Aku terbangun, di saat jam menunjukkan pukul 00.00. Entah mengapa tiba-tiba terbangun dengan sendirinya. Padahal aku memasang alarm pukul empat pagi.
"Hah, masih jam dua belas?"
"Ngapain aku bangun jam segini?"
"Mending aku shalat tahajud aja deh."
Aku pun pergi ke tempat wudhu, lalu melaksanakan shalat tahajud. Selesai shalat, aku memilih untuk menyambungkan mimpiku.
Dan aslinya aku tidak bermimpi tadi. Tak tau kenapa aku bisa bangun jam segini. Alarm juga belum berbunyi. Ya sudahlah, aku terlelap lagi, tanpa kusadari aku tidur dalam posisi HP masih digenggamanku. Untuk berjaga agar aku bisa mendengar jelas saat alarm berbunyi.
Alarm bunyi dijam 04.00 pagi. Sesegera mungkin aku membuka mata, lalu membaca do'a dan mengucap syukur, karena masih diberi umur untuk menjalani aktivitas berikutnya. Saat aku benar-benar tersadar, aku dibuat terkejut bukan main.
Bagaimana tidak, aku yang tadinya tidur di kasur, kini pindah ditengah-tengah hutan. Dengan suasana gelap gulita, tanpa cahaya sedikitpun. Memang ini sudah subuh, tapi masih gelap. Dan aku berada di mana? Karena takut, dan asing akan tempat dan suasananya. Aku memutuskan untuk berteriak meminta tolong. Sambil menangis sesenggukan.
"TOLONGG."
"TOLONGG."
"TOLONGG."
"KALAU ADA YANG MENDENGARKU TOLONGIN AKU."
Merasa kata tolongku tak ada yang mendengar. Rasa putus asa yang ada pada diriku mulai menjalar perlahan-lahan. Tak tau harus berbuat apa lagi. Sementara aku masih ada ditengah-tengah hutan yang gelap dan sepi. Menunggu siapa saja yang mau datang untuk menolongku.
Dengan sekuat tenaga, aku berusaha untuk membasmi rasa keputus asaan yang sempat menjalar tadi. Aku mulai bangkit, semoga saja ada yang menemukan keberadaanku saat ini. Setidaknya keluarkan diriku dari hutan ini saja aku sudah merasa sangat bersyukur.
"TOLONGG."
"TOLONGG."
"TOLONGG."
Akhirnya setelah melalui perjuangan teriak-teriak minta tolong, ada juga yang mendengarkanku. Eh tapi tunggu, itu orang atau binatang buas? Jangan sampai itu harimau atau raja hutan. Semoga saja itu orang, agar aku bisa terbebas dari hutan ini.
Kresek...kresek...
"AAA BUNDAAA TOLONGIN MAUDIII."
Untung saja itu orang yang datang, dan ingin menolongku. Ia menyoroti diriku dengan senter yang ada digenggamannya. Mengulurkan tangannya. Memintaku untuk meraih tangannya. Dengan rasa takut, aku mencoba untuk memberanikan diri. Ku raih tangannya, dan ditarik olehnya. Akupun bangkit, menjadi berdiri dihadapannya.
"Sedang apa nona ada di sini?" Tanyanya.
Aku tak bisa melihat wajahnya, dan matakupun silau dibuatnya, karena senter yang ia pegang hanya menyoroti diriku saja. Jadi aku tak bisa melihat siapa dia, apakah dia orang baik atau tidak.
"Nona, saya bertanya."
"Eh a-sa-saya tersesat Pak," ucapnya berhasil membuyarkan lamunanku.
"Kalau begitu nona sebaiknya ikut saya dahulu, saya akan mengamankan nona."
"Eh tapi apakah Bapak ini benar-benar orang baik? Bapak nggak menyamar jadi baik kan? Yang berpura-pura menolongku lalu menjadikan aku korban?"
"Kalau nona banyak bicara, saya akan jadikan nona korban santapan harimau disini, nona mau hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Dan Segala Kenangan [REVISI]
Ficción históricaCerita ini bergenre fiksi sejarah, namun tidak pure 100% berisi fakta sejarah. Hanya 20% saja kisah sejarah yang tercantum didalamnya, sisanya berdasarkan imajinasiku. Cerita yang mengusung tema tentang sejarah kelam yang pernah terjadi di Negara ki...