Part 14

163 55 5
                                    

Gladis sudah mencari ke seluruh ruangan perpustakaan, tapi tidak menemukan apa-apa di sana. Dia tetap tidak menyerah dan kembali mengecek tempat yang sudah beberapa kali ia periksa.

"Apa tersembunyi di balik buku-buku ini ya? Tapi, ini terlalu banyak buku. Kapan selesainya, huhu~" Rajuknya pada dirinya sendiri.

Sesuatu pemikiran melintas begitu saja di pikirannya. Pintu menuju markas penculik itu mestinya lubang kuncinya tidak akan tinggi sekali kan? Karena tinggi Leona dan Angel saja segitu. Dirinya hampir menyamai tingginya Leona.

Gladis dengan sabar mengecek satu persatu lagi, dan akhirnya ketemu. Ada dibalik kumpulan buku ensiklopedia.

'Pintar sekali mereka menyembunyikannya di sini, karena mana ada orang yang baca buku setebal ini' batin Gladis.

Gladis mencoba kunci-kunci yang ada di tangannya, akhirnya dia menemukan satu yang cocok. Gladis mendorong rak buku itu yang ternyata adalah pintu masuknya menuju markas penculik itu. Tak lupa Gladis mengunci pintu itu kembali dari dalam, agar Leona maupun Angel tidak bisa mengikutinya masuk.

Angel menatap lorong gelap yang hanya ada dua sampai tiga obor saja yang menerangi jalannya. Dia tidak berpikiran bakal di bungkam dari belakang oleh sang penculik karena ia masih memegang senjatanya, tapi yang menjadi pikirannya saat ini yaitu satu tiada lain adalah hantu.

Berjalan mengikuti jalanan lorong dengan mulut terus berdoa. Langkah dan doanya terhenti saat di sebuah pintu bercat merah di sampingnya. Dia memandangi cukup lama pintu itu sebelum memutuskan membukannya sedikit dan mengintip dari celahnya.

Dirinya terkejut dengan sesuatu yang ada di balik pintu itu, sebuah ruangan seperti labolatorium. Membuka sedikit lebar dan matanya langsung melotot terkejut lagi pada lima objek yang sangat ia kenal.

Teman-temannya ada di dalam sel penjara. Termasuk Leo dan Roy yang dikonfirmasi hilang sendiri. Ferdy dan Bella juga sudah sadar dari pingsannya. Dia hendak berlari kencang ke tempat teman-temannya, tapi langsung ia tahan saat dia melihat seorang laki-laki bersama Leona tadi sedang berdiri membelakanginya.

Roy lah yang pertama kali melihat kehadirannya di sana, lalu memberitahukan kepada teman-temannya dengan berbisik. Sekarang semua mata teman-temannya tertuju padanya.

Bella dan Anna tersenyum sumringah dan mencoba menyemangatinya dengan gerakan tangan. Leo, Roy dan Ferdy seperti sedang memberikannya intruksi.

Gladis berhasil menangkap sesuatu isyarat dari tangannya Ferdy yaitu pukul kepala orang itu dengan teflon di genggamanmu, lalu ambil kunci selnya yang ada di kantong celananya.

Dia melepas alas kakinya agar lebih tidak menimbulkan suara dan berjalan pelan mendekati pria itu. Satu, dua, tiga langkah dia semakin mendekat. Tiba-tiba, orang itu berbalik dan terkejut melihat kehadiran seorang lagi di belakangnya dengan tangan yang terangkat membawa teflon besar.

"HEY, SIAPA KA-"

DUAGHH!... BRAKK!...

Belum juga Andre selesai bertanya, tangan Gladis seolah bergerak dengan sendirinya menampar dan memukul kepala Andre itu dengan keras sampai dia terpelanting kebelakang dan dahinya berdarah, karena terbentur Sudut meja. Tapi Andre masih sadar dan hendak membalas perbuatan Gladis, namun sekali lagi Gladis tanpa ampun memukulnya dan berakhir pingsan dengan wajah babak belur.

Gladis menggeledah saku celana Andre dan menemukan kunci yang dimaksud Ferdy. Dia berjalan ke tempat teman-temannya berada dan bermaksud ingin langsung membebaskan mereka, akan tetapi...

"AWAS DI BELAKANGMU, GLADIS!!"

Teriakan Roy menyadarkannya dengan seseorang yang ada dibelakangnya. Leona dan Angel mencoba menangkapnya, tapi dia berhasil menghindar.

Mystery IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang