Chapter 27

78 3 0
                                    

"Tidak! Lepaskan aku! Lepaskan!!!"

Pangeran Jungwon  mengernyit ketika mendengar racauan itu. Indra pendengarnya jelas menangkap sepenggal kalimat yang terucap dari seorang putri yang tertidur diatas pangkuannya. Apakah dia bermimpi?

"Putri? Putri Hye Hoon," panggil Pangeran Jungwon mencoba membangunkan Putri itu.

Cukup lama Pangeran Jungwon berusaha membangunkan Putri Hye Hoon supaya terjaga dari tidurnya. Begitu Putri Hye Hoon sadar bahwa semua itu hanyalah mimpi buruk yang tak berujung, dia lantas bangun dan mengusap peluh yang membasahi pelipisnya.

"Apakah Putri bermimpi buruk?" Pangeran Jungwon bertanya, raut wajahnya terlihat cemas.

"Ah, tidak. Aku baik-baik saja," ujar sang putri.

"Benarkah?" Pangeran Jungwon tampak tak percaya, tapi jika dipaksa pun dia tidak akan mendapatkan apapun.

Putri Hye Hoon melihat sekeliling dan berakhir pada jendela yang terbuka. Dia beranjak mendekati jendela itu, menatap ke luar, lebih tepatnya menatap langit malam yang dipenuhi jutaan bintang di langit.

"Apa menurutmu Pangeran Lee sudah pergi dari istana ini?"

Mendengar pertanyaan itu Pangeran Jungwon lantas berdiri, menatap punggung Putri Hye Hoon yang terlihat rapuh. Sepertinya apa yang dia dengar selama ini benar, Putri Hye Hoon adalah satu-satunya kelemahan Pangeran Lee sedangkan sang putri sendiri tidak berniat menetap dengan sang pangeran. Entah apa yang menjadi alasan Putri Hye Hoon tak ingin bersanding dengan Pangeran Lee, padahal selama ini, yang diketahui oleh Pangeran Jungwon bahwa keduanya terlihat saling mencintai.

"Sepertinya, Pangeran Lee tidak akan pergi begitu saja, Yang Mulia."

Putri Hye Hoon tercekat ketika satu kalimat itu lolos begitu saja dari Pangeran Jungwon. Perlahan Putri Hye Hoon berbalik, memandang sang pangeran dengan pandangan bertanya.

"Kenapa..."

"Saya sudah tahu bahwa Yang Mulia merupakan Putri tunggal kerajaan SHINEE. Tapi mengapa tidak ada seorang pun di istana ini yang memperlakukan Anda selayaknya seorang bangsawan? Apakah karena kak Jay?"

"Sejak kapan kau mengetahui hal itu?" Suara Putri Hye Hoon terdengar berbeda dari sebelumnya. Sorot matanya yang dulunya hangat pun menjadi sangat dingin dan tajam.

Tidak penting menanyakan darimana Pangeran Jungwon tahu akan hal itu, alangkah baiknya jika Pangeran Jungwon memberitahu sejak kapan dia mengetahuinya. Dengan begitu, Putri Hye Hoon bisa waspada.

Menghembuskan nafas berat, Pangeran Jungwon tertawa kecil. "Menurut Yang Mulia, kenapa selama ini saya bersikap baik kepada Sunoo?" Dia tidak menjawab, sebaliknya dia mengajukan sebuah pertanyaan menjebak yang membuat Putri Hye Hoon kehilangan kata-katanya.

Kalau diingat kembali bagaimana selama ini Pangeran Jungwon sangat melindungi Pangeran Sunoo, bukankah itu adalah hal yang wajar sebagai seorang saudara? Lagipula mereka benar-benar bersaudara walau dari rahim yang berbeda. Dimana letak kesalahannya? Lalu, kenapa Pangeran Jungwon mengaitkan Pangeran Sunoo dengan Putri Hye Hoon?

"Kerajaan SHINEE dianugerahi dua putra dan satu putri ketika perang antar kerajaan itu terjadi. Dari informasi yang kini kumiliki, Yang Mulia adalah putri tunggal dari Kerajaan SHINEE. Tetapi dimana kedua saudaramu yang lain, Yang Mulia? Selama ini saya mencari tahu bagaimana dan kenapa seorang putri yang memiliki kerajaannya sendiri harus tinggal di kerajaan orang lain? Terlebih di kerajaan sekutunya sendiri, kenapa hal itu bisa terjadi?"

