7

13 2 0
                                    

Perhatian:

Diharapkan untuk membaca bagian Disclaimer and Warning terlebih dahulu ^^

***

Triiingggg!!!

Bel istirahat berbunyi. Ankara, Kanaya, Amara, Viola, dan Raya, keluar kelas, untuk berjalan menuju kantin. Hal utama yang mereka datangi, adalah warung mba Kinan. Kanaya, membeli sebuah kebab seperti biasa. Lalu Anka, memilih beberapa makanan kecil, dekat kulkas.

"Ngga beli kebab, An?" tanya Kanaya.

"Nggaa, gue tadi cuma bawa lima ribu selembar. Satunya lagi ngga kebawa deh kayanya," jawab Anka.

"Berarti masih di atas kulkas?"

"Iyyaa," jawabnya sembari menyodorkan lima ribu di genggamannya.

Jajanan di mba Kinan itu murah meriah. Cukup tiga ribu sudah mengisi perut yang terasa kosong.

"Mau minjem uang gue dulu nggak?" tawar Kanaya.

"Enggaa,"

"Yaudah deh, gue traktir," tawar Kanaya lagi. Ankara tersenyum lebar dibuatnya.

"Engga perlu, Nay. Gue segini juga udah cukup ko," jawab perempuan yang satu itu.

"Serius, ya?" tanya Kanaya memastikan.

"Iyaiyaiya,"

"Anka," panggil Kinan.

Kinan adalah pemilik dari koperasi sekolah, yang juga menjual beberapa makanan ringan, juga snack snack kecil seperti di warung luar. Bedanya, di dalam koperasi itu, juga menyediakan seragam, topi, ikat pinggang, dasi, dan alat tulis.

"Iya, mba?" sahut Anka.

"Ini, kemarin kan kamu beli kebab satu ngga ada kembaliannya. Jadi di mba masih ada lima ribu duit kamu," ucap Kinan.

"Loh, masa iya, mba?" tanya Anka. Jujur, dirinya selalu lupa kalau sudah menyangkut hal-hal seperti ini.

"Iyaa.. Dua atau tiga hari yang lalu gituu," jawab Kinan.

"Mba Kinan tadi nggak dengerin obrolan aku sama Kanaya, kann??" tanya Anka.

"Hetdeh, enggaakk. Orang banyak pembeli gini mana sempet nguping? Udah dipanggil duluan kali saya," jawab Kinan. Perempuan itu sudah menyodorkan selembar uang berwarna kuning kecokelatan. Ankara mengangguk tersenyum.

"Okelah kalau gitu. Anka terima ya uangnya?" ucap Anka.

"Iya An,"

"Makasih mbaaa," jawab Ankara tersenyum lebar.

"Sama-samaaa,"

"Nggak beli kebab?" ucap Kanaya.

"Enggak,"

"Kan udah ada lima ribu lagi?"

"Bosen juga kali makan kebab tiap saat," jawab Ankara memelas.

"Oya lu kan anaknya bosenan," sarkas Kanaya.

"Matamu?"

"Oya kecuali sama Al—"

"Habisin dulu lah kebabnya," potong Ankara. Iya sudah menyelinapkan kebab ke dalam mulut Kanaya.

"Tai tai, temen gue kaya tai," ucap Kanaya.

"Lo bisa nggak, sehari ngga ngomong kasar?" ucap Viola tiba-tiba.

"Ngaca," jawab Kanaya.

"Yeh anj—"

"Lo bisa nggak, sehari ngga ngomong kasar?" potong Kanaya.

Vermeiden [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang