Sera sendirian di ruang tamu. Jimin, Taehyung, dan Jungkook, menghilang ke kamar masing-masing untuk mandi. Namjoon akan memblokir semua kartu kredit dan mobil, kalau mereka tidak berpenampilan rapi dan bersih dalam waktu lima belas menit.
Jungkook sempat mengajukan protes, menangis di lantai dan meminta Namjoon memberi tambahan waktu. Alih-alih iba Namjoon memerintahkan Jimin menyeret bayi besar itu tanpa negosiasi, Taehyung hanya menatap kasihan pada Jimin yang kesusahan menarik Jungkook.
Sera menghela napas, panjang dan dalam, menatap ke luar. Pelayan baru menggeser dinding kaca, pemandangan kota yang sangat indah tersaji di depan mata. Tanpa sadar Sera melipir ke pinggir beranda, berdiri di marmer hitam yang mengapung di atas air, berjejer rapi dalam jarak yang sama di sepanjang birai.
Hembusan angin menerpa wajah, menerbangkan anak rambut yang menggelitik pipi pucatnya. Rumah Namjoon terlalu indah untuk diabaikan, hutan yang tadi sempat dia lihat memagari rumah. Sera seperti berada di Wonderland yang tidak terbayangkan, dalam rumah outdoor yang sangat menajubkan.
"Berpikir buruk tentangku?"
Sera menoleh geragapan, Namjoon tengah berjalan ke arahnya. Sera mengalihkan pandang ke kolam renang samping ruang tamu. Melindungi dirinya (terlebih jantungnya) agar berdetak normal, pesona pria yang kini berdiri di sebelahnya benar-benar mengganggu kewarasan.
"Kau menculikku?"
"Hhmm?" Namjoon melihat Sera masih memandang lurus-lurus ke depan. Entah pada jingga yang mulai melukis kaki langit atau sedang meneliti seberapa luas hutan mengelilingi rumah.
"Rumahmu terpencil, jauh dari jalan raya. Apa lagi tujuanmu membawaku ke sini selain menculikku?" Sera berpaling, berkacak pinggang.
"Aku hanya mengurus adikmu, tapi tadi kau bilang pada mereka aku ini calon istrimu. Perlu kau tahu, Tuan Kim yang terhormat, aku bukan wanita murahan yang bisa diperlakukan seenaknya. Aku memang butuh uang, tapi bukan berarti aku tidak punya harga diri."
Namjoon bergeming, tenang dan datar. Dia memandangi Sera yang memasang tampang marah nyaris tanpa berkedip. Sera sampai sesak napas, lemas, menduga tulang kakinya sudah lenyap.
Namjoon mendekat, Sera mundur, menjerit tertahan saat Namjoon menahan lengan, menunda kaki Sera tercebur ke dalam air. Namjoon menunduk, mendekatkan wajahnya, sampai Sera bisa mencium aroma mint menyeruak ketika Namjoon bicara.
"Memangnya kau siapa, sampai aku harus repot-repot menculikmu? Kalau aku mau, aku bisa mendatangkan banyak gadis sepertimu ke rumah ini." Seringai Namjoon terlihat kelam dan menakutkan.
Sera kelu, terpenjara dalam manik keemasan Namjoon, melumpuhkan sekaligus menyeramkan.
"Dengar! Adik-adikku tidak takut pada siapa pun, selain padaku dan orangtuaku. Kalau aku mengatakan pada mereka kau adalah gadis yang kubayar untuk mengurus mereka, tidak sampai satu jam kau pasti melarikan diri dari rumah ini. Mereka akan menghormatimu seperti mereka menghormatiku, karena predikatmu sekarang. Kau paham, Cho Sera?"
Namjoon menjauh setelah Sera mengangguk. Seorang pelayan datang, memberi tahu ketiga adik Namjoon sudah duduk di meja makan. Namjoon berbalik, bermaksud bergabung ke meja. Namun baru dua langkah dia berhenti, dari balik bahu dia berkata:
"Jangan berpikir melarikan diri dari rumah ini, ingat, kau sudah tanda tangan kontrak kerja."
Detik itu juga Sera menyesal telah menyetujui pekerjaan ini. Sera tidak bisa menguasai diri, gemetar dan hampir menangis. Membayangkan dia akan terkurung di rumah itu entah sampai kapan. Sera berencana menelepon Seokjin, tapi kemudian takut Seokjin kenapa-napa karena kekuasaan Namjoon mutlak dan mustahil bisa menentangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/150496626-288-k370247.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Kim dan Rahasia Kecilnya
Fiksi PenggemarKim Namjoon membutuhkan pelayan baru, untuk mengurus 2 adiknya dan pilihannya jatuh pada Cho Sera. --- Cho Sera yang baru kehilangan pekerjaan, melamar kerja pada Namjoon sebagai pelayan. Sialnya dipertemuan pertama pria itu sudah kurang ajar, Sera...