38. Pesan Yang Mendalam

354 42 2
                                    

28 September 1965

Hari ini Om Pierre bertugas mendampingi pak Nas untuk mengisi ceramah di Aula Gedung Bank Indonesia.

"Ayah berangkat dulu ya."

"Iya ayah, hati-hati." Yanti dan Ade mencium tangan pak Nas.

"Baik pak, hati-hati dijalan pak, om." Kemudian disusul olehku yang mencium tangan pak Nas. Mobil mereka telah meluncur pergi ke tujuan.

"Ayo anak-anak masuk."

"Iya maa."

                               ~~~~~

Malam ini, seperti yang kita ketahui bahwasannya bu Nas seperti sudah memiliki firasat untuk om.

Saat malam tiba, dalam rangka parade perencanaan memperingati hari ABRI ke-20 yang akan dilakukan secara besar-besaran. Namun kita semua tau, bahwa parade peringatan hari ABRI itu tidak ada.

Karena tepat dihari itu, yang seharusnya hari menggembirakan. Justru menjadi hari yang ditinggalkan. Pahit memang jika mengingatnya. Sangat pahit rasanya.

Yang terjadi telah terjadi, sekarang pikirkan masa yang kamu jalani. Untuk kedepannya agar lebih baik lagi.

Para taruna berkumpul dirumah pak Nas. Dan yaa om Pierre lah yang paling semangat menyambut mereka. Ya itu wajar saja.

Eumm aku mencari keberadaan mas Syahril disini, kira-kira dimana dia? Kenapa tidak terlihat.

Daripada menunggu yang tidak pasti, mending aku ikut kumpul saja dengan para taruna. Kebetulan ada bu Nas, yang sedang menceritakan kisah tentang masa Gerilnya dan masa pemberontakan PKI yang terjadi di Madiun pada tahun 1948.

"Assalamu'alaikum, maaf pak saya terlambat."

Suara itu? Sangat tidak asing ditelingaku. Ya siapa lagi kalu bukan mas Syahril.

"Ya sudah ndakpapa Ril, lain kali harus lebih disiplin lagi."

"Baik pak."

Maudi yang tadi sedang duduk bersama dengan taruna lain, kini berlari menghampiri mas Syahril. Namun langkahnya terhenti, bukan karena apa. Langkahnya terhenti dikarenakan dirinya tidak tau tujuan dia menemui mas Syahril mau apa.

"Maudi kenapa berhenti disini? Syahril ada disana lo." Ucap om yang tiba-tiba ada dibelakangku.

"Gak jadilah, aku ke bu Nas lagi aja."

"Bu Nas sudah kedapur."

"Ya aku tinggal ke dapur dong."

"Ya sudah sana."

"Ehhh kok aneh, biasanya om akan mendekatkanku sama mas Syahril, tapi malam ini? Aagghh sudahlah, ayo Maudi fokus pada pekerjaanmu saja." Kata hati Maudi.

"Bu Nas."

"Eh Maudi, sini nak."

"Bu Nas sama Yanti lagi bikin apa?"

Kamu Dan Segala Kenangan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang