𝚃𝚠𝚎𝚕𝚟𝚎

1.1K 129 19
                                    

"Hiks hiks pergi hiks sakit hiks ga mau hiks hiks" Al menutup telinganya menggunakan tangan mungilnya dan memejamkan matanya.

"Astaghfirullahhal'azim.. dek, tenang dek.. ini abang Bara" kata Bara mencoba untuk menenangkan adiknya itu.

"Hiks hiks sakit jangan hiks, sakit hiks hiks berhenti hiks" Vano langsung memeluk dan menenangkan keponakannya.

"Sayang.. atur nafasmu, dan bukanlah matamu.. jangan begini, kita sedih liat Al kayak gini" kata Vano

"Hiks hiks jahat hiks jangan hiks sakit hiks hiks" Bara juga ikut memeluk Al, beberapa menit kemudian Al sudah tenang dan hanya terdengar dengkuran Halus, serta isakan yang lirih.

"Udah tidur lagi dad" kata Bara melepas pelukannya.

Vano langsung membaringkan tubuh mungil ponakannya dan mengusap lembut rambut Al.

"Kayaknya Al mengalami amnesia, waktu Daddy cek ada cairan yang masuk ke tubuh Al dan langsung mengenai kepala atau memory yang Al ingat dan mengakibatkan Al amnesia" jelas Vano (aing ngarang ya.. anggep aja ada:D)

"Berarti Al gak kenal kita dong dad?" Tanya Bara menatap damai wajah adiknya.

"Ya seperti yang kamu lihat, saat ia terbangun ia tidak mengenal kita dan ia langsung menangis, sepertinya ia ingat sedikit kejadian waktu orang yang menculik ya itu" jelas Vano di balas anggukan lemah Bara.

"Terus apa ayah sama bunda tau kalo Al disini?" Tanya Bara dibalas gelengan oleh Vano.

"Loh Daddy kenapa gak bilang?! Kasian dong bunda Inne nanti kalo sakit gimana?!! Atau lebih parahnya malah cerai sama ayah Nanda, Daddy pikirin dulu baik baik!!" Kata Bara yang kesal dengan isi pikiran Daddy nya itu.

"Daddy cuma mau kasih pelajaran dikit buat ayah sama bunda" jawab Vano dengan santainya.

"Bodo ah! Kalo terjadi apa apa sama mereka apa lagi sampe mereka pisah! Daddy lah penyebabnya!!" Kata Bara lalu langsung menutup matanya dan kembali tidur memeluk tubuh mungil Al.

"Terserah kau lah anak kecil keras kepala!" Gumam Vano dibalas deheman oleh Bara.

"Idih pura pura tidur" kata Vano menyindir Bara dan..

Bugh

Satu bantal melayang tepat di wajah Vano yang sedang memalingkan wajahnya ke arah jendela yang sudah tertutup dengan gorden.

"Ishh apaan sih! Sana sana tidur di kamar sendiri!!" Kata Vano yang kesal dengan anaknya itu.

☁️☁️☁️

Sementara di rumah sakit, kini Arselo, Ananda, Inne beserta kedua anaknya hanya diam sembari menunggu Ridho membuka matanya.

Mereka semua belum mengantuk dan bersikeras untuk menunggu Ridho sadar.

"Eughh" suara leguhan dari seorang pemuda yang terbaring itu membuat orang yang berada di sana menatapnya.

"Sayang.. ada yang sakit gak? Bunda panggilin dokter ya" kata Inne di balas gelengan lemah oleh Ridho.

"Minum" kata Ridho, dengan sigap Ananda yang berada disana mengambilkan minum yang berada di nakas dan tepat di sampingnya.

"Ada yang sakit gak?" Tanya Ananda mengulangi pertanyaan Inne.

"Gak.. Adek mana? Kok gak disini?" Tanya Ridho yang khawatir dengan adiknya karena terakhir ia ingat adalah adiknya di culik.

"Adek ada di rumah sama maid dan babysitter Ridho gak usah khawatir" Jawab Ananda di balas anggukan oleh Ridho.

Baby Al [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang