ICE FLOWER

708 188 94
                                    


Paginya, Sera terbangun dengan perasaan terguncang, Namjoon yang masih terlelap ada di sebelahnya. Merujuk pada pakaian Namjoon belum berganti sejak tadi malam, bisa dipastikan mereka tidur di ranjang yang sama semalaman. 

Tidak ada adegan saling pandang atau Sera diam-diam menyentuh wajah Namjoon, melainkan dia turun dari ranjang sepelan mungkin dan bergegas ke kamar mandi.

Sera bersyukur, setelah dia selesai mandi Namjoon sudah tidak ada di tempat tidur. Dia bergegas memakai pakaian, memeriksa kesekeliling kamar sekali lagi untuk memastikan pria itu benar-benar tidak ada di kamar, mengintip ke balkon dan Namjoon benar-benar tidak ada.

Penasaran, Sera lanjut membuka pintu ruang kerja. Ruangan yang tidak terlalu besar, diapit lemari dinding, tinggi sampai langit-langit yang penuh dengan buku-buku.

"Mencariku?"

"Ya Tuhan—!" Sera memekik tertahan, tubuhnya lemas karena lega. "Kenapa munculnya tidak ada suara?"

"Kenapa mencariku?" Namjoon mendekat, Sera otomatis mundur dan terduduk di kursi kerja yang sedikit berputar.

"Aku tidak mencarimu."

"Benarkah? Lantas, kenapa kau ada di sini?" Namjoon berdiri bersandar di meja, wajahnya datar memandangi Sera.

"Kepingin saja melihat ruang kerjamu." 

Sera melihat Namjoon sudah ganti baju, mengenakan kaos putih dilapis kemeja sewarna gading Sera tidak tahu kenapa jantungnya harus berdetak cepat, padahal Namjoon cuma diam, tidak tersenyum, datar selayak jalan panjang kota London.

"Mau kubuatkan sarapan?" tanya Sera, sebelum kesadarannya hilang karena terlalu lama memandangi Namjoon. 

"Kenapa kau jadi perhatian sekali, naksir ya?"

"Tidak kok! Oke, sarapannya tidak jadi, masak saja sendiri." Sera buang muka sambil cemberut.

"Kenapa kau hobi sekali ngambek?" kata Namjoon, bergeser ke depan Sera sambil tersenyum.

"Karena kau menyebalkan." Sera jelas kesal, tapi kemudian luluh saat Namjoon tersenyum lebih manis seraya mengusap puncak kepalanya. Kekesalan Sera hilang sudah, kini dia malah salah tingkah karena Namjoon menelusur rambutnya berlama-lama. 

"Aku lapar, ayo kita sarapan dengan yang lain." Sera berkata, tangannya tanpa sadar menarik lengan Namjoon.

"Mereka tidak ada di rumah."

"Pergi kemana?"

"Jalan-jalan dengan Ibuku," jawab Namjoon. "Oh, kau belum bertemu Ibu. Kukenalkan kau pada Ibuku hari ini."

"Kurasa tidak perlu, hubungan kita 'kan cuma pura-pura."

"Iya, tapi Ibu terlanjur percaya kau calon istriku. Tenang saja, cuma kenalan biasa."

"Oke, baiklah."

"Bersiaplah, kutunggu lima menit."

"Hah?! Kau pikir dandan itu sulap. Satu jam."

"Lima belas menit."

Sera jelas mengeluh, sebelum masuk lagi ke kamarnya untuk gaji baju. 

"Jangan ngintip!" seru Sera, membuat Namjoon tertawa kecil dari tempatnya berdiri.

☘☘☘

"Sudah siap?" Namjoon muncul di ambang pintu kamar, tujuh menit lebih lama dari waktu yang sudah ditentukan.

Tuan Kim dan Rahasia KecilnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang