Chapter 1

708 36 0
                                    

12 Januari 1867

Di Kerajaan SPARK sedang dilaksanakan sebuah pesta pengangkatan Raja James Sim. Pesta itu dihadiri oleh beberapa raja dan ratu dari kerajaan tetangga.

Beberapa diantara mereka adalah partner dagang. Tapi ada juga yang hanya diundang sebagai teman dan keluarga.

Namun di tengah pesta yang megah itu, ada seorang pemuda tampan hanya berdiam diri di balik tirai. Menyembunyikan wajahnya dari kalangan orang banyak, entah apa alasannya.

Setelah merasa cukup lama berdiam diri disana, pemuda itu pun lantas pergi meninggalkan tempat itu. Dia berjalan menuju tempat yang sepi dan jauh dari pandangan orang.

"Sunghoon!"

Langkah pemuda itu terhenti. Dia menatap lurus ke depan, memandang seorang pemuda lain yang kini tengah berjalan menghampirinya.

"Sedang apa kau disini? Kenapa kau tidak ke pesta?" tanya pemuda itu.

Pemuda bernama Sunghoon itu pun menghendikkan bahunya acuh.

"Pesta itu hanya untuk orang dewasa. Aku bukan salah satu dari mereka," kata Sunghoon.

Mendengar jawaban Sunghoon membuat pemuda itu tergelak.

"Kau bercanda? Disana ada para putri dari kerajaan lain."

Sunghoon menaikkan sebelah alisnya. "Lalu?"

Pemuda itu menghela. "Lalu, apa kau tidak tertarik?" tanya pemuda itu.

Sunghoon menggeleng. "Tidak," tegasnya.

"Kenapa?"

"Tidak ada yang cantik."

Setelah mengatakan itu, Sunghoon lantas pergi meninggalkan pemuda itu yang masih terkejut mendengar jawaban Sunghoon.

Jujur saja, para putri dari kerajaan-kerajaan besar itu sangatlah cantik. Tapi Sunghoon, dia tidak tertarik.

👑

"Pangeran Jake!"

Seorang pemuda yang tengah memandangi taman kerajaan pun menoleh. Sebuah senyum manis terukir di wajah pemuda itu--ah tidak, dia adalah seorang Pangeran.

Pangeran Jake Sim.

"Jay! Temanku," seru Pangeran Jake pada seorang pemuda yang tadi memanggilnya dan kini sudah berdiri di hadapannya.

Pemuda itu tergelak mendengar seruan Pangeran Jake.

"Jangan memanggilku dengan sebutan itu. Kalau ada yang mendengarnya, bagaimana?"

Pangeran Jake pun tertawa melihat wajah panik dari temannya.

"Baiklah, baiklah. Akan kupanggil dengan benar, Pangeran Jay."

Pangeran Jay pun tersenyum. Dia tidak peduli dengan jabatannya, hanya saja berada di lingkungan yang bukan miliknya tentu saja membuatnya harus menggunakan jabatannya untuk bisa dikenali orang lain.

Jika dirinya tidak dikenali oleh orang lain, nyawanya bisa terancam.

"Ada apa?" tanya Pangeran Jake.

"Tidak ada. Aku datang karena bosan," jawab Pangeran Jay.

"Tapi disana ada pesta yang bisa menjamu dirimu dan memperkenalkanmu pada para putri dari kerajaan lain."

Pangeran Jay menggeleng. "Menurutku, pesta itu sama sekali tidak seru."

Pangeran Jake mengangguk pelan. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan perkataan Pangeran Jay. Dia pun membenarkan apa yang dikatakan temannya itu.

Pesta pengangkatan Raja James Sim benar-benar membosankan untuk para pangeran. Tapi mungkin tidak untuk para putri yang bisa mendekati para pangeran tampan.

Kapan lagi bisa bertemu para pangeran dari kerajaan lain? Hanya di saat-saat seperti ini para putri dan pangeran bisa saling bertemu.

"Dimana adikmu?"

Dengan alis bertaut bingung, Pangeran Jay bertanya.

"Adik yang mana?"

Pangeran Jake tertawa kecil. "Kau hanya punya satu adik, kenapa bertanya?" tanya Pangeran Jake disela tawanya.

Mendengar hal itu membuat Pangeran Jay ikut tertawa.

"Ah iya, dia juga ikut. Dia sedang bersama Ayah," ucap Pangeran Jay menjawab pertanyaan Pangeran Jake sebelumnya.

Pangeran Jake mengangguk singkat.

"Bagaimana denganmu?" Pangeran Jay bertanya.

"Kenapa denganku?"

"Adikmu. Bagaimana?"

"Aku tidak punya adik."

Pangeran Jay tergelak. "Jangan bergurau," katanya.

"Aku tidak bergurau," kata Pangeran Jake sembari melirik tajam Pangeran Jay.

Pangeran Jay diam, sedikit terkejut melihat perubahan sikap Pangeran Jake. Sepertinya, membahas perihal adik adalah hal yang sensitif untuk Pangeran Jake.

Tak ingin memandangi Pangeran Jake yang sedang menahan amarahnya, Pangeran Jay pun memandang ke arah lain. Namun sialnya, dia malah bertemu pandang dengan seseorang yang berdiri tak jauh dari mereka.

Pangeran Jay melirik Pangeran Jake yang sepertinya belum menyadari kehadiran orang itu. Pangeran Jay gelisah. Tidak, dia tidak gelisah memikirkan bagaimana reaksi Pangeran Jake jika melihat orang itu.

Yang membuat Pangeran Jay gelisah yaitu apakah orang itu mendengar pembicaraan mereka atau tidak?

Walaupun kemungkinan terbesarnya adalah pembicaraan mereka di dengar oleh orang itu, tapi tetap saja Pangeran Jay berharap jika orang itu tidak mendengarnya.

Karena orang itu adalah adik yang disembunyikan oleh Pangeran Jake.

7 PRINCE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang