Sera berdiri di depan lemari pakaian, bingung, membolak balik deretan dress cantik tergantung di lemari. Sesekali dia menatap cincin di jari, sinar kebiruan yang terpancar dari cincin seakan menerangi lemari pakaiannya. Mengembalikan euforia lamaran, berlama-lama. Sera tidak sadar Namjoon berdiri di balik pintu kamar, membawa kotak putih yang dililit pita merah.
"Kenapa belum siap juga?" Namjoon bersandar di muka pintu.
Sera terlonjak di tempatnya berpijak, melihat Namjoon menatap tanpa mengucapkan maaf.
"Aku sedang bersiap." Sera kembali membolak balik deretan pakaian.
Namjoon masuk ke kamar, berdiri di belakang Sera yang hanya setinggi bahu. Dia menarik dress pendek DIOR warna merah muda dan menyerahkannya pada Sera.
"Kutunggu lima menit." Namjoon duduk di tepi ranjang, meletakkan kotak putih di sampingnya. Dia menunjuk kamar mandi dengan dagu, lalu melirik jam tangan yang melingkari pergelangan.
Sera ke kamar mandi dengan menggerutu, dia hanya membutuhkan waktu tiga menit untuk berganti pakaian. Sera berdiri di depan Namjoon, dress cantik dan outer itu sangat pas dengan ukuran tubuhnya.
Sejauh yang Sera ingat, semua pakaian yang disiapkan Namjoon pas. Tidak ada yang kebesaran atau kesempitan, hanya ada satu kaos merah ukuran XL (sudah pernah dikenakannya beberapa hari lalu) Sera juga tidak terlalu paham kenapa Namjoon membelikan kaos itu.
"Aku harus ke Mall?" tanya Sera.
Namjoon mengangguk, dia masih memperhatikan penampilan Sera.
"Boleh belanja di Myeongdong? Barang lokalnya bagus, Myeongdong menjual barang-barang bermerek internasional, sama seperti di Mall."
"Ya sudah, belanja di Mall saja," komentar Namjoon santai dan tanpa beban.
"Tuan Kim, aku tidak suka belanja di Mall. Kau tahu, begini." Sera menggaruk kepala yang tidak gatal. "Bagaimana mengatakannya, ya." Sera bergumam.
"Katakan saja."
"Tuan Kim." Sera mengubah ekspresi serius, Namjoon mendengarkan dengan sabar. "Aku ini tidak punya uang, meski kau mengisi ATM-ku 15 juta, tetap saja tidak ada pelayan toko percaya aku mampu membeli barang-barang di toko mereka. Kau mengerti maksudku, kan?"
"Tidak," jawab Namjoon, datar.
"Ya ampun." Sera berkacak pinggang, menarik napas panjang-panjang di antara kesabarannya yang setipis bulu kucing.
"Kau belanja dengan kartu kredit yang kuberikan padamu, masih disimpan?"
"Tentu saja. Aku menyimpannya di dompetku dan dompetnya aku simpan di koper, di dalam lemari pakaian."
"Tidak perlu sampai seperti itu, Sera." Namjoon menanggapi dengan malas, menatap tanpa ekspresi berarti saat Sera mengeluarkan kartu dari dompet setelah sedikit mengacak isi koper.
"Tetap saja, Tuan. Mereka tidak akan percaya aku pemilik kartu ini, mereka lebih percaya aku mencurinya darimu daripada kau menghadiahkan kartu ini padaku."
"Kau pergi dengan Taehyung, jadi seharusnya tidak masalah."
Mendengar nama Taehyung, tingkat kecerahan wajah Sera berubah drastis.
"Kenapa harus Taehyung, memangnya kau mau ke mana?" Sera meneliti penampilan Namjoon, pria itu mengenakan kaos polos dan celana panjang longgar yang terlalu santai.
"Aku mau istirahat, tidur seharian. Lagi pula yang butuh buku Taehyung, bukan aku."
"Kau pasti tahu hubunganku dan Taehyung tidak harmonis."

KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Kim dan Rahasia Kecilnya
FanfictionKim Namjoon membutuhkan pelayan baru, untuk mengurus 2 adiknya dan pilihannya jatuh pada Cho Sera. --- Cho Sera yang baru kehilangan pekerjaan, melamar kerja pada Namjoon sebagai pelayan. Sialnya dipertemuan pertama pria itu sudah kurang ajar, Sera...