Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi saat Xiao Zhan akhirnya bangun dari tidur lelapnya. Setelah menyesuaikan matanya dengan cahaya dalam ruangan kamarnya, perlahan Xiao Zhan mengambil posisi duduk.
Dengan malas Xiao Zhan bangkit dari duduknya dan melangkah menuju kamar mandi. Setelah melepas semua pakaiannya, Xiao Zhan berdiri di bawah shower. Air hangat mengucur membasahi seluruh tubuhnya.
Tiba-tiba saja kepalanya terasa pusing dan penglihatannya sedikit kabur. Kakinya mendadak lemas membuatnya tidak bisa berdiri dengan benar. Tubuhnya oleng dan menabrak dinding kamar mandi.
Tok Tok Tok
"Papa, apa kau baik-baik saja?" teriak Fan Xing dari luar kamar.
Mendengar teriakan Fan Xing, Xiao Zhan pun berusaha berdiri dan bergegas menyelesaikan mandinya. Xiao Zhan keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bathrobe, dan bergegas membuka pintu kamarnya.
"Papa baik-baik saja..." ujar Xiao Zhan sembari tersenyum. "Tadi papa agak pusing jadi tidak berdiri dengan baik, lalu tidak sengaja menabrak dinding..."
"Lalu... apa Papa terluka?" tanya Fan Xing dengan nada khawatir.
"Tidak," jawab Xiao Zhan masih tersenyum sembari mengusap kepala Fan Xing lembut. "Apa kau sudah sarapan?"
"Hn," jawab Fan Xing menggelengkan kepala sambil tersenyum lebar.
"Kenapa kau tersenyum bahagia hari ini?" tanya Xiao Zhan heran melihat wajah putranya yang tampak berseri-seri. "Apa ada sesuatu yang terjadi?"
"Tidak..." jawab Fan Xing berbohong, namun tak dapat menutupi rasa bahagianya. "Aku kemari hanya untuk mengajak Papa sarapan di bawah."
"Baiklah," ujar Xiao Zhan seraya mengambil pakaiannya dari lemari pakaian. "Sayang, apa kau lihat Paman Wang?"
"Dia... Dia bilang ada hal penting yang harus dilakukan," jawab Fan Xing. "Jadi dia pergi duluan."
"Sesuatu yang penting?" tanya Xiao Zhan dalam hati. "Kurasa Yibo begadang semalam, dan dia bahkan pergi keluar pagi sekali. Apa ada sesuatu yang terjadi!?"
Setelah selesai berpakaian, Xiao Zhan pun keluar kamar dan melangkah menuju ruang makan bersama Fan Xing. Setibanya di ruang makan, berbagai macam hidangan telah tersedia di atas meja makan. Xiao Zhan dan Fan Xing langsung duduk di depan meja makan untuk mulai sarapan.
Saat Xiao Zhan hendak menikmati sarapan paginya bersama putra kesayangannya, terdengar suara berdering dari ponsel kepala pelayan yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Halo... Maaf dengan siapa saya bicara?" tanya kepala pelayan.
["Maaf aku ingin bertanya apa Tuan Xiao ada?]
"Maaf, tapi Tuan Xiao tidak ada di sini." (kepala pelayan mengira Tuan Xiao yang dimaksud adalah ayah Xiao Zhan.)
["Aku ingin berbicara dengan Tuan Xiao Zhan,"] ulang si penelepon.
"Xiao Zhan?" tanya kepala pelayan mengulang.
Xiao Zhan yang mendengar namanya disebut-sebut pun menghentikan makannya dan mulai memperhatikan kepala pelayan.
"Dari siapa?" tanya Xiao Zhan pada kepala pelayan.
"Nona itu tidak mau menyebutkan namanya," jawab kepala pelayan.
"Berikan padaku teleponnya," ujar Xiao Zhan.
Kepala pelayan itu pun berjalan ke arah Xiao Zhan dan menyerahkan ponselnya. Xiao Zhan menerima ponsel tersebut lalu mendekatkan ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Penantian Yang Panjang (HIATUS)
FantasyXiao Zhan terpaksa harus pergi meninggalkan segalanya demi keselamatan orang-orang yang disayangi dan dicintainya. