Prolog.

3K 166 21
                                    

Kim Jisoo tengah menghadiri pesta untuk sekedar menemani sang Ayah, pada pesta perusahaan rekan kerja Ayahnya.

Sebenarnya Jisoo malas, hanya saja Ayahnya memintanya untuk menemani. Jisoo yang dasarnya memang orang baik dan berbakti kepada orangtua jadi mengiyakan ajakannya.

Dan berakhirlah dirinya disini, duduk di Sofa sambil menunggu Ayahnya yang sedang berbincang dengan rekan kerjanya yang lain. Membuang nafasnya untuk yang kesekian kalinya, dirinya benar-benar bosan. Disini dia tidak memiliki teman, ada sih sebagian yang seumuran dengannya hanya saja dia tidak ingin bergabung atau hanya sekedar mengobrol.

Lalu tiba-tiba ada seorang pria yang duduk disampingnya, pria itu tersenyum membuat Jisoo menatapnya aneh.

"Hai nona, kamu sendirian saja?" tanya nya terdengar sedang berbasa-basi.

Jisoo tersenyum canggung, "Tidak, saya bersama denganmu sekarang." ujar Jisoo, membuat pria itu terkekeh akan jawaban yang menurutnya lucu.

Padahal Jisoo tidak ada niat untuk bercanda dengan pria asing ini, tapi kenapa pria ini tertawa? Ada yang salah kah dengan ucapannya?

"Kamu lucu sekali nona, tidak hanya itu, kamu juga cantik." ujar pria itu menatap Jisoo dengan lembut disertai senyumannya yang menawan.

Jisoo sedikit terkejut akan pengakuan pria tersebut, dengan berusaha menutup pipinya yang sudah memerah karna dirinya merasakan panas dipipi sampai ketelinganya.

Tersenyum dengan malu Jisoo membuang mukanya ke samping, "Biasa saja, tapi terimakasih pujiannya." jawab Jisoo tulus.

"Nona boleh kita berkenalan?" tanya nya membuat Jisoo menyerit, sambil menatap wajah tampan pria yang ada disebelahnya.

Jisoo baru menyadari pria ini begitu tampan, dengan pakaian formal yang begitu rapih dan jam tangan rolex yang bertengger dilengan kirinya. Juga rambut hitam tebal dengan potongan rapih dengan memperlihkan sedikit jidatnya.

Satu kata yang keluar dari mulut Jisoo, wow!

"Kim Jisoo."

Pria itu menganggukan kepalanya, "Nama yang cantik, cantik seperti orangnya." ujarnya tersenyum.

"Berhenti bergombal Tuan." ujar Jisoo.

"Tapi kamu menyukaikan kan, buktinya kamu tersipu." godanya karna memang sadari tadi pria itu memperhatikan Jisoo.

Jisoo tertegun, setelah itu mengerjapkan matanya dan menatap pria itu yang tengah tersenyum menggoda.

"Tidak! Apa sih jangan menggodaku Tuan." ujar Jisoo sedikit ketus berusah menutupi rona merahnya.

"Oke maaf, tapi saya berkata jujur kalau kamu itu cantik. Sangat cantik malah." ujarnya.

Jangan tanya reaksi Jisoo seperti apa sekarang, tentu saja dia merasa senang dipuji oleh pria tampan. Belum lagi tidak tau kenapa dadanya bergerumuh hebat, apa lagi ketika pria itu tersenyum.

"Sudahlah kamu selalu memuji saya, kamu juga tampan." ujar Jisoo tersipu tapi itu perkataan jujur dari lubuk hatinya yang paling dalam.

Terdengar kekehan dari pria tersebut, membuat Jisoo menyerit heran. "Terimakasih, tapi memang itu kenyataannya." ujarnya membuat Jisoo mendengus tapi setelah itu ikut tertawa kecil.

Sepertinya mereka sudah merasakan nyaman satu sama lain?

"Nona sepertinya saya menyukai kamu dari awal duduk disini." ujarnya dengan tiba-tiba membuat Jisoo yang sedang meminum tersedak dan hampir menyemburkan minumannya, untung saja dia bisa menahannya.

"Tuan kamu bercanda?" ujar Jisoo menatap pria itu dengan terkejut.

"Sepertinya tidak, saya serius akan ucapan saya barusan." ujarnya menatap lekat manik Jisoo membuktikan kalau omongannya barusan bukanlah bualan belaka.

The Game [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang