Part 7

230 90 16
                                    

Selesai melaksanakan rutinitas pagi mereka, Bella mengajak Anna dan Gladis untuk cepat-cepat pergi ke bawah. Mereka  mungkin sudah berkumpul di bawah dan tinggal mereka bertiga yang terlambat.

"Ayo cepat, Anna! Kau lama sekali!"

"Iya iya cerewet, ini aku sudah selesai!"

Anna, Bella, dan Gladis berlari pelan menuruni tangga dan mereka tiba di tempat acara minum teh berlangsung. Sudah ada Leona, Angel dan Ferdy di sana.

"Maaf, kami terlambat"

"Iya, maafkan kami. Ini si Anna lama sekali mandinya!"

"Iri bilang karyawan~"

Angel lalu menuangkan teh ke cangkir ke tiganya. Bau khasnya langsung tercium di indra penciuman mereka, sungguh membuat tenang dan rileks. Minum teh di pagi hari, di tambah pemandangan bunga-bunga yang bermekaran dan udara yang masih alami ini, sungguh momen yang indah sekali bukan? Kapan lagi mereka bisa seperti ini saat mereka hidup di hiruk pikuk perkotaan.

Bella mulai menyeruput teh hangatnya dan mendesah pelan, lalu memuji Angel atas kerjanya yang sudah membuat teh yang sangat enak menurutnya. Tak hanya Bella, yang lain pun ikut memuji Angel atas teh buatannya, kecuali Ferdy. Dia dari tadi hanya diam melamun, teh di cangkirnya tak ia sentuh sama sekali.

Leona yang menyadari sikap Ferdy yang aneh itu, lekas berdehem pelan untuk mengalihkan perhatian mereka semua. Namun, tetap saja Ferdy seolah tak mendengarkan sekitarnya.

"Ferdy? Ada apa?" Tanya Leona, tangannya menepuk pundak anak itu pelan. Ferdy segera tersadar dari lamunanya dan menjauh sedikit dari Leona.

"Bukan apa-apa" jawabnya cuek.

"Ucapanmu sangat berbeda dengan sikapmu, aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu?" Tanya Leona lagi, seharusnya ia sudah tahu kan siapa yang sedang Ferdy pikirkan, melihat ada banyak peristiwa yang terjadi pada mereka akhir-akhir ini. Pantas kah dia berpura-pura buta dan tuli dengan sekitarnya?

"Kau sudah tahu" jawab Ferdy lagi-lagi cuek,  dia tidak mau menatap wajah lawan bicaranya. Leona menghela nafas atas respon yang ia terima.

"Maafkan aku, aku tahu apa yang sedang kau pikirkan. Aku cuma ingin tahu mungkin kau sedang memikirkan solusi, jadi mungkin aku bisa membantumu barang sedikit?"

Ferdy tidak langsung menyauti Leona, dia kembali melamun. Yang lainnya juga sepertinya lebih fokus pada mereka berdua. Leona yang menunggu jawaban dan Ferdy yang enggan untuk menjawabnya. Leona tersenyum akhirnya saat Ferdy menoleh ke arahnya.

"Bisakah kau menceritakan orang-orang yang pernah tinggal di sini sebelumnya, yang kau katakan sempat menghilang namun di jumpai kembali? Aku ingin tahu itu" Ferdy tiba-tiba melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat Leona terdiam sebentar.

Dia menyuruh Angel untuk mengisi cangkir tehnya yang telah kosong dan menyeruputnya lagi sampai tandas. Leona memperhatikan wajah mereka satu persatu yang menunjukkan rasa penasaran. Lalu, kembali menatap Ferdy dengan serius.

"Kejadiannya sudah beberapa tahun yang lalu. Saat itu ada empat orang yang datang ke pulau ini, terdiri dari dua perempuan dan dua laki-laki. Mungkin seumuran atau lebih tua sedikit dari kalian. Mereka singgah di sini karena tenda mereka di serang binatang buas, saat mereka sedang mencari kayu bakar. Baru tiga hari mereka tinggal di sini, mereka tidak bisa diam hanya sebentar, jadi sore itu mereka sedang jalan-jalan di hutan. Saat hari sudah malam, yang kembali hanya tiga orang saja. Mereka memberitahuku, bahwa temannya menghilang dan mereka sudah mencarinya namun tak di temukan..."

"Dia di culik hantu?" Potong Anna dan berhasil mendapat hadiah jitakan dari Gladis. Anna cengegesan tak berdosa, lalu meminta maaf karena sudah memotong ucapan Leona tadi. Leona menghela nafas, kemudian melanjutkan ceritanya yang terputus.

Mystery IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang