Bonus Chap.

659 26 9
                                    

Seokjin hanya bisa menangis di pemakaman sang pujan hatinya.

Kekasihnya meninggalkan nya untuk selamanya bersama putra kecilnya yang masih berada di Rumah sakit.

Di rumah duka semua bersedih akan berita mengejutkan ini.

"Kim Jisoo sayang, kenapa kamu meninggalkan ku. Kamu tidak ingin melihat anak kita, dia tampan sepertiku bibirnya mirip sekali denganmu. Kita akan menikah dan membesarkan anak kita bersama, tapi kenapa kamu meninggalkan ku sendiri bagaimana aku bisa mengurus putra kita kalau kamu saja tidak ada, Kim Jisoo hiks, maaf- maafkan aku yang tidak bisa melindungimu, seharusnya aku mendengarkan Taehyung untuk memberi penjagaan yang ketat terhadapmu. Tapi apa aku terlambat melakukannya, aku minta maaf kalau saja aku tidak egois memikirkan diriku sendiri mungkin saat ini kamu masih disisiku, merawat putra kita." Seokjin berbicara pada figuran foto Jisoo yang tengah tersenyum dia terduduk di lantai sambil menyenderkan kepalanya disana.

Hatinya sakit, sesak sekali rasanya, air matanya tidak berhenti keluar. Biarkan dia di cap cengeng tapi ini yang tengah dirasakannya sekarang, kehilangan orang tercinta untuk selamannya.

"Ka."

Taehyung yang berada dibelakang Seokjin sedari tadi hanya bisa menunduk sedih, dia sesekali mengusap wajahnya yang tiba-tiba basah karna dia pun turut menangis.

Melihat Kakaknya yang terpuruk membuatnya ikut merasakannya.

Bohong dia tidak merasa kehilangan sosok Kim Jisoo, bagaimana pun mereka pernah bersama- dalam artian pernah dekat karna ulah Seokjin dan juga dia menganggap sudah seperti teman bahkan saudaranya, mengingat Kim Jisoo adalah kekasih dari sang Kakak.

"Ka ayo kita kembali, semua sudah selesai." ujar Taehyung menepuk pelan bahu Seokjin yang terlihat tak berdaya.

Seokjin hanya diam enggan menanggapi.

"Ka ingat anakmu, kamu harus merawatnya. Ayo kita kerumah sakit." bujuknya lagi dengan membahas ponakannya dan mungkin dengan begitu Seokjin mendengarkannya.

"Taehyung, bisa kamu kembalikan Kim Jisoo, rasanya aku tidak bisa membayangkan hidup tanpanya." ujarnya dengan pelan.

Taehyung hanya bisa diam rasanya sesak sekali melihat Kakaknya seperti tengah putus asa, dia baru ini melihat sang Kakak tampak putus asa akan kehilangan seseorang. Waktu Irene mengakui menyukai sepupunya Seokjin hanya murung selama seminggu.

"Ka jangan seperti ini, kasian keponakanku. Bahkan dia belum ada namanya, dia membutuhkan sosok Ayahnya." Ujar Taehyung lagi masih membujuk dengan pelan.

Seokjin hanya diam, dia semakin menjatuhkan air matanya ketika mendengar Taehyung menyebut putranya yang membutuhkannya. Rasanya dia belum sanggup untuk menjalani kehidupan sekarang.

"Taehyung bisa aku ikut Kim Jisoo saja, jaga putraku."

Taehyung yang mendengarnya terkejut, "Ka! Jangan berbicara seperti itu, aku mohon ayo kita pulang." Ujar Taehyung sekarang sudah menarik badan besar Seokjin.

Dia tidak ingin Kakaknya melakukan hal gila karna kepergian Kim Jisoo.

Setelah dengan usah yang keras akhirnya Seokjin bangun dengan tompangan tubuh sang adik, Taehyung merasakan kalau Seokjin benar-benar tidak ada tenaga untuk sekedar berdiri tegak.

Mereka berjalan keluar, Taehyung seperti sedang menyeret manusia hidup tak bernyawa karna Seokjin hanya diam. agaknya pria itu sudah lelah setelah seharian ini jadi dia hanya pasrah ketika adiknya membawanya pergi.

.

Di Rumah Sakit.

"Kaaa Seokjin."

Seokjin yang baru saja sampai sudah mendapati Lisa yang menghampiri mereka dengan wajah yang sulit di artikan.

The Game [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang