4

530 158 97
                                        

Fyi vote dan komen yang kalian lihat di part ini adalah voment dari pembaca Hereditary.

Part ini adalah part baru untuk cerita Tuan Kim... jadi saya akan kasih target ⤵️

Target: 100🌟vote + 70 komen 🖤💙
(klo ternyata ngak sampe target, ya tungguin saja sampai nyampe 😊😊

Selamat membaca 🤗🤗

_________

_____

👑 🐻 👑

👑 🐻 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

Suasana hati Sera bagai melayang pada pagi mendung musim gugur yang telah menebar kabut, 13 hari setelah dia dibawa pulang dari rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hati Sera bagai melayang pada pagi mendung musim gugur yang telah menebar kabut, 13 hari setelah dia dibawa pulang dari rumah sakit. Sera kini tinggal di rumah Eunhye alih-alih di rumah lama, dia tidak berusaha menolak, keadaan fisiknya berubah derastis paska rahasia masa lalunya terkuak.

Sera takut sendirian, beban kesalahan mengejar seperti hantu masa lalu yang suram. Kepalanya sering sakit, menghentak kuat tiap kali berusaha mengingat memori yang hilang. Pandangan matanya kerap berbayang, bukan karena air mata tapi kepalanya seperti dihujani bola tenis. Dia sering tidak fokus, lalu demam tanpa sebab pasti, melamun tanpa tahu apa yang dilamunkan.

Eunhye jelas mengkhawatirkan keadaan fisik dan mental Sera, meskipun Sera melihat Eunhye berusaha bersikap normal. Eunhye bekerja seperti biasa, kadang berangkat sendiri, di hari lain pergi bermotor dengan Raina. Raina menjenguk waktu libur kerja, mengajaknya masak berdua untuk makan siang, kendati Sera merasa sikap Raina agak dingin dari terakhir kali Sera ingat.

"Raina, apa kau juga tahu tentang masalahku?"

"Maksudmu, masalah saat kau meninggalkan Seokjin?" jawab Raina, nadanya kelewat datar. "Bukankah semuanya sudah sangat jelas, memang apa lagi yang ingin kau tahu?"

Sera bergeming, tidak tahu harus berkomentar seperti apa. Lalu dengan sangat mendadak dia memegangi kepalanya yang berdenyut, pening luar biasa, bayang-bayang samar datang silih berganti sampai matanya berkunang-kunang.

Tuan Kim dan Rahasia KecilnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang