BS 9 : Satu Tim

1.7K 271 14
                                    

Sasuke berdiri diam dengan pandangan kosong di sebelah sang Kaisar yang sedang sarapan bersama dengan anggota Kekaisaran lainnya. Ibunya yang merupakan Permaisuri duduk di sebelah kiri sang ayahanda, lalu di sebelahnya lagi ada Selir Agung Hana dan Putri Mahkota Uchiha Izumi. Sementara di sebelah kiri ada kakaknya sang Putra Mahkota Uchiha Itachi bersama dengan beberapa Pangeran lainnya dan Putri.

Fugaku mengakhiri makannya, membersihkan sudut bibirnya dengan tisu lalu berdehem pelan membuat semua perhatian kini tertuju padanya.

"Bagaimana, apa kamu berhasil membunuh monster es itu?"

Semua orang terdiam dengan mata terbelalak tidak percaya, mereka lantas menatap Sasuke yang tampak kacau dengan penampilannya yang kotor dan bercak darah.

"Saya berhasil membunuhnya kemarin sore." jawab Sasuke dingin.

"Lalu kenapa kamu tidak kembali setelahnya dan malah baru kembali pagi ini?"

"Saya terluka dan istirahat di hutan."

"Oh bagus, kalau begitu Wilayah Selatan akan menjadi milikmu sebagai hadiahnya. Wilayah itu cukup tertinggal, bangun dengan baik. Uang yang akan saya kirimkan untuk pembangunan daerah akan saya berikan kepadamu."

"Baik Yang Mulia Kaisar, terima kasih atas berkah yang anda berikan. Semoga Dewa selalu menyertai anda." Sasuke membungkuk penuh hormat.

Fugaku beranjak pergi dan ketika dia sudah tidak ada di ruang makan. Mikoto beranjak bangun menghampiri Sasuke, "Kamu baik-baik saja? Kamu tidak terluka parahkan? Kamu harus segera menemui Dokter nak!" serunya panik.

"Saya baik, Yang Mulia. Terima kasih atas perhatian anda." Sasuke menundukan kepalanya sejenak. Mikoto cukup terluka melihat sikap putranya itu.

"Sasuke, duduklah dan kita sarapan bersama." ajak Itachi.

"Duduklah Pangeran. Yang Mulia Kaisar sudah pergi." Selir Agung Hana tersenyum sendu.

"Saya tidak layak makan di meja yang sama dengan Permaisuri dan Selir Agung beserta Pangeran dan Putri Kiyomi. Saya akan makan di dapur seperti biasa, permisi." Sasuke berojigi dan pergi tanpa berbalik lagi.

Dada Mikoto sesak mendengarnya, dia hampir jatuh jika tidak Putra Mahkota bergerak cepat memeluknya.

"Apa dosaku Dewa?" gumam Mikoto lemah.

"Ibunda." Itachi memeluk ibunya yang kembali menangis.

"Bahkan dia tidak memanggilku Oka-chan lagi." Mikoto terisak pelan.

oOo

Sasuke pergi ke ruangan makan para pelayan Kekaisaran dan beberapa pelayan menatapnya kaget. Seorang koki dengan cepat menghampiri Sasuke.

"Yang Mulia, duduklah. Saya akan menyiapkan sarapan untuk anda." ujarnya ramah.

Beberapa pelayan yang sudah terbiasa makan bersama Sasuke tidak lagi merasa canggung. Mereka kembali makan tanpa melihat ke arah Sasuke dan tidak berbicara sama sekali agar Sasuke tidak terganggu.

Sasuke makan dengan tenang hingga selesai dan dia kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri dan melihat jika semua lukanya sudah sembuh, bahkan memar tidak terlihat. Pemuda berambut kuning cerah dengan penutup mata itu sangat handal seperti Dokter Kekaisaran. Sasuke mengenakan seragam sekolahnya dan segera berangkat ke akademi.

Semua mata memandang Sasuke takjub ketika Sasuke melewati gerbang akademi. Tatapan dingin Sasuke dan juga wajah tampannya mampu membuat semua gadis-gadis terpesona dan para pemuda menatapnya iri.

"Hei!" Toneri datang merangkul Sasuke dari belakang dengan senyum lebarnya seperti biasa, "Kamu sudah mendengar bahwa hari ini kita akan mendapatkan adik tingkat untuk kelas berburu?" ujarnya.

Beautiful Sapphire [TERSEDIA PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang