Maaf lama baru bisa up~
.
.
Setelah mengetahui bahwa Naruto adalah putrinya, malam itu Kushina tidak ingin keluar dari kamar Naruto. Ia tidur dan merawat Naruto sepanjang malam.
Pagi ini seorang Dokter dan Sakura datang untuk mengecek keadaan Naruto. Keadaan Naruto sudah mulai membaik namun tanda-tanda Naruto akan sadar belum juga terlihat.
“Keadaannya semakin baik, Yang Mulia. Usahakan setiap hari selalu transfer mana agar Naruto cepat pulih.” ujar sang Dokter.
“Terima kasih banyak Dokter Kabuto.”
“Sama-sama, Yang Mulia. Senang bisa menjadi Dokter untuk putri anda.” Kabuto menundukkan kepalanya.“Hm, kamu akan di antar kembali dengan kereta kuda keluarga kami.”
“Baik. Terima kasih, Yang Mulia. Saya permisi.”
Minato mengangguk mempersilahkan, dan Dokter muda itu segera keluar dari kamar Naruto di antar langsung oleh kepala pelayan kediaman keluarga Namuikaze.“Hari ini Nyonya Tsunade beserta Jiraiya-sensei akan datang kesini untuk melihat keadaan Naruto.” ungkap Sakura memberitahukan setelah kepergian Dokter Kabuto.
“Jiraiya-sensei sungguh akan datang?” tanya Minato merasa senang mendengarnya.
Sakura mengangguk pelan seraya tersenyum lembut seperti biasa, “Iya mungkin siang nanti akan segera sampai.” jawabnya.
“Sudah sangat lama sekali. Jiraiya-sensei pergi setelah Kurama lulus dari akademi.” ucap Kushina pelan melirik suaminya, “Kita harus menyambutnya dengan baik, karena beliau adalah guru pribadi keluarga Namikaze bahkan menjadi guru putri bungsu kita tanpa kita ketahui.” sambungnya seraya mengelus lembut kepala Naruto.
“Itu pasti.” sahut Minato.“Sakura-san, apakah boleh saya bertanya tentang Naruto?” Kushina melirik Sakura penuh harap.
“Tentu saja, Nyonya.” Sakura mengangguk.
“Kenapa Naruto menyamar menjadi anak laki-laki?” tanyanya penasaran dan Minato baru menyadarinya.“Naruto adalah seorang gadis yang sangat cantik di rumah bordil Nyonya Tsunade. Banyak laki-laki ingin mempersuntingnya tapi di tolak Nyonya Tsunade. Meski Naruto buta tapi kecantikannya luar biasa, Naruto pandai menari, berpuisi dan juga ahli dalam medis khususnya obat-obatan yang Naruto pelajari langsung dari Nyonya Tsunade.” Sakura tersenyum mengingat kenangan saat Naruto belajar tentang obat-obatan agar dia bisa melihat.
“Naruto mendapatkan cerita dari Jiraiya-sensei bahwa akademi sihir di negera Api sangatlah menyenangkan. Naruto mulai bercita-cita agar bisa masuk ke dalam akademi dan mempelajari lebih banyak lagi sihir. Hingga waktu untuk masuk akademi tiba, Naruto harus menjadi anak laki-laki di negara api. Itulah syarat dari Nyonya Tsunade jika Naruto ingin masuk akademi sihir negara api. Saya pun tidak mengerti tapi setelah malam festival akhir musim panas, Nyonya Tsunade menceritakan semuanya. Bahwa itu untuk melindungi Naruto sendiri mengingat dulu ia mendapatkan amanah dari ibu Naruto untuk menjaganya sebaik mungkin dan selama ini Nyonya Tsunade sudah mengumpulkan banyak informasi tentang orang tua Naruto. Nyonya Tsunade sudah mengetahui semuanya dan saya marah saat itu tapi Nyonya Tsunade berkata, biarkan Naruto bertemu dengan keluarganya dengan caranya sendiri.”
Kushina maupun Mikoto tidak bisa berkata apa-apa setelah mendengarnya. Mereka bersyukur dan senang mendengar bahwa Naruto di jaga dengan sangat baik bahkan Kushina menitihkan air matanya.
“Kami memang tinggal di dalam rumah bordil yang di anggap banyak orang hina tapi percayalah bahwa kami tidak menjual diri melainkan seni dan hiburan untuk semua orang.” lanjut Sakura melirik pintu kamar Naruto yang sedikit terbuka lalu sosok Kyuubi muncul dari sana.“Ada apa?” tanya Minato melirik putra keduanya.
“Aku ... Aku hanya membawa barang yang mungkin adik butuhkan.” Kyuubi terlihat salah tingkah dan dari belakangnya muncul beberapa pelayan yang membawa banyak paper bag.
“Apa itu?” Kushina melirik bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sapphire [TERSEDIA PDF]
FanfictionShonen, Fantasy, Supernatural, Drama, Romance SasuFemNaru Dia di benci karena kelahirannya di anggap sebagai kutukan. Dia terlahir buta. Semua orang membencinya tapi dia tetap semangat dan menunjukkan kepada semua orang bahwa dia tidaklah lemah.