[26] FASE MENGUSIK RINDU

143 25 14
                                    

"Biarin aja perasaan gue ke lo tetep kayak gini. Gue masih bisa jatuh cinta sendirian, kok."

***

Malam telah larut. Di sebuah ruangan yang hanya mendapat penerangan dari lampu tidur, terlihat seorang lelaki yang tengah memetik senar gitarnya. Alunan lagu terdengar merdu di telinga. Tak lupa, lelaki tersebut mengunggah video dirinya yang sedang bernyanyi ke status WhatsApp dan cerita Instagram.

"Sudah berapa lama aku menunggu jawaban darimu."

Rafka memutar kembali video yang telah diunggahnya. Dalam video hanya terlihat jari-jari tangannya yang sedang memetik senar gitar. Videonya terlihat sangat estetis dengan tema yang agak gelap.

"Sampaikah kepadamu kata-kata yang kurangkaikan. Agar kau tahu perasaanku yang telah lama terpendam. Inilah yang kurasakan."

Dalam video, suara Rafka terdengar menghayati saat menyanyi. Alunan gitar yang sengaja dipelankan menambah ketenangan saat mendengarnya. Dia menyanyikan lagu The Overtunes feat Monita Tahela yang berjudul Bicara.

Setelah memutar video tersebut, Rafka menyimpan kembali gawainya di atas meja. Lelaki itu fokus bernyanyi lagi dengan lagu yang berbeda. Tak berselang lama, satu notifikasi Whatsapp berhasil membuat fokus Rafka terpecahkan.

Rafka terkejut saat melihat deretan notifikasi dari seseorang yang ditunggunya. Tanpa berpikir panjang, dia membaca pesan dan membalasnya. Tak lupa lelaki itu memasang wajah yang bahagia.

Adinda Amira
Bagus suaranya
Berbakat juga
Kenapa nggak nyoba ngeggonjreng di lampu merah Ka?

Baru saja hatinya bahagia, pesan terakhir Meira membuat Rafka sedikit sebal. "Nyebelin 'ni anak. Udah ngilang seminggu, dateng-dateng malah ngatain," ucap Rafka bermonolog di kamarnya.

Rafka
Udah malem bukannya tidur malah ngatain

Adinda Amira
Belum ngantuk
Baru bisa rebahan

Rafka
Gue telpon
Boleh ga?

Adinda Amira
Boleh
Gue ngambil headset dulu

Setelah menunggu beberapa saat, Meira menelepon Rafka. Dengan suara khasnya, gadis tersebut mulai membuka percakapan. "Halo, dengan siapa di sana?" tanya lembut.

Rafka tersenyum sebentar. Dia senang bisa mendengar lagi suara gadis tersebut. "Halo, dengan Rafka di sini," ucap Rafka dengan suara maskulinnya.

Setelah itu, raut wajah Rafka kembali datar karena mengingat dirinya yang sedang kesal. "Pas udah nyampe sana kenapa enggak ngasih kabar? Terus, lo ke mana aja satu minggu enggak buka WhatsApp? Emang tangan lo nggak gatel pengen sosmedan, gitu?" tanya Rafka beruntun.

"Untung gue inisiatif biar lo nge-share loc ke gue waktu itu. Jadinya gue tau lo udah nyampe atau belum," ucap Rafka lagi yang sepertinya masih ingin mengomel.

"Aduh, mohon bersabar. Ini bukan ujian, tapi meluapkan rasa kekesalan," ucap Meira yang masih ingin bercanda.

Rafka dan Meira asyik menyematkan panggilan. Meski sang lelaki masih merajuk karena tak diberi kabar. Sementara perempuannya, membujuk dengan candaan.

Semakin malam, pembahasannya semakin mendalam. Mereka mulai bertukar cerita. Rafka mempertanyakan kegiatan gadis itu selama satu minggu ke belakang. Dengan perasaan senang, Meira menceritakan semuanya secara detail.

FASE RASA [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang