Jisoo memasuki mobil, dia akan disupiri oleh supir Ayahnya.
Dengan orang yang berbeda karna Ayahnya bilang supir mereka sedang cuti, jadi Ayahnya mencari penggantinya untuk sementara.
"Ke tempat ini ya Pak." ujar Jisoo memberikan alamat yang ditujunya.
Pria itu menganggukan kepalanya dan bergegas meninggalkan kediaman Jin Hee.
Didalam perjalanan hanya ada keheningan melanda, Jisoo tak henti-hentinya menampilkan senyuman nya.
Ini malam tahun baru, dan besok dia akan menjalani tahun baru yang mungkin akan sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Jisoo tidak akan salah mengambil keputusan untuk kembali pada Seokjin, yeah memang pria itu membohonginya tapi itu demi kebaikan hubunga mereka. Dan Ayahnya hanya salah paham untuk masa lalu mereka jadi mungkin mereka berdua akan bisa saling berbaikan, melihat Ayahnya yang sekarang tampak tidak mengekangnya lagi seperti waktu itu.
Tiba-tiba mobil berhenti membuat Jisoo melihat ke arah sekitar dan supirnya, "Kenapa berhenti Pak?" tanya Jisoo.
"Maaf Nona saya akan cek sebentar, Nona tunggu saja di dalam ini hanya sebentar." ujar supirnya membuka seatbelt dan keluar dari mobil untuk melihat kondisi mobilnya yang tiba-tiba saja mati.
Jisoo hanya diam menuruti ucapan supirnya, padahal sudah dipertengahan jalan tapi kenapa malah ada kendala seperti ini. Semoga saja cepat selesai, dia tidak mau Seokjin menunggu lama disana.
Dan tak lama pintu mobil terbuka dan supir itu masuk langsung duduk, "Bagaimana Pak? Tidak ada masalahkan?" tanya Jisoo.
"Tidak."
Jisoo menyerit ketika mendapat respon singkat dari supirnya, lalu mobilnya kembali menyala membuat Jisoo bernafas lega. Tapi dia sedikit merasakan hawa tidak enak didalam mobilnya, ntahlah ketika supirnya masuk tadi suasana menjadi lebih mengerikan menurutnya. Belum lagi supir itu hanya diam tidak menjelaskan kenapa mobilnya bisa mati tadi.
Lalu Jisoo melihat sekitar dan dia baru sadar kalau mereka tengah berjalan dijalanan sepi bukan jalan raya, seketika Jisoo cemas kenapa supirnya lewat jalan sini.
"Pak kenapa kita lewat sini?" tanya Jisoo.
"Lebih cepat."
Jisoo menyerit, "Tapi ini seperti ingin ke hutan, Bapak yakin ini akan cepat sampai?" ujar Jisoo lagi, mereka menjalani jalanan sepi dan ini sudah malam.
Supir itu tidak menjawab hanya diam dan fokus dalam menyetirnya, Jisoo gusar menggigit bibir bawahnya dia mau mengabari Seokjin ketika melihat pesannya tidak terkirim-kirim Jisoo mendesah kecewa. Tidak mendapati sinyal diponselnya, tidak apa mungkin akan ke kirim ketika sinyalnya sudah ada.
Dan mobil kembali berhenti membuat Jisoo melihat sekitar, gelap. Ketika ingin bertanya pada supirnya, orangnya sudah tidak ada. Membuat Jisoo mencari dimana supirnya.
Baru hendak membuka pintu tapi sudah terbuka lebih dulu dan itu yang membukanya adalah supirnya.
"Kenapa lagi ini dengan mobilnya Pak?" tanya Jisoo ketika sudah berada diluar bersama supirnya.
Bukannya menjawab, supir itu malah membengkap mulut Jisoo dengan saputangan yang sudah diberi obat bius. Seketika Jisoo tidak sadarkan diri dengan begitu supir itu langsung kembali memasuki tubuh Jisoo kedalam mobil dengan perlahan.
Dan dia langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
.
Jisoo mengerjapkan matanya, kepalanya pening.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Game [END]
Conto[18+]. . Kim Jisoo seorang gadis cantik dan juga menjadi kesayangan Ayahnya. Hidupnya bisa dibilang sangat enak, dia mendapati kasih sayang dari Ayahnya walaupun sosok Ibunya sudah tidak ada karna sudah meninggal ketika dirinya di usia 17 tahun. Dan...