19

5 1 0
                                    

Perhatian:

Diharapkan untuk membaca bagian Disclaimer and Warning terlebih dahulu ^^

***

"Guysss ayo yang nari kita latihan duluuu," ucap Cika selaku ketua tim.

"Iya nihh hayuu, udah h min dua," sahut Caca.

"Ayooo," jawab Anka dan Kanaya bersamaan.

"Dini kemana?" tanya Caca.

Anka tadi sempat melihat Dini keluar kelas. Jadi dia bersuara untuk menjawab pertanyaan Caca.

"Kayanya tadi ke kantin? Jajan dulu mungkin, buat makan siang."

"Oalaaa, okedeeh. Kalian nggak mau ke kantin juga? Kita istirahat dulu deh, baru mulai. Pasti pusing banget kan tadi, jam terakhit matematika," ucap Cika.

"Gue udah makan kok waktu istirahat kedua," jawab Kanaya.

"Gue jugaa,"

"Me too," sahut Anka dan Caca bersamaan.

"Okedeh, berarti kita nunggu Dini dulu aja yaa?"

"Iyess," jawab Kanaya sembari mengacungkan jempolnya.

Setelah percakapan itu, hampir beberapa orang di dalam kelas itu melakukan kesibukannya masing-masing. Viola, Raya, dan Amara, juga masih berada di dalam kelas. Viola tengah membuat sketsa lukisan, Amara sedang membuat puisi, dan Raya tengah menonton anime Kuroko No Basuke.

Sementara itu, Anka dan Kanaya masih menyelesaikan buku bacaannya.

"Anka," panggil seseorang.

Membuat Kanaya yang posisinya duduk di samping kanan Anka, menoleh terlebih dahulu.

"Ngapain?" tanya Kanaya.

"Mau minta ajarin Anka," ucap orang itu.

Anka mengangkat kepalanya. Melihat sosok Keano yang agaknya terasa sok akrab akhir-akhir ini. Iya, dia memang ingin mencoba untuk sedikit terbuka dan bisa berkomunikasi dengan banyak orang. Tapi kok Keano ini, perasaan dari tadi ngajak dia ngobrol mulu? Padahal sebelumnya nggak pernah sama sekali.

"Anka kan mau latihan nari?" ucap Kanaya, seolah-olah bertanya, apakah Keano tadi tidak mendengar pembicaraan soal latihan nari?

Iya kalo dia tadi di luar kelas, nggak denger, jadi nggak tau. Lah ini kan dari tadi di dalam. Baru aja muncul batang hidungnya.

"Oh iya ya.. Yaudah, kalo pulang bareng mau nggak?" tanya Keano lagi.

"Freak lo anjir. Sebutin aja deh, maksud dan tujuan lo kesini apaan," ucap Kanaya emosi. Sementara Anka masih bingung ingin mengeluarkan respon apa.

"Ngajak pulang bareng?"

"Anka sama pawangnya brotherr," sahut Amara dari jauh.

"Gue nanya Anka sih, bukan lo," jawab Keano.

Kanaya terkikik geli. Bukan mentertawakan Amara yang mendapat respon seperti itu. Tapi bagaimana Keano ini terasa sedikit menyebalkan.

"Gue pulangnya sama Alfi," jawab Anka akhirnya.

"Cieeee!!!" sahut anak-anak yang berada di kelas ituu.

"Eh eh ini kan kita masih anak smp ya, terus udah suka-sukaan sama lawan jenis. Namanya tuh ape sieee???" tanya Caca.

"Cinta monyettt," jawab Amara keras.

"Kita setel lagu cinta monyet keren kali yaa?"

"Setel aja woiii, anak kelas lain udah pada balik semuaa," jawab Viola heboh.

Vermeiden [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang