Part 20

127 27 4
                                        

Angel mengistirahatkan dirinya dengan berbaring di ranjang kamarnya. Mencoba tidur dan berharap besok bayangan sosok ibunya tadi dapat hilang selamanya dari pikirannya.

Satu jam Angel mencoba untuk tertidur, namun matanya sama sekali tidak bisa ia ajak kerja sama. Dia pun memutuskan untuk mandi saja malam ini agar tubuhnya segar kembali. Selesai mandi, Angel mengambil kaos lengan pendek dan celana selutut. Gadis itu menyisir rambutnya di depan cermin. Dia tersenyum karena akhirnya dia tidak melihat Angel dengan mata bengkaknya lagi.

Meletakkan sisir itu kembali ke meja rias, dan berpikir-pikir untuk melakukan sesuatu karena dia sangat bosan sekarang. Dia akhirnya memilih untuk menonton TV di ruang tamu dengan memakan beberapa camilan juga coklat hangat favoritnya. Gadis itu langsung saja menuju dapur untuk mengambil camilan beserta coklat hangat.

Tapi saat dia melewati depan perpustakaan, suara Leona yang memanggilnya membuat langkahnya terhenti dan berbalik memasuki perpustakaan. Leona dan Andre sedang ada di sana baru keluar dari markas mereka.

"Periksa apakah Citra sudah tidur atau belum, karena malam ini kami akan berpesta kecil di ruang tamu. Kalau dia belum tidur maka buatlah ia tidur dengan caramu sendiri. Aku tunggu kau di sini," perintah Leona pada Angel.

"Baik, nyonya."

Angel keluar dari perpustakaan menuju kamar Citra. Sedangkan Citra sendiri sebelum Angel datang ke sana, hanya berjalan mondar-mandir di kamarnya. menunggu kabar kembalinya Fajar yang tak kunjung ia dengar. Bahkan sudah larut malam begini dia masih belum kembali juga, dia begitu mengkhawatirkannya. Makan malam sudah selesai dari tadi.

Bunyi ketukan pintu mengalihkan pikiran dan perhatiannya. Kaki Citra membawanya untuk membuka pintu itu. Angel ternyata yang ada di baliknya dengan memperlihatkan senyum manis padanya. Citra melongo melihat Angel di depannya ini dengan terkejut. Angel menatap reaksi Citra saat melihatnya dengan alis terangkat.

"Ada yang salah denganku? Kau tidak akan menyuruhku masuk?"

"E-eh, i-iya. S-silahkan masuk, Angel."

"Terima kasih."

Citra lanjut memperhatikan Angel dari belakang saat Angel berjalan menuju ranjangnya kemudian mendudukkan pantatnya di sana. Angel menatap Citra yang dari tadi diam memperhatikannya dari pintu, lalu mengisyaratkan lewat tangan agar gadis itu ikutan duduk di sampingnya yang kosong. Citra menurut dan berjalan mendekati Angel.

"Ada perlu apa sampai datang ke sini, Angel?"

"Sebenarnya aku ke sini cuma mau menengokmu saja. Waktu makan malam tadi, aku lihat kau sedikit tidak bersemangat. Ada masalah apa kalau aku boleh tahu?"

"Aku memikirkannya. Dia belum kembali sampai sekarang."

"Maksudmu Fajar? Tidak perlu khawatir, dia pasti bisa menemukan jalan pulang.  Aku yakin sebentar lagi dia akan pulang, kok."

"Semoga saja ucapanmu benar. Aku juga berpikir seperti itu tadi, tapi aku tidak tahu kenapa hatiku seolah mengatakan terjadi sesuatu padanya."

"Tenangkan dulu pikiranmu, jangan berpikir yang macam-macam. Kalau pikiran dan hatimu tenang, maka pemikiran positif lah yang akan muncul."

"Akan aku coba. Terima kasih, Angel."

"Baiklah, senang membantumu. Aku pergi dulu kalau begitu. Kau lakukan sesuatu untuk bisa menenangkan pikiranmu, sesuatu yang biasa kau lakukan saat sedang di kondisi sama seperti ini."

"Iya, Angel. Aku tahu apa yang harus aku lakukan."

"Bagus. Segera lakukan apapun itu agar tidak terus-terusan merasa khawatir."

Mystery IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang