9

506 171 76
                                    

👑 🐥 👑

👑 🐥 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

"Bagaimana, sudah terus terang padanya?" tanya Jimin, di ruang kerja Namjoon siang hari itu.

Adalah kunjungan pertama Jimin ke area kerja Namjoon, saudara tirinya tampak jauh lebih bersemangat dengan kelanjutan status hubungannya dengan Sera ketimbang dirinya sendiri.

Namjoon justru memikirkan hal lain, dia nyaris belum bicara lagi dengan Sera setelah insiden ciuman pagi yang bikin Sera sampai menangis. Dia takut kehadirannya malah bikin suasana di antara mereka jadi tidak nyaman, dia takut Sera berprasangka buruk terhadapnya.

"Seperti yang kau katakan, Sera menyukai Seokjin," jawab Namjoon, sibuk membalik laporan keuangan yang dikirimkan general manager ke mejanya tadi pagi.

"Sejak awal kita semua tahu fakta itu, tapi kau tetap bersikukuh diberi kesempatan satu bulan untuk membuktikannya. Kita tahu hasilnya akan nihil, tapi kau tetap memaksa."

Namjoon tidak berkata apa-apa

"Sekarang bagaimana, memutuskan menyerah?" Jimin mendesah, bersandar pada sofa yang didudukinya. "Harusnya kau terus terang saja. Seingatku pangeran Cinderella menyatakan perasaan di hari pertama bertemu, lalu cium sebagai pembuktian." Jimin seperti bicara pada dirinya sendiri bukan Namjoon, tapi Namjoon jelas-jelas tersinggung.

"Pergilah, kau hanya menggangguku." Namjoon memijat pangkal hidungnya.

"Kau akan memilih mengembalikan Sera pada Seokjin lagi?" Jimin berdecak kesal. "Hyeong, kau harus bersikap egois jika ingin menangkannya, kecuali kau tidak benar-benar ingin memperjuangkan Sera lagi."

"Menurutmu Sera bahagia bila kupaksa memilih tinggal bersamaku?" Namjoon menegakkan punggung. "Atau aku justru akan kembali menyakitinya?" 

"Oke, fine!" Jimin bangkit dari sofa. "Berarti kau rela Seokjin mengambilnya darimu?"

"Dia bukan barang yang bisa diambil seenaknya!"

Jimin tertawa mendengar Namjoon menaikkan nada suara, sebab perkara membela Sera.

"Waktu kita tidak sampai empat hari lagi. Dari pada kau sibuk menghindarinya, lebih baik ajak dia jalan-jalan atau barang kali kencan."

Namjoon tidak berkata apa-apa.

"Kalau aku jadi kau, kuambil resiko paling berat dari pada menyesalinya di belakang karena tidak melakukan apa-apa."

Namjoon bergeming sampai Jimin meninggalkan ruangannya, menarik napas panjang yang terasa berat sebab kenyataan pahit terlalu cepat menghantam dirinya.

☘☘☘

Sera duduk termenung di beranda belakang, sejak ciuman Namjoon yang begitu—entahlah dia bingung mengartikannya, Namjoon nyaris tidak pernah bicara lagi kepadanya, kian menghindar dari hari ke hari. Namjoon memintanya tetep bekerja, tapi Namjoon juga yang memusuhinya. 

Tuan Kim dan Rahasia KecilnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang