Chapter 12: Jamuan Kata dan Sikap

155 13 0
                                    

Pada hari berikutnya, di St. Britannia sedang berlangsung kelas Etiket & Tata Krama. Ruangannya terletak di salah satu aula besar di gedung utama, dengan langit-langit tinggi yang dihiasi lampu gantung kristal. Dindingnya berlapis panel kayu gelap dengan ukiran klasik, sementara jendela besar di satu sisi ruangan memungkinkan cahaya alami masuk, memberikan suasana yang mewah namun tetap kondusif untuk pembelajaran.

Total ada 24 siswa dalam kelas ini, yang terdiri dari 12 putra bangsawan dan 12 putri bangsawan. Siswa duduk berpasangan sesuai dengan kedudukan sosial mereka. Baris pertama paling depan di meja kiri diisi oleh putra mahkota, sedangkan di meja kanan diisi oleh putri mahkota. Baris kedua diisi oleh putra dan putri adipati. Baris ketiga diisi oleh putra dan putri markis. Baris keempat diisi oleh putra dan putri baron.

Di bagian depan ruangan, tepatnya di dekat papan tulis besar yang bertuliskan materi pelajaran hari ini, berdiri seorang Madame bernama Geneviève Beauregard. Di sisinya terdapat sebuah panggung kecil yang biasa digunakan untuk demonstrasi etiket dan tata krama.

Madame Geneviève melangkah anggun ke tengah ruangan, pandangannya menyapu para siswa yang duduk tegap dengan tangan terlipat di atas meja. "Hari ini, kita akan membahas dasar-dasar etiket yang membentuk citra seorang bangsawan sejati," ucapnya dengan suara tenang namun berwibawa.

Di papan tulis, tertulis tiga poin utama:

1. Sikap & Pembawaan Diri

2. Berbicara dengan Kehormatan

3. Tata Krama dalam Jamuan Makan

Madame Geneviève kemudian tersenyum tipis, "Etiket bukan sekadar peraturan, tetapi cerminan dari martabat dan penghormatan kepada diri sendiri maupun orang lain."

Para siswa mulai mencatat dengan saksama. Sementara beberapa tampak antusias, ada juga yang terlihat bosan dengan aturan ketat ini. Namun, semua tetap diam dan memperhatikan—tidak ada yang berani menunjukkan sikap tidak sopan di depan guru yang terkenal disiplin ini.

Setelah Madame Geneviève menjelaskan materi dasar tentang etiket dan tata krama, ia menutup bukunya dan menatap seisi kelas dengan penuh wibawa. "Baiklah, itu adalah teori dasarnya. Sekarang, mari kita lihat sejauh mana pemahaman kalian," ucapnya.

Ia melangkah ke tengah ruangan, tatapannya menyapu para siswa yang duduk sesuai dengan kedudukan mereka.

"Mari kita mulai dengan contoh sederhana. Tuan Theodore, jika Anda menghadiri jamuan makan resmi sebagai perwakilan kerajaan, apa yang pertama kali Anda lakukan setelah tiba di meja makan?" Madame Geneviève bertanya, sorot matanya tertuju pada Theodore yang duduk di barisan depan.

Theodore, yang duduk dengan postur tegap, menjawab dengan tenang. "Saya akan menunggu tuan rumah atau tamu kehormatan mengambil tempatnya terlebih dahulu. Setelah itu, saya menunggu isyarat untuk duduk, lalu meletakkan serbet di pangkuan sebelum menyentuh peralatan makan," jawabnya dengan suara tenang.

Madame Geneviève mengangguk puas. "Jawaban yang sangat baik, Tuan Theodore." Lalu, ia beralih ke bagian siswa putri. "Nona Isabella, jika seseorang dari status lebih rendah mengundang Anda berbicara dalam sebuah acara, bagaimana respons yang tepat?"

Isabella yang sejak tadi mendengarkan dengan saksama, tersenyum tipis sebelum menjawab. "Saya akan menjawab dengan sopan namun tetap menjaga batasan. Saya akan menunjukkan bahwa saya mendengar mereka tanpa terlalu membiarkan percakapan menjadi terlalu akrab."

Madame Geneviève tersenyum puas setelah mendengar jawaban yang diberikan oleh Isabella, lalu menoleh ke arah siswa lainnya.

"Sangat baik. Kelas ini penuh dengan calon pemimpin yang memahami posisi mereka. Namun, teori saja tidak cukup. Kini, kita akan berlatih dalam simulasi kecil." 

7 PRINCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang