🍃33.

886 52 14
                                    

Seokjin baru saja pulang, badannya benar-benar letih ingin langsung merebahkan tubuhnya dikasur empuk kesayangannya.

Seminggu full dia meninggalkan rumah beserta orang tercintanya yang mungkin masih marah padanya.

Dan mungkin saja wanitanya ada dirumah bersama Jin Hee, dan Seokjin tidak mempermasalahkannya. Malah itu bagus untuk ada yang bisa memperhatikan kegiatan Jisoo yang sedang hamil tua.

Juga Seokjin tidak mungkin melupakan atau bermain-main tentang ucapannya akan menikahkan Jisoo setelah kepulangannya, 3 hari kedepan dia akan melakukan fitting baju untuk mereka.

Saat baru memasuki rumah, adiknya sudah ada disana.

"Kamu sudah sampai Ka, langsung saja beristirahat. Aku sudah bilang pada maid untuk menyiapkan air hangat untuk kamu mandi." ujar Taehyung.

"Hmm, terimakasih." Seokjin tersenyum tipis dan menepuk pelan kepala adiknya sayang. "Yasudah aku masuk terlebih dahulu, pesananmu ada sudah dibawa tadi." lanjutnya.

"Asik, terimakasih Ka." seru Taehyung dengan senang, dia memang suka sekali meminta bingkisan kalau Seokjin sedang berpergian mengurus Kantornya. Adik laknat yang untungnya Seokjin sayang.

Seokjin berjalan memasuki mansionnya, "Ka aku punya kejutan untukmu." pekik Taehyung ketika melihat Seokjin sudah berada didekat tangga.

Seokjin menyerit menatap adiknya, tumben. Dan Taehyung hanya menampilkan cengiran kotak khasnya, Tapi dia langsung berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya.

Ketika membuka pintu kamarnya, Seokjin tertegun disana. Raut wajah yang sulit di artikan terlihat diwajah pria tersebut.

"Jisoo." gumamnya pelan.

Yeah perempuan berbadan dua tersebut ada didalam kamarnya, terlihat punggungnya karna Jisoo tengah membuka lemari pakaiannya.

Dan ketika Jisoo membalikan tubuhnya raut wajah terkejut terlihat diwajah cantiknya tapi itu hanya sebentar karna tak lama itu senyuman cantik terukir dibibir uniknya.

"Oh kamu sudah sampai, maaf aku tidak menyambutmu bersama Taehyung." ujarnya.

Seokjin masih diam diposisinya, fikirnya masih berkelana. Apakah dia mimpi? Atau hanya alusinasinya saja melihat Jisoo ada disini? Jadi Seokjin hanya diam menatap Jisoo dengan lekat.

Jisoo yang melihat keterdiaman Seokjin menyeritkan alisnya bingung, kenapa pria itu tampak biasa saja? Tidak biasanya.

"Seokjin."

Panggilan itu membuat Seokjin membuyarkan lamunannya, dia kembali menatap ke depan dimana Jisoo masih disana dengan menatapnya bingung. Dengan begitu didapannya Jisoo dengan wujud nyata! Bukan halusinasinya?

Tungkai panjang Seokjin bergerak cepat untuk menghampiri Jisoo yang masih diam diposisinya, dengan begitu pria itu langsung memeluk tubuh wanita dicintainya dengan erat. Dengan menumpu kepalanya dibahu Jisoo.

"Kim Jisoo benarkah ini kamu? Kamu disini? Aku tidak halu kan?" tutur Seokjin dibalik punggung wanitanya.

Jisoo hanya tersenyum mendengarnya, tangannya menepuk pelan punggung lebar Seokjin dan sesekali mengusapnya. "Iyah kamu benar, ini aku Jisoo. Kamu tidak halu Seokjin." ujar Jisoo, Seokjin melepaskan pelukannya dan kembali menatap Jisoo. Seperti menelusuri setiap inci wajah wanitanya.

Tangan Jisoo bergerak dengan menyentuh wajah Seokjin mengusapnya dengan lembut, pria itu memejamkan matanya menikmati sentuhan nyata dari orang tercintanya.

"Ini sungguh nyata, dan kamu ada didepanku. Kalau pun ini mimpi aku harap aku tidak ingin bangun hanya untuk melihat senyum kamu." ujar Seokjin, Jisoo tersenyum tipis. Dia merasa n bersalah karna sudah sempat ingin menjauhinya, hanya karna egonya.

The Game [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang