Part 2

405 109 50
                                    

"Siapa kalian?"

Suara tiba-tiba muncul entah dari mana membuat mereka terkejut dan mencari-cari asal suara itu. Mereka melihat sekitar dengan was-was.

"Aku di atas"

Mereka dengan cepat mendongakan kepala mereka ke atas. Seorang perempuan yang dari atas tengah menatap kebawah, ke mereka dengan tajam. Para gadis sudah saling merangkul. Leo seorang diri berjalan maju dan menunduk meminta maaf.

"Maaf atas kelancangan kami, nona. Kami tidak bermaksud memasuki kediamanmu tanpa izin. Kami pikir rumah ini tidak ada pemiliknya, jadi kami berani masuk ke sini dengan maksud sekedar berteduh"

Perempuan itu terdiam sebentar, kemudian berjalan turun melewati anak tangga. Suara sandalnya yang bergesekan dengan lantai membawa sengatan aneh pada tubuh mereka. Mereka merasa mulai merinding.

Sampailah perempuan itu di hadapan mereka, tepatnya di hadapan Leo. Perempuan itu menatap Leo intens dari atas sampai bawah dan bergantian menatap mereka satu persatu. Wajahnya datar, tidak ada senyum ramah sama sekali. Wanita ini sama misteriusnya dengan rumah ini.

"Kalian tersesat?" Tanya perempuan itu.

"Em, sebenarnya tidak atau iya?? Tujuan kami sebenarnya bukan ke pulau ini. Tapi, karena ada kerusakan pada kapal yang terjadi gara-gara badai tadi, jadi kami memutuskan untuk mencari tempat berlindung dan kami akhirnya menemukan pulau dan rumah ini" jelas Leo panjang lebar.

Perempuan itu terdiam sekali lagi. Kemudian ia menyuruh mereka mengikutinya menggunakan isyarat mata untuk menaiki tangga yang sebelumnya ia lewati. Dengan ragu mereka mengikuti perempuan itu. Perempuan itu berhenti di depan pintu sebuah ruangan.

"Kalian bisa menginap di sini kapan pun kalian mau. Akan aku tunjukkan kamar kalian. Namaku Leona. Panggil saja aku jika butuh sesuatu"

Perempuan itu kembali menggiring mereka ke ruangan demi ruangan yang akan menjadi kamar mereka.
Setelah itu, perempuan yang bernama Leona itu pun pergi. Leo menatap Bella dengan pandangan bertanya. Bella mengangkat bahunya sebagai balasan.

"Sepertinya, teman-teman. Kita di sambut baik oleh pemilik rumah ini. Beliau sudah berbaik hati mengizinkan kita tinggal di rumahnya. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan ini" ucap Ferdy pada semua temannya.

Mereka saling berpandangan dan mengangguk setuju. Mereka pergi ke kemar masing-masing. Para gadis memilih untuk satu ruangan saja karena alasan mereka takut.

Bella, Anna dan Gladis membuka pintu kamar mereka. Mereka nampak takjub setelah melihat dalamnya. Kamar yang luas dengan ranjang king size, lampu yang menggantung indah di langit-langit rumah,  lemari besar, sofa panjang di dekat jendela yang menyuguhkan pemandangan rimbunan pohon, dan juga kamar mandi dalam.

Gladis lalu membanting tubuhnya ke ranjang empuk itu. Lalu, mendesah ringan.
"Kasur yang empuk! Hey, kalian tidak mau bergabung denganku?"

Bella dan Anna tak menghiraukannya. Mereka berdua sibuk mengeluarkan barang-barang mereka. Kemudian, menyimpan tas kosong mereka di samping ranjang setelah menata barang-barang mereka. Bella dan Anna mengikuti Gladis berbaring di kasur.

"Aku dari dulu bermimpi punya kamar yang seperti ini" celetuk Gladis memecah keheningan di antara mereka. Bella mengiyakan perkataan Gladis.

"Memang benar kamar ini luas tapi menurutku norak tanpa ada poster anime satu pun, hehe" kata Anna. Bella dan Gladis menatapnya seolah berkata 'Dasar Wibu!'

"Tapi, aku heran. Kenapa rumah besar dan sebagus ini hanya ada satu orang saja dan ditengah pulau aneh ini pula. Apa kalian berpikir tentang itu juga?" Ucap Bella. Bella menatap Anna dan Gladis bergantian.

Mystery IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang