𝚃𝚠𝚎𝚗𝚝𝚢 𝚂𝚒𝚡

790 114 20
                                    

Saat ini Al tertidur di pangkuan Ananda setelah Danish menceritakan kejadian masa lalu mereka, tentu keluarga Ryan tau akan hal itu karena mereka sudah sepakat untuk bekerja sama.

"Sebaiknya kalian istirahat, Adek juga udah tidur" kata Airiska lembut.

"Baiklah, dimana kamar kami?" Tanya Ananda pada Ryan yang sedang bersantai di sofa sembari memejamkan matanya.

"Lantai 3 disana ada 5 kamar kosong" Jawab Ryan seakan paham dengan mata Ananda yang mengarah ke arahnya.

Mereka pun beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke lantai tiga untuk beristirahat. kecuali keluarga Diamond yang akan kerja atau belajar di kamar mereka masing-masing.

Btw Raka udah ngacir cari makan di dapur daritadi karena dia gak mau ikut campur.

"Al biar tidur sama kita" kata Ananda pada mereka semua.

"Terserah" mereka pun masuk ke kamar masing-masing yang sudah tersedia, Ananda dan Inne memilih kamar yang lebih luas agar putranya bisa ikut tidur bersamanya.

"Tidurlah, aku akan membersihkan tubuh dulu" kata Ananda pada Inne dan diangguki oleh sang istri.

Ananda pergi ke kamar mandi, sedangkan Inne kini sudah berbaring di samping Al yang tertidur pulas dengan pacifier yang berada di mulut mungil anak itu.

Tadi sebelum masuk, Albert menyumpal bibir mungil Al dengan pacifier dan membuat mereka semua gemas.

"Maafin bunda ya sayang, bunda gak ada niatan buat ninggalin Adek.. kalau aja orang itu tidak berkhianat, pasti ini semua gak akan terjadi sama Adek" jelas Inne lalu mengencup singkat pipi berisi Al dan memeluk Al lalu mereka pun menyelami mimpi mereka masing-masing.

Ceklek

Ananda keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju ke kasur tempat istri dan anaknya sedang tidur, Ananda tersenyum lebar saat ia merindukan anak bungsunya ini berada di dekapannya, dengan Segera Ananda bergabung dengan mereka tanpa memakai baju dan hanya menggunakan celana pendek.

"Mmhnmn" gumam Al membuat Ananda gemas karena gumamaman Al yang terendam oleh pacifier yang menyumpal mulutnya jadi gumamaman itu terdengar tidak jelas.

"Lucunya anak ayah, kangen deh"

Cup

Cup

Cup

Mereka pun tidur dengan berpelukan, Alwi yang berada di tengah tengah orangtuanya dan pacifier yang masih setia di emut oleh Al yang tidur pulas.

🍑🍑🍑

"Ayah bangun" kata Albert yang datang untuk membangunkan Ananda dan Al.

"Hm" kata Ananda lalu membuka matanya.

"Sana yah mandi, udah di tungguin buat makan siang" kata Albert dan diangguki oleh Ananda.

Ananda pun pergi Albert memandang gemas Al yang masih tertidur pulas dengan pacifier yang masih menyumpal mulutnya.

Cekrek.

"Gemes banget" kata Albert memandangi hasil fotonya.

"Dek bangun.. makan dulu yuk" kata Albert, sedangkan Al hanya menggeliat lalu kembali tidur.

Albert tak mau kehabisan akal, ia mencopot pacifier yang masih menyumpal mulut mungil adiknya lalu membawanya ke kamar mandi.

Btw di kamar Ananda sama Inne kamar mandinya ada 2 ya.

"Ughh Abang janan nadetin Al don" kata Al dengan bahasa cadelnya.

"Bangun dek" kata Albert membuat Al membuka matanya perlahan.

Baby Al [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang