Kim Namjoon membutuhkan pelayan baru, untuk mengurus 2 adiknya dan pilihannya jatuh pada Cho Sera.
---
Cho Sera yang baru kehilangan pekerjaan, melamar kerja pada Namjoon sebagai pelayan. Sialnya dipertemuan pertama pria itu sudah kurang ajar, Sera...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌷🌷🌷
Kabuttipis jatuh seperti permen kapas di antara puncak pohon cemara di sepanjang jalan Ibu kota Sabtu pagi. Cho Sera, dengan cepat mematikan alarm dan menghela diri dari ranjang, dia berdiri berjinjit dekat jendela yang tirainya dibuka pelan-pelan.
Sera membuka jendela, semenit kemudian dia menyesal sebab sengatan dingin menusuk bagai jarum. Hujan salju turun semalaman, Sera ingin memastikan tumpukan salju bisa dibuat hiasan bebek atau snowman.
Lama sekali Sera tidak menikmati musim salju dalam euphoria menyenangkan. Padahal dulu saat dia masih punya orangtua utuh, dia dan Ibunya suka membuat manusia salju, duduk di beranda sambil menikmati cokelat hangat buatan ayahnya. Bukan Sera tidak mau mengingat kenangan itu lagi, dia tidak ingin menumbuhkan perasaan rindu dan berandai-andai, rasanya lebih sakit dari kenyataan yang terjadi.
Tunggu—batin Sera, menyadari dia baru mengingat detail kejadian masa kecil yang telah lama dia lupakan.
Dia termangu oleh dirinya sendiri, akhir-akhir ini banyak memori terlupakan tiba-tiba muncul silih berganti. Setelah Sera rajin menemui psikiater ditemani Seokjin atau Eunhye, mengikuti wawancara psikiatri, menyisihkan sejenak segala keinginan untuk dapat mengingat kenangan masa lalu, termasuk menyingkirkan renjana rumit antara dia dengan Namjoon dan Seokjin.
Keadaan Sera perlahan-lahan membaik, dia memilih berdamai dan mencoba memaafkan diri sendiri, menjalani olahraga dan makan teratur. Selama masa kritis psikis dan mental, Eunhye setia menemani, mengajaknya melakukan banyak kegiatan; nonton kartun, mencoba masakan dari kanal Youtube, yoga di rumah sambil ngobrol santai, atau main Uno bertiga sama Seokjin.
Walaupun ingatan Sera tidak kembali utuh, meskipun keadaan belum seutuhnya sehat secara jasmani dan mental, namun kehidupan Sera sekarang sudah jauh lebih baik. Minimnya tekanan dari hubungan dengan Seokjin, juga keyakinan yang diberikan dokter psikiater, ditambah hari-hari sibuk setelah dia mendapat pekerjaan, membantu proses penyembuhan jadi lebih mudah.
Keputusan yang dia ambil bersama Namjoon dirasa juga sudah benar, beban yang tertumpuk di kedua bahu perlahan-lahan berkurang. Hari-hari Sera berjalan lancar dan lapang, tidak seburuk yang pernah dia pikirkan, kendati terkadang Sera masih suka menangis tiap kali mengingat hasil akhir dari pernikahannya dengan Namjoon.
Sera keluar dari rumah dan mengetuk pintu rumah Eunhye untuk sekedar menyapa. Hari ini dia sedang libur kerja, sejauh yang dia tahu Eunhye juga lagi libur, rencananya dia ingin mengajak Eunhye membantu Seokjin di kedai.
"Hai!" sapa Sera dari depan rumah Eunhye, begitu Eunhye memutar kunci pintu. "Pagi-pagi kok sudah cantik, mau pergi?"
"Sera, ini sudah jam 11 siang!"
"Astaga! Masa sih?!"
Sera cekikikan saat Eunhye memukuli bahu, lalu kembali melihat Eunhye yang berdandan cantik dan rambut dikuncir rapi. Eunhye memakai atasan biru muda dan celana panjang, pakai mantel baru yang warnanya juga biru.