Deidara, Hidan dan Kisame segera bergerak cepat saat mendapatkan sinyal dari Putri Mahkota bahwa dia berada dalam bahaya. Sesampainya di ruang kerja Putri Mahkota, mereka terkejut melihat Izumi sudah tidak sadarkan diri lalu Naruto muncul di belakang mereka.
“Naruto selamatkan Putri Mahkota!” seru Deidara keras.“Yang Mulia! Ada apa dengan Yang Mulia?!” Naruto segera mendekat dan memeriksa keadaan Izumi.
“Dia memuntahkan darah!” jawab Kisame panik lalu menoleh kearah Hidan, “Cepat panggil Putra Mahkota dan Dokter!” serunya dan Hidan segera keluar secepat kilat.
Naruto berusaha melakukan pertolongan pertama, “Racun, Putri Mahkota di racun!” serunya.
Kisame langsung terfokus pada teko berisi teh, “Teh! Mungkinkah keracunan teh?!” serunya menatap Naruto.
“Tolong amankan teh dan bekas cangkir yang Putri gunakan!” sahut Naruto.
Kisame melakukannya, ia meletakan teko dan bekas cangkir yang di gunakan ke tempat yang aman. Sementara Naruto berusaha keras untuk menghambat penyebaran racun.
“Bagaimana?” tanya Deidara panik menatap Naruto dan Izumi bergantian.
“Aku sedang mencobanya.” jawab Naruto berusaha mengendalikan darah Izumi agar tidak menyerap racun yang masuk.
Itachi masuk tergesa bersama Dokter, pria itu syok dengan wajah pucat pasi melihat istrinya terbaring di lantai ruangan dengan mulut berdarah dan Naruto yang berusaha menyelamatkan Izumi.
“Izumi ....” Itachi terduduk lemah di samping istrinya. Ia meraih salah satu tangan Izumi dan menggenggamnya erat, “Naruto ... Tolong selamatkan Izumi.” pintanya penuh harap.
“Denyut nadinya semakin menurun!” seru Dokter yang memeriksa keadaan Izumi sementara Naruto sedang mengendalikan racun di dalam darah Izumi.
“Dokter! Tolong iris sedikit tangan Putri, aku akan mengeluarkan darahnya dengan pengendalian darahku.” ujarnya.
“Saya lakukan!” jawabnya dan mengiris sedikit tangan Izumi sesuai arahan dari Naruto.
“Jiyu!” ucap Naruto dan aliran darah cukup banyak keluar dari bekas luka sayatan yang di berikan Dokter.
“Naruto!” Itachi semakin panik melihatnya.
Shion masuk ke dalam ruangan. Dalam hati ia kesal melihat Naruto datang sangat cepat dan menyelamatkan Izumi. Izumi harus mati tapi malah di selamatkan.
“Tidak apa-apa Yang Mulia. Yang saya keluarkan adalah darah yang sudah bercampur dengan racun,” sahut Naruto, “Tolong buatkan ramuan dari daun cermin, akar merah, kulit buah gugur yang sudah di keringkan dan biji buah pear.” ucapnya.
“Itu ramuannya?”
“Di rebus dan tambahkan madu. Setelah itu bawa kesini, Putri harus meminumnya sebagai pembersih darah dari racun.”
“Ba-baiklah! Akan saya buatkan sekarang!” seru sang Dokter bergegas keluar.
“Yang Mulia, kita pindahkan Putri ke kamarnya!”
“Iya Naruto tapi lukanya?”
“Tidak apa-apa, sudah saya hentikan.”
Itachi melihat tangan Izumi dan benar tidak ada lagi darah yang keluar dari sana. Ia bangun dan menggendong Izumi keluar dari ruang kerjanya menuju kamar mereka.
“Bawa teko dan gelas teh yang di gunakan Putri ke laboratorium Kekaisaran.” ujar Naruto kepada Kisame yang segera melakukan perintahnya tanpa bertanya.
Naruto terus mengendalikan aliran darah Izumi dan mengeluarkan racun tersisa kemudian menutup bekas lukanya. Naruto menghela napas lega karena dia bergerak cepat, jika tidak Putri Izumi bisa saja mati keracunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sapphire [TERSEDIA PDF]
FanficShonen, Fantasy, Supernatural, Drama, Romance SasuFemNaru Dia di benci karena kelahirannya di anggap sebagai kutukan. Dia terlahir buta. Semua orang membencinya tapi dia tetap semangat dan menunjukkan kepada semua orang bahwa dia tidaklah lemah.