Part 5

272 95 15
                                    

Hari telah berganti, namun masih tak ditemukan tanda-tanda kemunculan Leo. Dan pamannya pun mungkin sudah lupa bahwa dirinya masih meninggalkannya di sini. Bella menatap bulan indah yang bergantung di langit malam dan diam termenung. Anna dan Gladis sudah terlena oleh mimpi indah mereka, tinggalah dirinya yang masih sibuk berkutat dengan pikirannya.

Sudah terhitung berapa hari ia bersama teman-temannya tinggal di sini, sementara dirinya minta izin pada orang tuanya hanya pergi dua hari saja, mereka pasti sangat khawatir begitupun orang tua teman-temannya. Tak tahu apa yang dapat ia lakukan sekarang, begitu banyak hal yang berputar-putar di kepalanya.

"Emm~... lohh, Bella kenapa belum tidur?"

Bella menoleh ke arah Gladis yang tengah mengucek matanya. Gladis duduk dan bersandar di ranjang, mata merah habis bangun tidur itu pun menatap Bella dengan masih setengah mengantuk. Bella menggeleng sebagai jawaban, namun Gladis tidak mempercayainya.

"Matamu tidak bisa menbohongiku. Kau masih memikirkannya kan?" Tanyanya.

Bella menunduk dan memainkan jari-jari tangannya. Air mata menetes dengan sendirinya. Gladis segera terbangun saat tahu temannya itu mulai menangis, lalu duduk di depan Bella dan mengelus bahu anak itu yang sesegukan.

"Sudah, jangan menangis. Kita semua sama khawatirnya denganmu. Meskipun Leo anak yang pemberani, tetapi dia harusnya sudah cukup tahu kalau berkeliaran malam hari di hutan sendirian tanpa membawa alat keamanan apapun itu sangat berbahaya. Apa yang sebenarnya ia pikirkan?!"

"Aku takut... Aku takut terjadi sesuatu padanya. Hiksss.... Aku yang merencanakan perjalanan ini, Gladis. Hikss...."

"Jangan pernah berfikir bahwa ini semua adalah salahmu, kami sudah menyetujuinya yang artinya siap menanggung apapun resikonya bersama-sama tanpa menyalahkan satu sama lain. Aku yakin Leo akan segera kembali pada kita"

Gladis merangkul tubuh Bella ke dekapannya. Dirinya juga begitu khawatir pada Leo, tapi apa yang bisa ia lakukan? Besok adalah waktu yang tepat untuk mencari keberadaan Leo. Dia tidak mungkin jauh dari sini ataupun pulang sendirian meninggalkan teman-temannya.

ESOK HARINYA~

"Kalian tidak mau sarapan dulu?"

"Tidak, Angel. Kami tidak mau membuang-buang waktu lagi. Leo di suatu tempat mungkin kelaparan dan ke dinginan"

"Sebaiknya isi perut kalian dengan makan roti itu dulu, jangan sampai kalian nanti sakit perut di perjalanan"

"Baiklah"

Mereka memakan roti di piring mereka dengan cepat, lalu keluar untuk memulai pencarian Leo. Suara tertawa terdengar setelah pintu itu tertutup. Angel dan Leona tertawa keras, ya menertawakan mereka.

"Hahaha, mereka bodoh sekali, hahaha!" Tawa keras Angel terdengar, ibu jarinya mengelap air mata di ujung matanya

"Dimana pun kalian mencari, kalian tidak akan menemukannya. Kalian tenang saja, dia sudah aman bersama kami? Atau dalam bahaya?? Hahahaha!!" Leona menyauti dan kembali tertawa keras.

"Biarlah mereka mencarinya sampai putus asa, nyonya. Aku suka melihat mereka seperti itu"

"Kau akan mendapatkan lebih dari itu, kau akan mendapatkan teriakan ketakutan dari mereka semua"

"Aku tidak sabar menantinya!"

Sedangkan di tempat lima anak itu berada, teriakan yang menyebut satu nama tak ada putusnya. Mereka membagi kelompok agar cepat segera menemukan Leo. Anak cewek menjadi satu kelompok pergi ke arah barat, lalu Roy dan Ferdy berpencar masing-masing ke arah timur dan selatan.

Mystery IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang