Hari Sabtu pagi, Meisya sudah rapi dengan pakaian kasualnya. Wanita itu berniat ke rumah Praba untuk menjalankan misinya, menyelidiki tentang Rangga. Hari ini, dia akan memulai invasi ibu-ibu kompleks serta penjual sayur di daerah rumah kakaknya.
Meisya berjalan keluar dari kamarnya. Baru akan turun tangga, dia bertemu dengan Alda yang berjalan menaiki tangga.
"Rapi amat, mau ke mana lo, Kak?" komentar Alda yang melihat kakaknya sudah rapi di pagi hari seperti ini, apalagi akhir pekan.
"Ke rumah Kak Praba."
Alda mengerutkan keningnya. "Ngapain? Ada acara apa? Kok gue nggak dikasih tahu."
Meisya menoyor kepala adiknya. "Emangnya ke rumah kakak sendiri harus nunggu ada acara?" Alda menggeleng. "Gue ada perlu di sana. Ada suatu hal penting."
"Sok penting banget lo," cibir Alda yang kemudian berlalu begitu saja.
Meisya mendengkus dan menuruni tangga. Wanita itu melenggang pergi mengendarai mobilnya menuju ke rumah sang kakak.
Sesampainya di rumah sang kakak, Meisya segera mesuk setelah dibukakan pintu oleh kakak iparnya. Mereka duduk di sofa ruang tamu. Winda menatap sang adik ipar dengan penasaran.
"Kamu ada perlu apa ke sini pagi-pagi gini?" tanya Winda heran dengan kedatangan Meisya sepagi ini.
"Mau main aja sih, Win," jawab Meisya setengah berbohong. Niat utamanya datang pukul enam pagi ini, ya untuk menyelidiki Rangga.
"Tumben. Biasanya hari Sabtu gini kamu masih molor." Winda tak percaya dengan jawaban Meisya, karena pasti ada tujuan lain.
Meisya hanya cengengesan menanggapinya. Dia memang tak bisa berbohong dengan baik. Sikapnya yang suka blak-blakan benar-benar membuatnya kesulitan mencari celah untuk berbohong.
"Kelihatan banget ya?"
Winda memutar bola matanya. Meisya mudah tertebak, dan masih juga bertanya. Apa wanita itu tak sadar diri?
"Mau ngapain emang?" tanya Winda yang kini mengusap perutnya.
"Gue tuh dapat mandat buat nyari info istrinya Papih Rangrang," kata Meisya penuh tipu daya muslihat. Wanita itu menggeser tubuhnya mendekati Winda. "Lo pernah lihat atau kenalan sama istri Papih Rangrang nggak? Lo 'kan salah satu tetangganya ya."
Winda mengerutkan keningnya. "Nggak pernah lihat tuh. Tanya aja sama Mas Praba! Dia 'kan yang sering ngobrol sama Pak Rangga."
Meisya mendengkus. "Ya masa, lo jadi tetangga, mana rumah sampingan nggak pernah ketemu, Win?"
"Nggak sama sekali, Meis. Nggak pernah tuh ada cewek keluar atau masuk ke rumah itu," jawab Winda sambil mengingat-ingat.
"Sok misterius banget sih itu orang." Meisya menggerutu kesal. "Lo hari ini ada acara?"
Winda mengangguk. "Aku mau ke rumah Mas Ian."
Meisya mengangguk mengerti. Sepertinya Winda perlu menyelesaikan masalah bersama keluarganya. "Alindra ikut?"
Winda menggeleng. "Sekarang jadwal dia main sama Mbak Gista."
"Kak Praba di mana?" Meisya bertanya, ia ingin bertanya pada kakaknya tentang Rangga.
"Belum bangun kayaknya, atau masih kerja, di kamarnya," jawab Winda yang membuat Meisya segera melenggang ke kamar sang kakak.
Dengan hati-hati, Meisya mengetuk pintu kamar Praba. Setelah mendengar sahutan, Meisya segera membuka pintu kamar itu. Meisya masuk dan menghampiri Praba yang sedang berkutat dengan komputernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beleaguered : Stopping on You
Literatura Feminina[COMPLETED] Beleaguered : Terkepung Meisya seorang jomlo menaun yang sedang dilanda kebingungan dengan perubahan hidupnya akhir-akhir ini. Dia mendapat serangan dadakan dari segala arah yang membuatnya stres seketika. -----------------------Beleague...