🍃20.

719 57 24
                                    

"Kamu siapa?"

Jisoo yang mendengarnya terdiam, ntah kenapa dadanya merasakan nyeri ketika Seokjin berkata seperti tidak mengenalinya.

"M-maksud kamu?" Jisoo terbata ketika mengucapkan pertanyaannya, apa ini? Kenapa jadinya seperti ini.

"Kamu siapa? Kamu mengenaliku?" tanya lagi, membuat Jisoo menahan air matanya yang ingin jatuh kembali.

"S-Seokjin kamu tidak mengenaliku?" tanya Jisoo dengan berat, karna dia ingin menangis kencang ketika pria itu menggelengkan kepalanya.

Jisoo hanya bisa menampilkan senyumannya, dia dengan cepat menghapus air mata dipipinya. Sedikit menunduk karna tidak mau dirinya terlihat menyedihkan dihadapan Seokjin.

Lalu terdengar suara kekehan membuat Jisoo mengangat kepalanya, dan melihat Seokjin tengah tertawa kecil sambil memegang dadanya.

Jisoo cemas ketika Seokjin seperti tertawa dengan putus-putus, apa lagi tangannya berada didadanya. "Kamu tidak apa-apa?" tanyanya manatap Seokjin cemas, tangannya berada di atas tangan Seokjin menyari tau dimana letak yang dirasakan pria tersebut.

"Aku tidak apa-apa sayang."

Jisoo mematung mendengarnya, beberapa sekon dia terdiam untuk mencerna semuanya. Ketika mulai tersadar, Jisoo menatap Seokjin yang tengah tersenyum.

"Seokjin kamu-"

"Aku bercanda." cengirnya, membuat Jisoo menegakan tubuhnya.

"Jadi- kamu mengingatku atau tidak?" tanya Jisoo.

"Tentu saja aku ingat, kamu kekasihku. Orang tercintaku." ujarnya terdengar tulus, Jisoo hanya diam. Dan...

Bugh

"Aw, kenapa aku dipukul?" tanya dengan wajah tidak berdosa, menatap Jisoo yang terlihat kesal.

"Menurutmu apa bodoh! Bercanda katamu? Kamu fikir itu lucu!" Jisoo kembali memberikan beberapa pukul pada bahu lebar pria tersebut.

"aduduh, iyaiya aku minta maaf." ujarnya mengaduh kesakitan karna Jisoo terus memukulinya.

"Aku mencemaskanmu, dan kamu bercanda konyol seperti ini. Aku membencimu Seokjin hiks." Jisoo dengan brutal memukuli Seokjin, dan pria itu yang tersadar mendengar suara isakan menegakan tubuhnya untuk melihat wanitanya.

Pukulannya memang tidak sakit tapi lumayan karna Jisoo memukulinya berkali-kali, tapi rasa itu hilang ketika mendengar dan melihat wanita tercintanya menangis. Dan itu karna ulahnya.

Seokjin langsung merengkuh Jisoo kedalam pelukannya, menenangkan perempuan tersebut yang masih memukul dada bidangnya yang terbalut piyama rumah sakit. Sambil berkali-kali mengucapkan kata maaf dan kata-kata menenangkannya.

"Maaf, maafkan aku." gumamnya mengusap rambut Jisoo lembut dan memberikan kecupan berkali-kali di ubun-ubunnya.

"Hiks kamu jahat, aku membencimu." ujarnya terdengar lirih membuat Seokjin memejamkan matanya, terdengar pilu dan itu akibat ulahnya.

"Aku mencintamu juga, maafkan aku sayang." ujarnya merunduk berbicara didekat wajah wanitanya.

Jisoo hanya diam didalam pelukan Seokjin, dia masih terisak dan Seokjin juga masih terus memberikan usapan serta kecupan ringan untuk menenangkannya.

"Maafkan aku." bisiknya lagi membuat Jisoo melepaskan pelukannya dan berdiri tegak sambil menghapus air mata dipipinya dengan kasar.

Seokjin hanya diam melihatnya, dan Jisoo membalikan tubuhnya membuat Seokjin menegang.

The Game [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang