Kim Nam Joon menyerap keterkejutan di depan pintu, seorang gadis tiba-tiba muncul secara mendadak. Dia segera bereaksi berdasarkan insting: mengulurkan lengan sejauh mungkin, awalnya menggapai bahu, tapi kemudian turun ke bawah dan justru malah menggenggam area terlarang sebab gadis itu terus saja mundur.
Pekik kesakitan menggema, Namjoon berhasil menarik gadis itu tetap berdiri, tapi kemudian menyadari kekeliruan fatal yang dia perbuat.
Melihat bagaimana gadis itu merintih kesakitan dengan satu tangan terkubur di balik luaran bleazer cokelat, Namjoon yakin dia telah menyelamatkan gadis ini dengan cengkeraman keras pada payudara kiri. Dia bisa melihat gadis itu mengusap air mata, saat wajah yang sebagian tertutup rambut hitam itu bergerak ke arahnya sekilas.
"Sialan—!" maki Namjoon dalam hati, menyadari bila jari-jari kanannya kebas. Kesal, karena ukuran gadis itu terlalu pas di tangannya.
Sementara Sera masih diposisi jongkok, membelakangi, mengusap ujung mata yang berair. Dia berdiri dalam kepercayaan diri, membangun benteng pertahanan agar tidak dianggap lemah sebab insiden memalukan—lebih tepatnya mesum sih, lalu berdiri dalam sikap sempurna dan membungkuk singkat.
"Selamat pagi Tuan Kim. Saya Cho Sera, dari agen Cari Kerja JHope Life."
"Oh, maaf, tadi aku buru-buru, tidak menyangka kau akan muncul."
Suara pria itu berat, serak, dan teramat dalam, seolah-olah muncul dari dasar Samudera yang tenang tapi mematikan. Postur badannya besar, tingginya lebih dari 180 senti, monolid runcing, mengintimidasi Sera sampai kehilangan suara. Air muka dingin dan kaku, rahang wajahnya yang tegas berkedut selagi mengamati Sera lurus-lurus.
"Itu—kau tidak apa-apa?" tanya Namjoon, memastikan pandangannya tidak tertuju pada area yang cedera.
"Saya tidak apa-apa," jawab Sera, mencoba menghalau nyeri yang berdenyut menyakitkan dari dada kirinya. "Saya sangat berterima kasih, jika Anda tidak membahasnya lagi," tukasnya.
"Oke." Namjoon berdehem guna melegakan tenggorokan yang tiba-tiba tersekat, lalu berkata kelewat mendadak.
"Kenapa kau ada di sini?"
"Maksud, Bapak?" Sera jelas tersinggung. "Saya datang untuk wawancara, sesuai panggilan kerja yang Bapak layangkan ke saya melalui agen itu."
Keduanya saling tatap penuh kecurigaan dan bermusuhan.
"Kau dari mana tadi?"
"Agen Cari Kerja JHope life. Kalau lowongan itu salah dan saya tidak dibutuhkan, baiklah saya bisa pergi sekarang." Sera meloloskan napas pendek yang berat, bertekat undur diri saja dari pria mesum yang terlihat tidak suka padanya dan memilih jadi pengangguran lagi.
"Tunggu, namamu?"
"Cho Sera," jawab Sera, agak jengkel. "Saya membawa resume sesuai persyaratan, ada di sekretaris Bapak, di meja depan."
"Oke, silakan masuk."
Sera mengikuti Namjoon dan pintu di belakangnya tertutup. Dia berdiri geming, mulutnya agak ternganga, sejenak mengalami momen keterpukauan yang tidak akan dia ceritakan kepada siapa pun terlebih pada Eunhye.
Bagian dalam ruang kerja itu menyerupai perpustakaan, dengan rak-rak tinggi berisi buku-buku mengelilingi dinding di belakang meja kerja, dicat sewarna pasir. Terang benderang.
Meja kerja Namjoon besar dan bersih dari hal remeh temeh, semua perabotan didominasi warna abu-abu gelap, termasuk sofa yang mengelilingi meja kaca di samping kiri. Di sudut kanan ada sofa single menghadap jendela, lukisan besar pohon ungu di tembok depan sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Kim dan Rahasia Kecilnya
FanfictionKim Namjoon membutuhkan pelayan baru, untuk mengurus 2 adiknya dan pilihannya jatuh pada Cho Sera. --- Cho Sera yang baru kehilangan pekerjaan, melamar kerja pada Namjoon sebagai pelayan. Sialnya dipertemuan pertama pria itu sudah kurang ajar, Sera...