15

9 1 0
                                    

Perhatian:

Diharapkan untuk membaca bagian Disclaimer and Warning terlebih dahulu ^^

Ceritanya lagi jalan-jalan ke Perpusnas niih merekaa hehehe

(buat yang belum tau Perpustakaan Nasional a.k.a Perpusnas, bisa diliat di sini yah)

a Perpusnas, bisa diliat di sini yah)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber foto: Pinterest

***

Stasiun berikutnya, Buaran. Bagi para penumpang yang berada dekat pintu, mohon memberikan jalan kepada penumpang yang hendak turun terlebih dahulu.

Buaran. Hati-hati melangkah. Perhatikan celah peron.

Suara announcer krl commuter line yang ditaiki Anka dan Alfi berbunyi. Membuat keduanya saling pandang menahan tawa. Sama-sama bersemangat menanti petualangan keduanya di Perpustakaan Nasional.

Posisi Anka dan Alfi juga tidak bersebelahan. Anka duduk di pinggir bangku, sedangkan Alfi berdiri di depannya. Sebab, di samping Anka itu seorang ibu-ibu yang tengah mengandung. Dan, karena di samping Anka itu sudah bagian dekat pintu, jadi Alfi memilih untuk berdiri di depan Anka.

"Sebentar lagi!" seru Anka dan Alfi bersamaan.

"Ini sahabatan atau adik kakak? Akur banget," ucap ibu hamil di samping Anka.

"Sahabat bu," jawab Alfi dengan senyum sumringahnya. Disusul Anka dengan anggukan kepala, juga senyum.

"Walah, pantes akur banget. Kalo adik kakak, ibu tebak nggak seakur ini," ucapnya lagi.

"Betul, bu. Saya sama abang saya tiada hari tanpa perdebatan." jawab Alfi tertawa.

"Udah pasti sih itu," jawab ibunya tertawa.

"Adiknya nanti jadi adik atau kakak, bu?" tanya Anka.

"Kakak, nih. Perempuan jenis kelaminnya," jawab ibu itu.

Anka merekahkan senyumnya. Anak ibu ini, di masa depan akan menjadi seperti dirinya. Si perempuan sulung.

"Dia pasti jadi kakak yang super hebat bu. Cantik juga kaya ibunya," ucap Anka tersenyum.

"Kakaknya bisa aja. Makasih banyak loh. Doain semoga dia lahirnya sehat, dan persalinannya berjalan lancar, ya?"

"Aamiin bu, semoga doa doa baik selalu menghampiri ibu dan keluarga." ucap Anka.

Perempuan itu tidak sadar, jika sejak tadi ada sosok yang tengah hangat tersenyum melihatnya.

Stasiun berikutnya, Pondok Jati. Bagi para penumpang yang berada dekat pintu, mohon memberikan jalan kepada penumpang yang hendak turun terlebih dahulu.

Pondok Jati. Hati-hati melangkah. Perhatikan celah peron.

Suara announcer krl commuter line lagi-lagi berbunyi. Membuat obralan antara Anka dan ibu hamil tadi harus berhenti.

Vermeiden [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang