begitu tertarik dengan kehidupanku, Nona."
"Begitukah? Aku pikir itu adalah hal yang wajar karena semua ini ku lakukan atas perintahmu kala itu."
Dahi Pangeran Riki berkerut. Perintahku? Sejak kapan aku memintanya? Pikirnya.
Putri Hye Hoon mengulum senyum. "Sepertinya latihanmu sudah selesai, kalau begitu aku akan pergi Yang Mulia," ujarnya seraya membungkuk sopan pada Pangeran Riki. Kemudian dia berlalu pergi, meninggalkan Pangeran Riki yang masih dipenuhi tanda tanya.
Selepas kepergian Putri Hye Hoon, Pangeran Riki menatap pengawal pribadinya yang berdiri di pinggir lapangan. Dia memanggilnya, memintanya untuk menghampirinya.
"Ikut aku ke kerajaan Spark."
"Baik Yang Mulia."
👑
"Ku dengar putri dari kerajaan itu datang ke sini, tapi beliau hanya mengunjungi Tuan Riki. Apakah mungkin terjadi sesuatu di antara mereka?"
"Hey, tidak mungkin itu terjadi. Sepertinya kau salah lihat."
"Tidak! Bukan hanya aku yang berada di sana. Ada banyak dayang dan juga pelayan pribadi Tuan Riki. Tidak mungkin aku salah lihat jika wajahnya saja dikenal di setiap sudut istana ini."
"Kalau itu benar, lalu bagaimana dengan Putra Mahkota? Apakah beliau akan murka jika tahu kejadian itu terjadi?"
Pangeran Heeseung yang baru saja keluar dari ruang baca setelah membaca beberapa buku untuk menambah ilmu pengetahuannya tampak terkejut mendengar pembicaraan para dayang yang tidak sengaja di dengarnya itu. Apakah mereka tidak tahu kalau pembicaraan mereka bisa saja di dengar oleh petinggi kerajaan dan menyebabkan kesalahpahaman?
Tak ingin mendengar lebih banyak lagi, Pangeran Heeseung memutuskan untuk pergi ke pintu utama. Tujuannya yaitu bertemu dengan Adiknya.
"Yang Mulia!"
Langkah Pangeran Heeseung terhenti. Tepat di depannya, sekitar 8 langkah darinya, berdiri seorang putri yang membuatnya gusar.
"Aku mendengar para dayang membicarakan tentang seorang pangeran yang sedang berlatih di area memanah."
KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCE (REVISI)
RomanceIni adalah cerita tentang 7 pangeran tampan yang berasal dari 3 kerajaan berbeda. 7 pangeran tampan yang siap memberikan sejuta kisah dari masing-masingnya. Ini adalah cerita yang akan membawamu menuju 7 dunia yang berbeda. Apakah kamu siap? ••••••...