Putri Hye Hoon tak kuasa menyembunyikan keterkejutannya mendengar penjelasan Pangeran Jungwon. Bagaimana Pangeran Jungwon bisa menebak semuanya dengan benar? Semua perkataan yang dilontarkan oleh Pangeran Jungwon membuat Putri Hye Hoon tak bisa berkutik. Kalau begini, apakah sudah seharusnya ia mengatakan yang sebenarnya kepada Pangeran Jungwon agar tidak terjadi kesalahpahaman antar kerajaan?

Pangeran Jungwon tersenyum, "Tenangkan dirimu Yang Mulia, saya tidak sebodoh itu untuk menyebarkan infomasi ini kepada khalayak umum. Tapi melihat reaksi Anda, sepertinya memang benar ada sesuatu di kerajaan ini yang tidak saya ketahui sampai Anda merelakan diri Anda sendiri untuk bertahan di kerajaan ini," ujarnya.

Knock.. knock..

Putri dan Pangeran itu spontan menoleh ke sumber suara, mendengar ketukan pintu membuat keduanya waspada, berharap yang mengetuk pintu bukanlah Pangeran Lee. Dengan hati-hati Pangeran Jungwon melangkah mendekati pintu, menurunkan kayu yang menghalangi pintu dan menarik gagang pintu yang terbuat dari kayu itu.

"Ternyata benar, kalian ada disini."

Putri Hye Hoon tersentak mendengar suara itu, dia segera berlari menghampiri Pangeran Jungwon. Indra penglihatnya menangkap siluet pakaian seorang bangsawan yang tak asing baginya. Sembari mengamati pakaian itu, Putri Hye Hoon tersenyum dan menghembuskan nafas lega.

"Putri Hye Hoon, kau berutang penjelasan padaku."

Dia Pangeran Jay.

"Sesuai keinginanmu, Yang Mulia." Putri Hye Hoon menundukkan kepalanya, bersikap sopan kepada Pangeran Jay.

"Kakak!" Seru Pangeran Sunoo yang berdiri di belakang Pangeran Jay.

Putri Hye Hoon tersenyum lega melihat Pangeran Sunoo yang tampak bahagia ketika bertemu. Tanpa memedulikan keberadaan Pangeran Jungwon dan Pangeran Jay, Putri Hye Hoon berlari menghampiri Pangeran Sunoo dan memeluknya.

"Tolong maafkan aku. Seandainya aku tidak berada di istana ini, mungkin saja kejadian di malam ini tidak akan pernah terjadi," ucap Putri Hye Hoon penuh rasa sesal.

Pangeran Jay menghembuskan nafas kasar. "Tenangkan dirimu, ini bukan sepenuhnya kesalahanmu. Dia saja yang tidak dewasa sehingga langsung mendatangi istana ini tanpa memikirkan apapun lagi," ucapnya.

Bugh

Ketiga pangeran dan satu putri yang berada di ruangan itu tampak waspada saat mendengar suara seperti seseorang yang jatuh ke lantai. Mata mereka memencar, berusaha mencari mengikuti asal suara yang mereka dengar tadi.

"Sepertinya disini ada penyusup, akan lebih baik kalau kita segera pergi ke tempat yang aman."

Sesuai perintah Pangeran Jay, semuanya bergegas menuju aula untuk meminta bantuan para pengawal agar memperketat penjagaan di istana. Tak sedikit pengawal yang berjaga di depan kamar tidur ketiga pangeran dan satu putri itu. Bahkan di setiap tempat yang gelap pun diberikan lentera untuk membantu penerangan disana.

Di balik kamarnya, Pangeran Sunoo memandang lemari besar yang berada di sudut ruangan. Pangeran Sunoo menghela nafas panjang, ia melangkah dengan hati-hati mendekati lemari itu. Lemari yang sudah tampak usang namun masih bisa digunakan.

Tangan Pangeran Sunoo bergerak meraih gagang lemari dan menariknya perlahan untuk membuka lemari itu. Begitu lemari terbuka sepenuhnya, Pangeran Sunoo langsung beradu pandang dengan seseorang yang bersembunyi disana.

"Semuanya sudah kacau disini. Segeralah kembali dan perbaiki semuanya, kumohon."

7 PRINCE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang