Sore ini sepulang sekolah, aku menemui om untuk menagih perkataan om yg dulu. Kebetulan dirinya sedang duduk didepan paviliun. Jadi lebih mudah deh.
"Om." Kataku sambil duduk disampingnya.
Om Pierre yang tadi sedang melepas sepatunya, langsung menoleh ke arahku. "Eh Maudi? Kapan kesini?"
"Baru aja."
"Ohh, ada apa?"
"Om katanya mau ajak aku ke rumah nya Jenderal Ahmad Yani." To the point.
"Ya ampun Maudi, lupa saya. Saya belum minta janji temu sama Jenderal."
"Yah omm." Sambil merengut.
"Ya maaf Maudi, soalnya Jenderal nya sibuk, saya takut ganggu."
"Hum."
"Lain kali, coba besok saya minta izin Jenderal."
"Ya udah deh." Dengan ekspresi masih kesal.
"Jangan marah dong, kan saya lupa."
"Iya-iya."
"Senyum dong."
"Hemm." Sambil tersenyum paksa.
"Ada apa ini?" Tanya pak Nasution yang tiba-tiba ada disampungku.
"Oh ini lo pak, Maudi itu pengen ke rumahnya Jenderal Ahmad Yani. Tapikan kalau kesana harus ada janji dulu, nah saya lupa mau minta janji temu sama Jenderal."
"Hem, Pierre-Pierre."
"Yah maaf pak, namanya juga lupa, hehe."
"Ya sudah, Maudi ndak usah cemberut seperti itu lagi, ayo ikut bapak."
"Kemana to pak?"
"Katanya mau ke rumah Jenderal Ahmad Yani."
"Lah boleh emang pak? Kan belum ada janji."
"Siapa bilang ndak boleh. Tapi seandainya nanti Jenderal tidak ada di rumah, kita pulang. Karena ya itu resiko bila tidak membuat janji temu dulu sama pemilik rumahnya."
"Eumm oke."
"Ya sudah, ayo."
Uhuyyy ke rumah Jenderal Ahmad Yani ni. Aaa seneng banget.
~~~~~
Setibanya dirumah Jenderal Ahmad Yani kami turun dari mobil. Berjalan ke halaman kemudian ke depan pintu. Nampak sepi disini. Apakah tidak ada orang? Hem ntahlah.
Aku masih terpaku dihalaman, sambil melihat sekeliling rumah. Dan melihat di pintu yang manakah Jenderal ditembak hingga gugur.
"Maudi, sini kok malah bengong disitu to."
"E..eh iya pak."
Kami sudah berdiri didepan pintu, bersiap tuk mengetuk.
Tok...tok...tok...
"Assalamu'alaikum Jenderal."
Tak lama kemudian pintu terbuka, menampakan seorang Jenderal Ahmad Yani.
"Eh Jenderal Nasution, ono opo to kok mendadak, eh ayo silahkan masuk."
"Ndak, ini lo mau ketemu sama Jenderal."
"Oh siapa namane nduk?"
"Maudi Jenderal." Sambil menyalami tangannya.
"Wealah ayu tenan yo."
"Makasih Jenderal." Tersenyum malu.
"Lah kok masih diam disini to, ayo masuk, ayo Jenderal silahkan masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Dan Segala Kenangan [REVISI]
Tarihi KurguCerita ini bergenre fiksi sejarah, namun tidak pure 100% berisi fakta sejarah. Hanya 20% saja kisah sejarah yang tercantum didalamnya, sisanya berdasarkan imajinasiku. Cerita yang mengusung tema tentang sejarah kelam yang pernah terjadi di Negara ki...