Mereka bilang ingin berjuang kan?
Ya sekarang mereka tengah berjuang mempertahankan hubungan mereka yang tidak direstui oleh Ayah dari pikah si perempuan, walaupun sudah tau bagaimana sikap Jin Hee membuat mereka berdua tak gentar.
Keduanya masih sering menghabiskan waktu bersama, tak jarang sang perempuan yang selalu menempel dengan kekasihnya. Seakan pria itu akan pergi dari pandangannya dalam sekejap.
.
Seorang pria tengah duduk dikursinya, dengan ponsel yang berada ditelingan. Dia sedang mendapat telpon.
"Kamu yakin?"
"Iyah, lakukan saja. Ingat buat senatural mungkin."
"Kamu terlalu berlebihan menurutku." ujarnya.
"Lakukan saja, kamu berisik."
Pria itu mendengus, "Iyah pria tua, sudah kan. Kalau begitu aku tutup."
"Kamu berani ya! Awas saja!" pria itu mematikan sambungannya secara sepihak, sebelum mendengar pekikan lebih kencang dari lawan bicaranya.
"Lumayan juga aku mengikuti keinginannya, kapan lagi aku bisa mengejeknya seperti tadi." pria itu terkekeh akan ucapannya barusan.
Lalu tangannya kembali sibuk dengan ponselnya, mengetik sesuatu disana guna menghubungi seseorang.
Tak lama sambungannya pun terhubung.
"Halo Paman Shin."
"Iyah Tuan, ada yang bisa saya bantu?"
"Aku ingin minta tolong dengan Paman, datang ke ruanganku."
"Baik."
Dan pria itu mematikan sambungannya, dan membuang nafasnya asal.
.
Jisoo tengah memeluk lengan Seokjin mereka tengah berjalan-jalan ditaman sebelum melaksanakan makan malam.
Seperti biasa hubungan keduanya baik-baik saja, walaupun ada yang ingin berakhirnya hubungan mereka.
"Seokjin rasanya aku ingin jalan-jalan." keluh Jisoo.
Seokjin melirik kekasihnya sekilas, "Jalan-jalan? Kemana? Kalau begitu ayo kita jalan-jalan." ujar Seokjin.
Jisoo membuang nafasnya pelan, "Tidak, maksud ku ingin jalan-jalan itu seperti liburan. Kaya semisal kita pergi kepantai, keluar Kota." jelas Jisoo, Seokjin menganggukan kepalanya.
"Memangnya kamu dapat libur?"
"Tidak sih, itu masih lama. Mangkanya aku bosan sekali, aku juga butuh refreshing tau." ujar Jisoo mengerucutkan bibirnya lucu.
Seokjin terkekeh mendengarnya, "Kalau kamu sudah libur, aku akan membawa mu pergi jauh." ujar Seokjin, Jisoo langsung menatap kekasihnya degan mata berbinar.
"Serius!" Seokjin menganggukan kepalanya.
"Kemana?" tanya Jisoo lagi.
"Kamu maunya kemana?" Seokjin balik tanya dengan menatap gadisnya.
Jisoo tampak berfikir, dengan jari telunjuk didagunya. "Paris? No no, Jerman? Ehm nanti saja." Jisoo berbicara sendiri, sesekali menggelengkan kepalanya seakan dia memberi jawaban untuk dirinya sendiri.
Seokjin yang melihatnya hanya terkekeh kecil, gadisnya tampak lucu dengan raut wajah yang tengah berfikir. Dan tiba-tiba wajahnya menjadi sumringan dengan melentikan jarinya.
"New York." ujarnya dengan semangat.
"Yakin?"
"Hmm, memangnya kamu mau mengajakku ke 3 negara yang aku sebutkan tadi?" Jisoo balik tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Game [END]
Truyện Ngắn[18+]. . Kim Jisoo seorang gadis cantik dan juga menjadi kesayangan Ayahnya. Hidupnya bisa dibilang sangat enak, dia mendapati kasih sayang dari Ayahnya walaupun sosok Ibunya sudah tidak ada karna sudah meninggal ketika dirinya di usia 17 tahun. Dan...