41. Saat Sang Patriot Pergi

613 53 7
                                    

30 September 1965, malam

Dini hari suasana berbeda mulai ku rasakan, saat waktu menunjukkan pukul 03.00. Ternyata bukan hanya diriku yang tidak bisa tidur, Pak Nas dan bu Johanna juga sama halnya dengan diriku. Banyak nyamuk dikamar bapak, hingga pak Nas dan bu Nas harus mengusir nyamuk-nyamuk tersebut.

"Mbak Maudi kok tidak tidur?" Kata salah satu ajudan pak Nas yang sedang berjaga.

Aku tak tau namanya siapa, sejujurnya aku juga tidak mengenali semua nama ajudan bapak, hanyak om dan pak Hamdan saja. Hehe.

"E-saya tidak mengantuk pak."

"Tidak baik lo mbak begadang begini."

"Tidak apa pak."

"Ya sudah, kalau begitu saya berjaga dulu ya mbak."

"Iya pak."

Dikamar ajudan ada yang telah terlelap tidur. Seharusnya dirinya pulang ke Semarang untuk merayakan ulang tahun ibundanya.

Kalian tau sebelum rombongan itu datang ke rumah Jenderal A.H Nasution, mereka sempat salah alamat. Mereka salah alamat dan datang ke rumah Dr. Leimena. Di sana mereka menembak seorang polisi yang tidak tau menahu apa yang telah terjadi. Ia gugur ditempat. Polisi itu bernama bapak Karel Sasuit Tubun(Kasat Tubun).

 Polisi itu bernama bapak Karel Sasuit Tubun(Kasat Tubun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 03.30 truk mereka datang ke kediaman Jenderal Nasution. Dengan cekatan mereka melangkahkan kaki masuk ke halaman. Aku yang melihat itu antara ingin masuk atau mencegah.

"Aku masuk aja kalik ya, eh jangan aku harus cegah mereka. Eh tapi kalau aku cegah bu Nas bisa bertanya-tanya kenapa aku ada diluar. Ah udahlah masuk saja."

Untung aku sudah masuk duluan sebelum mereka menggedor-gedor pintu.

Bu Nas yang mendengar keributan, langsung keluar kamar dan ingin melihat ada apa gerangan. Aku sudah sampai di kamar, dengan perasaan tidak karuan. Ku yakin kalian pasti bisa merasakannya jika kalian ada diposisiku.

Ada rombongan Cakra yang masuk tanpa permisi. Memang pintu depan bapak tidak dikunci. Karena sudah ada pengawalan didepan jadi tidak perlu dikunci.

Bu Nas yang mengetahui hal itu, langsung kembali ke kamar, memberi tau bapak siapa yang datang.

"Siapa bu?"

"Cakra pak."

"Mau apa mereka kemari? Biar saya temui mereka."

Kamu Dan Segala Kenangan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang