Perhatian:
Diharapkan untuk membaca bagian Disclaimer and Warning terlebih dahulu ^^
Enjoy aja bacanya hehehe, bagian emosinya sedikit lagii
***
"Mau ganti baju, atau ke kantin dulu?" tanya Anka, ketika bel istirahat berbunyi. Pelajaran selanjutnya adalah olahraga. Jadi mau tidak mau, jam istirahat mereka sedikit terpotong dengan acara ganti baju.
"Ganti baju dulu aja nggak sii? Nanti kan kita israhatnya bisa duluan kalo prakteknya udahan," jawab Viola.
"Yaudah, ayo," sahut Amara. Perempuan itu sudah menenteng totebag berisi seragam olahraga, juga beberapa skincare ringan juga minyak wangi andalannya.
"Tapi nanti gue sama Anka balikin buku dulu ya, ke perpus?" ucap Kanaya.
"Yaudah kalo gitu, kalian mau nitip apa? Biar nanti sekalian ke lapangan kalian habis dari perpus," ucap Amara.
"Nah iya tuh, mending gitu," sahut Raya.
"Bisa aja sii, cuma gue bingung mau mesen apa. Nggak mood makan, hehe," jawab Anka tersenyum.
"Wah sama kaya gue," jawab Viola.
"Gini aja, gue nanti beli lumayan banyak. Lo mau ambil yang mana aja silahkan, nanti bayarnya sesuai harga makanan yang lo ambil. Gimana?" tanya Amara.
"Boleh deh boleh,"
"Lo gimana Nay? Mau nitip apa?" tanya Raya kepada Kanaya.
"Gue kaya Anka aja deh," jawab Kanaya.
"Temen gue lagi patah hati siih, gue jadi ikutan nggak mood makan," lanjut perempuan itu.
"Okedeeh. Nanti soal Alfi gue coba tanya ke Karel deh, siapa tau Alfi cerita sama dia," ucap Amara.
"Jangan sedih sedih banget Ann, kita masih disini kok, yakan?" ucap Viola.
"Yess, betul itu An," sahut Raya.
"Dah yu ganti," jawab Kanaya.
Kelima perempuan itu berjalan ke kamar mandi melalui taman belakang. Sedikit melihatkan suasana kelas sembilan satu, dan semakin terlihat karena bagian samping kelas itu, merupakan bagian depan kamar mandi. Sekilas Anka melihat Alfi tengah duduk dengan seorang perempuan, namun terhalang dengan orang yang berlalu lalang.
"An, are you okay? Kayanya lo selain patah hati, lo juga lagi sakit deh," ucap Amara.
"Nggak usah ikut praktek aja apa?" tawar Raya.
"Nggaak, gue sehat koo. Cuma rada loyo aja, jadi nggak perlu sampe skip praktek," ucap Anka tersenyum.
"Yaudah, ini berlima siapa yang mau duluan ganti? Sisa satu bilik," ucap Viola.
"Amara, Viola, sama Raya ajaa. Kalian kan mau ke kantin," jawab Anka.
"Okee, duluan ya, An, Nay," jawab Raya.
"Sipp,"
Setelah masuknya ketiga perempuan itu, Anka duduk di salah satu kursi, yang berada di bagian kosong kamar mandi itu. Menahan tangis yang perlahan keluar dari pelupuk mata gadis itu. Sementara Kanaya sempat keluar kamar mandi, yang menyebabkan dirinya juga melihat keberadaan Alfi yang duduk dengan seorang perempuan. Sehingga Kanaya langsung menutup pintu kamar mandi, takut-takut Anka melihat kejadian itu.
Namun, Kanaya terlambat. Anka bahkan sudah mulai menangis di pojok kamar mandi, sembari duduk, dan menatap foto polaroid yang diambil beberapa menit sebelum dirinya tampil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vermeiden [END]
Teen FictionTernyata persahabatan antara laki-laki dan perempuan, memang sesusah itu ya? Atau hanya perasaan Anka saja? Alfi. Sosok yang berteman dengan Anka sejak duduk di bangku sekolah dasar, selalu berhasil membuatnya merasa bersyukur atas banyak hal di dun...