Hari yang paling di nanti akhirnya tiba, hari pernikahan Hinata dan Kurama. Saat ini Hinata istirahat di ruang tamu, dia belum di izinkan untuk memasuki kamar tidur Kurama.
Sejak tadi dia terus melakukan perawatan tubuh di bantu oleh para pelayan sehingga kini kulitnya selembut sutra dan sewangi bunga keabadian malam. Rambutnya juga sangat lembut dan bersinar ketika tertimpa cahaya.
Cklek!
“Hinata!”
Hinata menoleh cepat dan ia tersenyum lebar melihat Naruto, “Cepat masuk!” serunya dan Naruto segera masuk, ia menutup pintu kamar. Hinata sudah cantik dengan gaun pernikahannya dan sayangnya Naruto tidak bisa melihat penampilannya saat ini.“Maaf tadi aku pergi ke Wilayah Selatan dan sempat mampir ke rumah bordil bersama kak Kyuubi, jadi aku tidak membantu banyak.” ujar Naruto menyentuh gaun Hinata, “Ini sangat lembut pasti sangat cantik.” ujarnya pelan, ia sangat ingin bisa melihat pernikahan Hinata bersama kakaknya.
“Ini sangat cantik. Naruto, aku dengar dari Kurama-kun, Putri Mahkota ingin memberikan donor penglihatan untukmu tapi kau menolaknya.” ujar Hinata pelan.
“Hm, aku tidak ingin membuat anak itu sedih di akhir hidupnya.” jawabnya.
“Aku mengerti, kau gadis yang baik.” Hinata tidak bisa berkata apa-apa untuk hal itu.
“Apa kau bahagia akan menikah dengan kakakku?” tanya Naruto mengalihkan pembicaraan mereka.Hinata tersenyum lebar, “Tentu saja dan aku mulai memikirkan kira-kira gaya apa yang akan aku gunakan malam ini.” kedua manik ungu mudanya berkilat tajam.
Naruto tertawa mendengarnya, Hinata tidak berubah. “Sebentar lagi kau akan keluar. Aku akan menunggu di luar.” ujar Naruto.
“Nanti saja kau keluar, tunggu dulu aku disini. Aku sangat gugup sekarang.” Hinata mendengus kesal.
“Oh ternyata kau bisa gugup?” Naruto menyeringai.
Hinata melirik sinis, “Kau akan merasakannya ketika nanti kau menikah!” balasnya.
“Iya iya baiklah aku akan menemanimu.”
“Ini sangat gila, aku menikah satu minggu sebelum ujian kenaikan tingkat. Aku tidak belajar sama sekali lalu aku akan menjawab apa untuk soal teori? Gaya anjing nakal?” celetuk Hinata dan Naruto hampir tertawa keras mendengarnya.
“Kau sangat gila.” Naruto menghapus air matanya yang keluar karena tertawa.Hinata ikut tertawa, dia merasa bahwa dia memang gila seperti yang Naruto katakan tapi dia lebih menyukai dirinya yang seperti ini dari pada harus bersikap anggun seperti adiknya.
“Kau harus memberikan aku contekan!” seru Hinata tidak mau tahu.
“Bagaimana caranya? Bahkan ketika ujian harian saja pengawasan selalu berkeliling tanpa henti.” jawab Naruto.
“Kau bisa mengatakannya dengan suara yang pelan!”
“Dasar bodoh.”
Hinata mendengus geli dengan pemikirannya yang absurd, “Dimana Kiyomi? Apa dia sudah datang?”
“Belum, mungkin sebentar lagi.”
“Dia pasti sangat iri denganku karena menikah lebih dulu dan dia akan menjadi adik ipar.” Hinata menyeringai, ia mulai memikirkan hal yang tidak-tidak untuk mengusik ketenangan Kiyomi.
“Kita akan menjadi saudara melalui pernikahan.”
“Yah kau benar sekali.” Hinata mengangguk setuju.Tok! Tok! Tok!
“Nona Hinata ini sudah saatnya anda keluar.”
“Oh sungguh?” serunya panik dan berdiri dari tempat duduknya. Detak jantungnya jadi tidak karuan apalagi ketika pintu kamarnya terbuka dan sosok ayahnya berdiri disana dengan senyuman lembut yang tidak pernah Hinata lihat sebelumnya, “Ayah?” gumamnya pelan dan sekarang detak jantungnya kembali normal perlahan.
Naruto yang menyadari situasinya pergi keluar dari kamar. Hiashi datang menghampiri Hinata dan menyentuh kedua pundak putrinya lembut.“Ayah tahu, ayah memiliki banyak kesalahan padamu selama ini. Ayah meminta maaf padamu, dan ayah sangat bahagia bisa menikahkan kamu dengan pria yang kamu cintai. Ayah sangat berharap kamu bahagia bersamanya.
Ayah tahu dan menyadari bahwa kamu tidak pernah tertawa bahagia ketika bersama ayah tapi saat bersama dia, ayah bisa melihat tawa lepas yang bahagia darimu. Karena itu ayah menerima lamarannya. Ayah harap ayah tidak salah pilih.” ungkap Hiashi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sapphire [TERSEDIA PDF]
FanficShonen, Fantasy, Supernatural, Drama, Romance SasuFemNaru Dia di benci karena kelahirannya di anggap sebagai kutukan. Dia terlahir buta. Semua orang membencinya tapi dia tetap semangat dan menunjukkan kepada semua orang bahwa dia tidaklah lemah.