[29] FASE RASA

409 30 18
                                    

Kala rasa, telah berada di fase dewasa.

***

Beberapa saat, hening menerpa. Meira memerhatikan adik laki-lakinya yang sudah ada di atas pohon kelapa. Sementara Rafka, sedang bergelut dengan pikirannya sendiri. Ada sesuatu yang ingin diungkapkan, tetapi sulit untuk dibicarakan.

"Oh, iya, Din." Rafka seakan tertahan saat ingin mengungkapkan sesuatu. "Menindaklanjuti hubungan kita ...." Rafka menatap Meira dahulu sebelum melanjutkan perkataannya.

Meira menoleh ke arah lelaki di sampingnya. Gadis tersebut menatap Rafka seakan menunggu lanjutan kalimatnya. Gadis tersebut tak berharap apa pun dari ucapan Rafka barusan.

Rafka terlihat gugup. Giginya beradu menahan ucapan yang ingin dilontarkan. Sebelum melanjutkan, Rafka malah senyum-senyum sendiri.

"Kak Mei! Nih, kelapanya udah ada," seru Rian dari bawah pohon kelapa.

Rafka terlihat mengembuskan napasnya lega. Satria dan Jingga berjalan ke arah Meira dan Rafka seraya menenteng dua kelapa muda. Sesampainya di gubuk, Rian mengupas kelapa menggunakan golok yang sedari tadi ditentengnya. Empat remaja sisanya hanya memerhatikan keahlian anak lelaki yang lebih muda dari mereka, tetapi sudah serba bisa.

Selagi menunggu Rian mengupas kelapa, Meira mengambil cangkir yang terbuat dari kaleng seng. Kalau sekarang, biasa disebut cangkir enamel. Tak lupa gadis itu membawa sendok untuk memarut kelapanya.

Lima orang remaja itu dengan bahagia menikmati suasana sore hari di sawah. Bercanda ria seraya memakan kelapa muda yang masih segar. Melupakan sejenak permasalahan yang ada.

Rian yang pada dasarnya mudah bergaul, jadi nyambung saat berbincang dengan teman-teman Meira. Walaupun mereka lebih tua darinya. Anak lelaki itu benar-benar dambaan gadis seumurannya.

***

Dua bulan telah berlalu. Meira, Rian, Bu Risa, dan Pak Wijaya sudah benar-benar pindah ke Jakarta. Mereka meninggalkan Rini dan kenangannya di Bandung. Semoga, ini menjadi awal untuk keluarga mereka agar lepas dari keterpurukannya.

Sudah satu bulan Meira kuliah lagi. Mengingat Jakarta yang sering macet, gadis itu memutuskan untuk singgah di dua tempat. Dia tetap ngekos, tetapi akan pulang ke rumah ayahnya saat tidak ada jadwal kuliah.

"Din, aku jemput, ya. Tunggu di kosan aja, aku bawa motor," ucap seseorang di seberang sana dengan suara gemuruh angin. Sepertinya, dia mengirim pesan suara seraya mengendarai kendaraan.

Meira
Ih 😠
Lagi bawa motor kok malah nge vn

"Iya, Sayang. Ini sekali lagi nge-VN, kok," ucap Rafka lagi melalui pesan suara.

Meira hanya tersipu mendengar voice note dari Rafka. Kini, gadis itu sudah bahagia. Meski telah ada yang hilang dari kehidupannya.

Rafka dan Meira telah resmi menjalin hubungan. Sudah satu bulan lamanya. Sejak Meira pindah ke Jakarta, tetapi sebelum masuk kuliah.

***

Satu bulan yang lalu, Rafka berkunjung ke rumah Meira yang baru. Jarak antara rumah Rafka dan Meira, sama seperti jarak dari kampus ke rumah Rafka. Lelaki tersebut disambut baik oleh keluarga Meira. Seperti halnya Meira yang disambut baik oleh keluarga Rafka saat itu.

Malam ini, Rafka dan Meira sedang berada di rooftop rumah Meira. Keduanya saling bercerita. Awalnya, Rafka menceritakan perihal kakaknya yang kini telah menjalin asmara dengan Fia, teman dekat Farhan. Sebenarnya, Meira tidak begitu tertarik mendengar cerita tentang Farhan. Namun, saat Rafka menceritakan perihal dirinya dan Farhan rebutan Meira, gadis tersebut mulai penasaran.

FASE RASA [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang