BS 17 : Cinta yang menyakiti

1.7K 258 8
                                    

Plak!

Fugaku menatap tajam putranya yang tetap berdiri diam tidak bergeming meski sudah ia pukuli sejak tadi, "Bodoh! Kamu bodoh dan tidak berguna! Kamu membuatku malu menjadi ayahmu!" seru Fugaku dan kini melemparkan cap kekaisaran yang terbuat dari emas ke arah Sasuke.

Tak!

Sasuke menoleh sebentar karena cap itu mengantam dahi kirinya hingga berdarah. Ia masih berdiri tegap di hadapan sang ayah, wajahnya terlihat kaku dengan tatapan kosong.

"Bisa-bisanya kau yang seorang Pangeran kalah oleh rakyat jelata!" teriaknya murka, "Bagaimana bisa rakyat jelata yang tidak memiliki banyak mana bisa membunuh seekor monster level A?! Apa kau tidak malu?!"

"Maafkan saya Yang Mulia, saya akan berlatih lebih keras lagi." Sasuke menundukan kepalanya sejenak.

"Masih berani kau bicara di hadapanku sekarang hah?!"

Sasuke menundukan kepalanya sebagai ungkapan bahwa dia bersalah.

"Pergi dari hadapanku sekarang juga! Aku muak melihatmu!"

Sasuke berojigi kemudian keluar dari ruangan kerja Kaisar dengan kepala berlumuran darah. Pipi dan tubuh lebam bekas pukulan sang ayah. Tatapannya kosong kemudian dia berteleportasi menuju kamarnya.

oOo

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Kurama khawatir dengan keadaan Naruto.

"Sudah jauh lebih baik dari yang tadi, terima kasih Namikaze-sama!" Naruto menjauh dari Kurama yang sejak tadi memeluk dirinya.

"Jangan lakukan hal yang bisa membahayakan nyawamu lagi." ujar Kurama.

Naruto menggeleng pelan, "Ini tidak akan membahayakan nyawa saya." sahutnya.

"Terserah." Kurama menghela napas lega melihat Naruto yang baik-baik saja.

"Kembalilah ke kamarmu." ujar Sakura memerintah.

Naruto mengangguk pelan, ia beranjak berdiri di bantu seorang pelayan. Lalu pelayan lainnya membersihkan semua kekacauan yang ada di halaman.

Kurama dapat melihat banyaknya tanaman dan juga beberapa alat untuk membuat ramuan. Ia masih tidak percaya jika Naruto mampu melakukannya dalam keadaan tidak bisa melihat.

"Aku pulang sekarang." ujarnya melirik Sakura.

"Baik hati-hati, Tuan." Sakura mengantarkan Kurama keluar dari rumah bordil. Untunglah Kurama ada dan bisa membantu Naruto. Sakura tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Kurama tidak ada, Naruto pasti masih kesakitan saat ini.

"Dia sudah berjanji untuk tidak membuat ramuan yang menyakiti dirinya sendiri tapi dia mengingakari janjinya lagi dan lagi." ucap Sakura pelan. Kepalanya terasa sakit dengan apa yang Naruto lakukan barusan, Sakura hampir saja gila di buatnya.

oOo

"Naruto!" Gaara berlari mengejar ketika melihat Naruto sedang berjalan menuju kelasnya.

"Gaara-senpai?"

"Ha!" Gaara terdiam sejenak untuk mengatur napasnya, "Aku dengar kamu sudah menjadi Ksatria Sihir Kekaisaran dari kakakku. Selamat Naruto! Kau sangat hebat!" ujarnya di buat kagum dengan kemampuan Naruto.

"Hehehe terima kasih senpai, tapi aku tidak sehebat itu."

"Kalau tidak hebat lalu kenapa kau bisa menjadi Ksatria Sihir hah?"

"Oh itu aku tidak tahu."

Keduanya terkekeh pelan dan berjalan bersama menuju gedung kelas, "Aku dengar dari kakakku, kau akan mengikuti Pangeran Sasuke. Aku juga mengikuti Pangeran Sasuke atas perintah ayahku, karena itu aku selalu mengikutinya kecuali jika Pangeran sedang misi."

Beautiful Sapphire [TERSEDIA PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang