Pagi itu, langit Ravellion begitu jernih dengan sinar matahari yang menyorot lembut ke jalan-jalan berbatu. Theodore melangkah keluar dari istana dengan langkah santai, meski jauh di dalam hatinya, ia menyadari bahwa beberapa pengawal tetap mengawasinya dari kejauhan. Lord Aldrich akhirnya mengizinkannya pergi tanpa pengawalan ketat, tapi tetap dengan pengawasan yang tidak mencolok.
Theodore mengenakan pakaian sederhana, jauh dari kemewahan yang biasa ia kenakan di dalam istana. Kemeja putih dengan lengan panjang yang sedikit menggembung di pergelangan, rompi biru tua dengan bordiran sederhana, serta celana panjang cokelat gelap yang tidak mencolok. Sebuah mantel panjang berwarna abu-abu tua menutupi sebagian tubuhnya, melindunginya dari angin pagi yang sejuk. Dengan tampilan ini, ia lebih terlihat seperti seorang akademisi atau pemuda dari keluarga pedagang dibanding seorang putra mahkota.
Ia berjalan perlahan melewati jalanan utama ibu kota. Batu-batu besar yang tertata rapi di jalan terasa dingin di bawah sepatunya. Sepanjang jalur, rumah-rumah dengan desain gothic berdiri megah, beberapa dengan jendela kaca patri yang menampilkan ukiran kisah-kisah lama. Banyak toko sudah mulai buka, menampilkan berbagai barang mulai dari kain, perhiasan, hingga makanan khas kerajaan.
Di sisi jalan, beberapa anak kecil bermain sambil tertawa, melempar kelereng di atas tanah yang sedikit lembab akibat embun pagi. Seorang ibu tua menjual roti hangat dengan aroma yang menggoda. Theodore berhenti sejenak, membiarkan indranya menangkap suasana sekitar yang begitu hidup. Sesuatu yang tidak pernah ia rasakan di dalam istana.
Ia melanjutkan perjalanannya menuju sebuah taman kota yang tidak jauh dari pusat pasar. Taman ini dikelilingi oleh pagar besi rendah dengan bangku-bangku kayu yang tertata rapi di sepanjang jalur setapak. Pohon-pohon ek tua memberikan keteduhan, dedaunannya berguguran tertiup angin, menambah nuansa tenang di pagi hari. Theodore melihat beberapa pasangan lanjut usia duduk berbincang, sementara beberapa pemuda sibuk membaca buku di bawah pohon.
Sesekali, ia memperhatikan wajah-wajah penduduk yang berlalu lalang. Beberapa dari mereka terlihat lelah, ada juga yang tersenyum ramah saat melewatinya. Theodore menyadari bahwa meskipun Ravellion dikenal sebagai kerajaan yang kuat dan kaya, tetap ada bagian dari rakyat yang hidup dalam ketidakpastian.
Perjalanannya membawanya ke sebuah kedai teh kecil di sudut jalan. Aroma teh herbal bercampur madu menyeruak ke udara. Ia memutuskan untuk duduk di salah satu kursi kayu di luar kedai, memesan secangkir teh, dan menikmati pagi tanpa beban statusnya sebagai putra mahkota.
Saat menyesap teh hangat, Theodore memperhatikan seorang pedagang yang sibuk menawarkan barang dagangannya kepada para pembeli. Ia menjual berbagai macam kain sutra dan linen berkualitas tinggi, kemungkinan besar berasal dari Tanah Aurion bagian selatan. Theodore mengenali motif-motif khas Lunar di beberapa kain yang dipajang. Hal ini membuat pikirannya kembali ke Isabella dan Jay yang telah kembali ke Lunar.
Ia menarik napas panjang dan melanjutkan perjalanannya ke distrik lain. Jalan yang ia lalui mulai menanjak, mengarah ke bagian kota yang lebih tinggi di mana terdapat beberapa rumah bangsawan kecil. Dari sini, ia bisa melihat pemandangan lebih luas ke arah ibu kota.
Sebuah gereja tua berdiri megah di kejauhan, dengan menara tinggi yang dihiasi lonceng besar. Suaranya akan menggema di seluruh kota saat tengah hari tiba. Theodore tahu bahwa gereja ini memiliki sejarah panjang, menjadi saksi bisu banyak generasi yang datang dan pergi.
Ketika ia menuruni jalanan sempit yang dipenuhi rumah-rumah kecil, ia melewati seorang gadis kecil yang sedang memainkan biola. Melodinya lembut, nyaris menyayat hati. Penduduk sekitar berhenti sejenak untuk menikmati permainannya, beberapa bahkan melemparkan koin ke dalam topi kecil di depannya. Theodore ikut berhenti, merasakan nada-nada yang terasa akrab di telinganya, mungkin lagu rakyat yang sering dimainkan di dalam istana, tapi terasa jauh lebih hidup di tangan si gadis kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCES
RomansIni adalah cerita tentang 7 pangeran tampan yang berasal dari kerajaan berbeda. 7 pangeran tampan yang siap memberikan sejuta kisah dari masing-masingnya. Ini adalah cerita yang akan membawamu menuju 7 dunia yang berbeda. Apakah kamu siap? ••••••••...