Kim Jisoo berjalan menuruni tangga, ia sudah siap untuk berangkat kekantor, sesampainya dimeja makan seperti biasa Jin Hee sudah duduk disana menunggu putrinya turun.
"Pagi Yah." sapa Jisoo mencium pipi Ayahnya sekilas lalu mendudukan dirinya dikursi tempat biasanya.
Jin Hee menatap putrinya lekat, terlihat sekali sangat bahagia seperti hari-hari biasanya. Apakah bahagia putrinya ini datang dari pria itu? Dan bagaimana mereka bisa bertemu? Jin Hee masih benar-benar tidak menyangka kalau pria itu datang lagi dihadapannya langsung dan menjadikan putrinya sebagai kekasihnya. Apa ini termasuk dari rencananya?
Jin Hee harus waspada dan lebih berhati-hati, ia tidak ingin kehilangan putri kesayangannya ini.
"Yah, Ayah." panggilan Jisoo membuat lamunan Jin Hee hilang, dan menatap putrinya yang tengah menyerit.
"Apa yang Ayah fikirkan?" tanya Jisoo.
"Tidak ada, memangnya terlihat sekali ya kalau Ayah tengah berfikir." ujarnya.
"Iyah, tidak biasanya Ayah melamun ketika sedang makan." ujar Jisoo kembali menyuapi nasi ke dalam mulutnya. Jin Hee hanya diam, ia akan merasa khawatir sekarang.
"Ohya Yah, semalam bagaimana aku bisa dikamar?" tanya Jisoo, dia penasaran sedari bangun tidur yang sudah ada dikamarnya. Karna seingatnya ia tengah berada dimobil Seokjin, apa pria itu yang memindahkannya?Jin Hee terdiam menatap putrinya yang tengah menunggu jawabannya. "Kamu dipindahkan dengan yang pergi bersamamu." ujar Jin Hee.
Jisoo tersenyum, "ternyata benar." gumamnya, dan Jin Hee dapat mendengarnya. "Yah itu kekasihku, bagaimana? Dia tampan ya." ujar Jisoo dengan raut wajah yang berseri-seri membuat Jin Hee membuang nafasnya lesu.
"Siapa namanya?"
"Kim Seokjin." benar kan! Rasanya Jin Hee benar-benar khawatir bagaimana kedepannya nasib putrinya nanti.
"Bagimana kalian saling mengenal?" tanya Jin Hee.
"Waktu aku ikut ke pesta rekan kerja Ayah." ujar Jisoo, Jin Hee mengingat kapan acara tersebut digelar. Cukup lama hampir setahun yang lalu.
"Lalu kalian langsung berkencan tak lama itu?" ujar Jin Hee menurukan sebelah alisnya.
"Tidak, Ayah pasti tidak akan percaya. Kami bertemu lagi setelah 5 bulan acara itu digelar." ujar Jisoo, Jin Hee tertegun. Fikirannya mulai mencerna apa pria itu mengetahui segalanya?
"Dan Ayah tau, setelah itu dia menjadi
Rekan kantor Pak Chanyeol. Nah dari situ lah." jelas Jisoo sambil tersenyum-senyum, mengingat bagaimana awalnya mereka bertemu kembali dan sampai pria itu mengajaknya berkencan."Menurutmu dia seperti apa orangnya?" tanya Jin Hee ingin tau cara pandang putrinya terhadap pria itu.
Jisoo menyelesaikan makannya dan meminum, lalu matanya menatap Ayahnya dengan raut wajah yang berbinar. "Dia orangnya sangat baik, tampan, lemah lembut, dia sangat menyayangiku Yah. Dia tidak pernah marah denganku, yang ada aku yang selalu marah dengannya karna dia menyebalkan selalu menggodaku." jelas Jisoo menggerutu tapi setelah itu kembali tersenyum.
"Kenapa kamu bisa beranggapan dia orangnya seperti itu?" ujar Jin Hee membuat Jisoo menatap Ayahnya heran.
"Kenapa Ayah bertanya seperti itu? Seakan tau kalau dia orangnya bukan seperti yang apa aku bilang barusan." ujar Jisoo menatap Ayahnya curiga.
"Ayah kan hanya bertanya, bagaimana kalau dia ternyata jahat? Kita semua tidak ada yang tau sayang." ujar Jin Hee dengan tenang, berusaha untuk bersikap biasa saja. Padahal dirinya tidak tenang setelah melihatnya semalam.
"Tidak Yah, dia sangat baik. Dan juga katanya dia mengenalmu, apa Ayah juga mengenalnya?" ujar Jisoo balik tanya.
Jin Hee terdiam, ternyata pria itu bilang kalau mengenal dirinya dan tidak memberitau kenapa mereka kenal?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Game [END]
Nouvelles[18+]. . Kim Jisoo seorang gadis cantik dan juga menjadi kesayangan Ayahnya. Hidupnya bisa dibilang sangat enak, dia mendapati kasih sayang dari Ayahnya walaupun sosok Ibunya sudah tidak ada karna sudah meninggal ketika dirinya di usia 17 tahun. Dan...