Part 6

258 93 13
                                    

"Selamat, kita telah mendapatkan satu yang bagus! Aku tinggal memeriksa yang lain"

Seseorang yang ternyata sosok pria itu berjalan mendekat ke Leona. Dia mengecup pelan dahi perempuan itu dan memeluknya erat, sambil membisikkan sesuatu di telinganya.

"Ohh, istriku sayang! Kita akan menjadi orang yang kaya raya. Anak itu ternyata begitu merawat tubuhnya. Aku tidak menemukan penyakit apa pun dalam tubuhnya. Kau telah berhasil!"

Leona terdiam, ia mendorong pelan dada pria itu, lalu menatap mata itu dengan lembut. Tangannya mengelus rahang tegas pria itu yang ternyata adalah suaminya sendiri, namanya adalah Andre.

"Ini berkat kerja keras kita selama ini. Namun, kau lah yang terpenting dalam rencana ini. Rencanamu tidak pernah gagal sekali pun untuk menjebak lalat-lalat itu. aku bangga menikahi pria sepertimu". Leona kembali memeluk Andre. Angel di sana menonton mereka dengan ekspresi yang sulit di artikan.

Andre kemudian menatap Angel dengan seringai puas. Tangannya menepuk pelan kepala gadis itu yang membuat sang empu salah tingkah.

"Kau ternyata dapat diandalkan juga, Angel. Aku bangga padamu!"

"Te-terima kasih, tuan!"

Andre kembali duduk di kursinya dan melihat hasil tes nya sekali lagi dan tersenyum puas. Tangannya meraih segelas bir dan meneguknya sampai tandas. Leona duduk di pangkuan suaminya dan Angel lebih memilih agak jauh dari pasangan itu.

"Sayang, kau harus sedikit berhati-hati dengan anak-anak itu. Dia tadi sempat mencurigai kita! Untung saja istrimu ini cukup pintar untuk meyakinkan mereka lagi!"

"Kau dan Angel tenang saja, rencana kita akan tetap berjalan mulus. Jangan goyah hanya karena di curigai oleh mereka, kalian harus pandai mendapatkan kepercayaan mereka"

Di lain tempat, Gladis memapah Anna dan Bella untuk kembali ke kamar mereka dan menyuruh Ferdy untuk kembali ke kamarnya juga. Apa kalian pernah berpikir kenapa Gladis terlihat begitu tegar? Itu karena, agar dirinya bisa tetap memotivasi teman-temannya, tidak bagus jadinya jika mereka terlihat berputus asa semua. Namun, di saat ia sendirian contohnya di kamar mandi, air mata mengalir tanpa dapat ia bendung mengalir bersama dengan air.

Setelah memastikan Anna dan Bella tidur, ia pergi mencari Angel untuk meminta obat pereda panas. Saat dia tadi mengecek tubuh mereka berdua dan ternyata Bella sedang demam. Saat ia tadi mengobrak-abrik tasnya, tetapi dia teringat kalau dia sama sekali tidak membawa obat demam. Lalu, ia berjalan ke arah dapur, ke tempat Angel biasa berada, ternyata tak dapat ditemukan sosoknya. Dia berjalan menelusuri setiap ruangan. Langkah kakinya berhenti saat telah menemukan orang yang di carinya.

"Angel!" Panggilnya. Leona dan Angel tampak begitu terkejut dan gelagapan. Gladis melihat tingkah mereka berdua dengan alis terangkat.

"E-ehhh... A-ada apa, Gladis? Membutuhkan sesuatu??" Jawab Angel terbata, ia menyembunyikan kunci yang sedang ia genggam di balik punggungnya.

"Itu, apa kalian punya persediaan obat penurun panas? Bella sedang demam" tanyanya.

"Ahh, itu... Iya iya ada kok! Aku akan membawakannya ke kamarmu. Kau kembali saja dulu!" jawab Angel yang berhasil mengatur nada bicaranya.

"Oke. Terima kasih, Angel" ucap Gladis, kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua yang menarik nafas lega.

"Hampir saja!"

Di jalan Gladis menuju kamarnya, dia tidak berhenti memikirkan Leona dan Angel tadi. Ekspresi yang mereka buat secara reflek saat dia memanggil mereka, seperti ekspresi seorang pencuri yang tertangkap basah oleh sang pemilik rumah. Dan tidak sengaja tadi matanya melirik tangan Angel yang menggenggam sesuatu dan segera ia sembunyikan saat dirinya melihatnya.

Mystery IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang