Hari berjalan begitu cepat. Sudah kurang lebih satu minggu sejak mereka meninggalkan rumah dan terjebak di sini. Dan nasib mereka yang hilang sama sekali tidak diketahui.
Pagi ini benar-benar pagi yang buruk, pagi yang sama sekali tidak memberikan perasaan yang tenang. Tidak ada wajah ceria sama sekali yang ditunjukkan anak-anak itu.
Mereka kini tersisa hanya tiga orang. Harapan dapat bersenang-senang malah menjadi mimpi buruk. Makanan yang tampak menggugah selera, tampak biasa saja di mata mereka.
Leona memandang Angel sebentar dan seringai tipis tercipta oleh keduanya. Angel berjalan mendekati Bella yang sedari tadi menempelkan kepalanya di meja.
"Makanlah, sedikit saja tidak apa-apa. Jika kau sakit, itu akan menambah beban pikiran temanmu. Teman lainnya belum di temukan, lalu kau juga sakit. Jangan egois seperti itu"
Bella sama sekali tidak menanggapi perkataan Angel. Dirinya tetap bersih keras seperti itu.
"Makanlah, Bella. Kalau tidak demi dirimu, maka demi teman-temanmu. Yang menderita bukan kau seorang saja, kami semua juga ikut merasakannya. Tapi, kita tidak boleh menyerah oleh keadaan. Ingat, waktu tetap berjalan dan yakinlah bahwa mereka akan segera kembali berkumpul lagi bersama kita"
"Dengarkan apa yang dikatakan oleh Ferdy. Kau tidak sendirian"
Bella mendongakkan kepalanya dan menatap mereka satu persatu dengan mata merah sembabnya. Jika kalian melihat kondisi Bella saat ini, coba lihat di google dan cari bagaimana ciri-ciri orang yang terkena depresi. Tapi, Bella tidak sampai depresi karena teman-temannya selalu ada untuknya.
Angel memberikan lauk tambahan ke piring Bella. Andai kondisi Bella baik-baik saja, sudah dapat dipastikan makanannya langsung habis.
Gladis memegang bahunya pelan, membuat ia melihat ke arah Gladis. Gladis tersenyum lembut padanya dan menyuapkan sesendok nasi. Bella melirik nasi itu sebentar, dan akhirnya dia makan juga.
Gladis tersenyum senang, lalu ia kembali menyuapi Bella sampai makanan di piring gadis itu tandas. Ia lupa kalau dirinya juga belum menyentuh makanannya, tapi dipikirannya yang terpenting adalah temannya, dia bisa belakangan. Jadi, pas semua sudah selesai makan, tinggal dirinya saja yang baru mulai makan.
"Mau aku tunggu atau kau bereskan sendiri nanti?"
"Aku beresin sendiri saja, Angel"
"Baiklah. Aku pergi membersihkan teras, kalau butuh sesuatu cari aku saja di sana"
"Ok, thanks"
Angel pergi dari sana. Gladis masih melanjutkan makannya dengan sangat pelan. Sebenarnya dia juga sama tidak nafsunya seperti Bella, tapi perkataan Ferdy dan Angel tadi membuat ia tersadar. Dia tidak mau membuat teman-temannya repot mengurusnya apabila sakit.
Sedikit-sedikit lama kelamaan makanan di piringnya habis. Gladis berjalan ke wadah pencuci piring. Dilihatnya bekas piring sarapan tadi masih menumpuk. Mungkin Angel butuh seseorang untuk membantunya, jadi Gladis memutuskan mencucinya sekalian.
Saat dia mencuci gelas yang sering ia lihat Leona memakainya, di gelas tersebut terdapat foto seorang wanita dan pria yang memakai baju pengantin. Selama ini dia hanya melihatnya dari jauh saja, jadi tidak nampak jelas gambarnya dan dia sama sekali tidak berminat untuk mencari tahu.
Gladis meneliti gambar di cangkir itu dan menangkap wajah seorang wanita yang mirip Leona dan seorang pria yang tidak di ketahuinya.
'apakah perempuan ini adalah Leona? Kenapa memakai baju pengantin? Bukankah dia bilang dia masih bertunangan?' pikirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery Island
Mystery / ThrillerEnam remaja mempunyai hobi yang sama yaitu berpetualang. Kapal yang mereka tumpangi mengalami kerusakan mesin akibat badai, sehingga mereka harus berlindung sementara di sebuah pulau aneh yang terdapat satu rumah yang misterius. Misteri apa yang ter...