BS 59 : Pengkianatan

1.4K 160 12
                                    

Naruto, anak itu kebal terhadap racun. Putri Mahkota, bagaimana caranya agar dia bisa membunuhnya ketika dia di lindungi banyak pengawal termasuk Naruto? Shion termenung duduk di dalam kamarnya.

Tok! Tok! Tok!

“Nyonya! Anda mendapatkan surat.”

Shion tersentak dan segera membuka pintu. Seorang pelayan memberikannya surat, “Pergilah.” usirnya.

Menutup pintu dengan rapat, ia membuka surat dari pelayan Istana yang sudah dia bayar. Ini adalah jadwal terperinci tentang kegiatan Putri Mahkota hari ini. Kedua maniknya berkilat senang lalu mengeluarkan beberapa botol kecil dari lacinya. Ia mulai memilih racun mana yang tepat dan bisa segera membunuh manusia dalam waktu singkat.

Tok! Tok! Tok!

“Ibu! Ini aku!”

“Masuklah!” Shion menutup lacinya dan meletakan botol berisi cairan bening di atas meja nakas. Ino masuk, dia sudah terlihat rapi dengan gaunnya yang indah.

“Kamu terlihat sangat cantik sekali.” Shion tersenyum mengajak Ino duduk di sofa dekat dengan jendela, lalu ia mengambil secangkir teh untuk Ino, “Minumlah, ini sangat bagus agar kulitmu semakin cerah.” ujarnya dan Ino segera meminumnya tanpa bertanya.

“Sudah? Tidak ada lagi? Aku harus pergi ke Istana sekarang.” ujarnya seraya berdiri namun kepalanya tiba-tiba terasa sakit, “Aku ... Kepalaku sakit ....” gumamnya lemah dan penglihatannya mulai mengabur.

“Apa kamu tidak apa-apa?” tanya Shion panik.

Ino menggelengkan kepalanya pelan, Shion membawa Ino untuk berbaring di tempat tidur dan setelah terbaring, Ino langsung tidak sadarkan diri.

Shion tersenyum puas melihat hasil kerjanya dan mulai membacakan mantra sehingga Ino kini berubah menjadi dirinya dan ketika dia membaca mantra untuk dirinya sendiri, ia berubah menjadi Ino.

Mantra ini akan bertahan selama sepuluh jam dan Ino akan tertidur selama sepuluh jam pula. Dia harus tahu bagaimana kegiatan Ino selama ini dan apakah dia menjalankan tugas dengan baik di Istana.

Ia keluar dari kamar sebagai Ino dan meminta kepada pelayan untuk tidak memasuki kamarnya karena Shion ingin istirahat dan tidak ingin di ganggu.
Sekarang dia akan pergi ke Istana. Ketika ia menuruni anak tangga, ia melihat Hinata dan Naruto mengenakan seragam akademi khusus untuk berburu.

“Aku akan pergi lebih dulu bersama Sasuke-senpai.”

Naruto mengangguk mengerti lalu Hinata pun segera menghilang di ikuti Naruto yang pergi dengan alat sihir yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Ia keluar dan kereta kuda sudah siap menunggunya.

“Nona, apa kita berangkat sekarang?” tanya kusir melihat kedatangannya.

“Hm.” ia mengangguk dan pintu kereta di buka, ia masuk dan duduk anggun di dalamnya. Ia mengernyit melihat beberapa buku tersusun rapi di sebelahnya, buku-buku tentang sihir, “Dia belajar? Di Istana?” gumam Shion.

oOo

Suhu semakin menurun mendekati musim dingin sehingga Shion harus mengenakan mantel tebal ketika keluar dari kereta kuda. Ia mendongak menatap dalam diam bangunan Istana yang ada di hadapannya.

Pertama kali dia memasuki Istana ketika berusia lima belas tahun bersama dengan rombongan Putri Kuil lainnya, disanalah di ruang balairung dia pertama kali melihat Minato. Saat itu Minato mengenakan seragam Militer khusus untuk Ksatria Sihir yang turun ke medan perang.

Ia bertemu pandang dengan Minato dan pria itu tersenyum lembut kepadanya, ia seketika jatuh cinta pada pandangan pertama tetapi hatinya langsung terluka di saat bersamaan ketika Permaisuri datang bersama dengan wanita berambut merah gelap dengan sepasang manik violet yang teduh.

Beautiful Sapphire [TERSEDIA PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang