Flashback on.
Seokjin tengah berada diruangannya, dengan Taehyung yang duduk di sofa sambil bertukar pesan dengan sang kekasih.
Seokjin melihat ponselnya sekali lagi, tidak ada notif yang dia tunggu selamanya ini membuatnya mendesis kesal.
"Argh! Bisa gila aku." seru Seokjin membanting ponselnya dimeja, membuat adiknya terkejut dan menatapnya heran.
"Ka kamu ini apa-apaan sih, jantungnya hampir copot tau." gerutu Taehyung, Seokjin menatap adiknya dengan malas.
"Kamu keluar dari apartemenku dan kembali tinggal disini." ujar Seokjin.
Taehyung hendak protes tapi pria itu kembali bersuara membuatnya mengurungkan niatnya.
"Aku ingin memberikannya pada Jisoo." ujarnya, Taehyung melebarkan matanya terkejut.
"Ka yang benar saja, apartemen yang lain bisa kan? Kamu tidak mungkin jatuh miskin karna menyewa apartemen yang lain." ujar Taehyung.
"Hemat."
Jawaban singkat Seokjin membuat Taehyung menatap Kakaknya dengan raut wajah tidak percaya, seorang Seokjin hemat?
"Ck hah dompetmu saja harganya berapa itu, berlaga sok hemat." cibir Taehyung.
"Ini kan sudah lama aku membelinya, sekarang lain lagi waktunya." elak Seokjin santai.
"Tapi Ka- ish kenapa sih baru sebulan aku merasakan hidup normal dan bisa berpacaran dengan Lisa." ujar Taehyung masih belum menerima akan keputusan Kakaknya.
"Dengar Taehyung aku hanya menyuruhmu untuk kembali tinggal disini, bukannya kembali ke tempat orangtua kita. Seharusnya kamu hanya menurut saja sih apa susahnya." oceh Seokjin.
Taehyung mendengus dengan malas dia beranjak dari duduknya, dia mau pergi dengan Lisa. "Terserah." ujarnya dengan singkat dan meninggalkan Kakaknya dengan membanting pintu ruang kerja Seokjin.
Seokjin hanya bisa terkekeh kecil melihat kemarahan adiknya, pria itu mana bisa marah dengannya toh adik kecilnya itu bergantungan dengannya.
Dengan begitu Seokjin akan pergi ke apartemennya untuk membenahi ruangan disana, takut adiknya melakukan pesta miras disana. Kekasihnya harus percaya kalau apartemennya itu benar-benar baru disewanya untuk gadis itu.
Seokjin bernekat mengambil cara ini supaya Jisoo ada dalam jangkauannya, sebelum semua kebenarannya akan dia ungkap ketika acara pertunangan itu terlaksanakan.
Dia masih kesal dan tidak habis fikir dengan Jisoo, yang sampai sekarang tidak mengirimnya pesan.
"Ck gadis itu benar-benar ingin hubungan ini berakhir ya? Lihat saja nanti ketika kita bertemu kembali." Seokjin menggeram marah dan mengambil ponselnya, karna dia akan pergi setelah ini.
...
Suara ponsel berbunyi sedari tadi, tanpa membuat sang empu menghentikan aktifitasnya untuk hanya sekedar melihat siapa yang sudah mengganggunya.
Dua orang yang tengah bergelut dibalik selimut dengan tubuh mereka yang polos
Menghiraukan bunyi telpon yang terus berbunyi."Seokjinhh.... Eughhh... Telponmu." pria itu yang tengah bermain dibenda kembar kekasihnya berdesis kesal, belum lagi perempuan itu terus mendorong kepalanya untuk menghentikan kegiatannya.
Seokjin mengangkat wajahnya ketika sudah memberitanda disana, mendengar wanitanya mengerang membuatnya kembali turn on. Tapi dia harus menunda karna telpon sialan itu, siapa yang sudah mengganggunya? Akan dihajar ketemu nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Game [END]
Short Story[18+]. . Kim Jisoo seorang gadis cantik dan juga menjadi kesayangan Ayahnya. Hidupnya bisa dibilang sangat enak, dia mendapati kasih sayang dari Ayahnya walaupun sosok Ibunya sudah tidak ada karna sudah meninggal ketika dirinya di usia 17 tahun. Dan...