𝚃𝚠𝚎𝚗𝚝𝚢 𝙽𝚒𝚗𝚎

825 106 10
                                    

Setelah bangun tidur Al merengek ingin menjenguk Albert yang berada di kamar sebelahnya.

"Nenek.. mau ke bang Al hiks" kata Alwi menatap Grizelle penuh permohonan.

"Iya sayang, nanti ya.. tungguin ayah" kata Grizelle sembari mengusap lembut rambut cucunya.

"Janji ya ke ruangan abang" kata Al dengan bibir bawah yang ia lengkungkan.

"Iya sayang, tunggu ayah dulu ya" kata Grizelle mengusap lembut rambut cucu bungsunya.

Al menyandarkan kepalanya di dada sang nenek sembari memejamkan matanya menikmati elusan hangat dari neneknya.

Ceklek

"HALO ADEK KAKAK!! KAKAK CANTIK DATANGG!!!" Shelli datang dengan wajah fres nya membawa sekantong kresek berisi.. ahh entahlah sy pun tak tau.

"Suttt, jangan brisik Kakak!" Kata Danesh menasehati cucu Perempuannya.

"Hehe ampun kek" kata Shelli menunjukkan cengiran khasnya.

"Hallo Adek" kata Ananda yang Baru saja datang dengan merangkul Inne yang menatap Al berbinar.

"Adek" Inne langsung berlari menuju sang anak dan memeluknya.

"Adek gakpapa? Ada yang sakit gak?" Tanya Inne mengusap lembut pipi berisi Al, sedangkan Al membalasnya dengan gelengan.

"Ayah.. mau ke ruangan abang Al!" Kata Al yang mulai merengek.

"Iya sayang, ayo" kata Ananda mendekat ke arah Al dan menggendongnya ala koala, sedangkan Inne membawa infus Al.

Sesampainya di ruang rawat Albert, Ananda membaringkan tubuh Al di samping Albert yang masih memejamkan matanya alias tertidur.

"Ughh Abang.. Adek kesini kok Abang malah bobo" kata Al menusuk nusuk pipi Albert membuat Albert terusik dan membuka matanya.

"Loh Adek, kapan kesini?" Tanya Albert dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Baru aja sama ayah dan bunda" Jawab Al memeluk tangan kanan Albert yang bebas infus dan menduselkan kepalanya di leher Albert.

"Kangen katanya, mau liat kamu" kata Inne mengusap lembut rambut Albert, ia sudah mengetahui apa yang terjadi tadi karena suaminya yang menceritakan.

"Hehe bunda"

"Abang, ayok ke taman.. Adek mau jalan jalan" kata Al menatap kedua manik Albert dengan penuh permohonan.

"Adek.. Abang kan masih sakit, sama ayah aja ya?" Kata Ananda membuat Al kesal.

"Gak mau! Mau sama Abang Al!!" Kata Al melengkungkan bibir bawahnya.

"Gak papa yah, Calvin bisa kok" kata Albert membuat Ananda menghembuskan nafas pasrah.

"Oke, tapi pake kursi roda,, dan Al di gendong ayah, mau?" Tanya Ananda dan diangguki keduanya.

"Bentar aku ambilin kursi rodanya dulu" kata Inne keluar untuk mengambil kursi roda.

"Sakit gak bang?" Tanya Al yang tak segaja melihat jahitan di perut Albert.

"Enggak, Abang kan kuat" kata Albert mmebuat Al mendengus.

"Kuat tapi tadi aja pingsan" kata Al dengan mata berkaca-kaca.

"Hehe cape, makanya pingsan"

"Oh iya, Aliskar siapa bang?" Tanya Al, karena tadi sempat bertanya tapi abangnya malah pingsan.

"Alter ego Abang" jawab Albert seraya memainkan jari mungil Al.

"Uhumm.. alter ego apa bang?" Tanya Al menatap Albert dengan tatapan polosnya.

Baby Al [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang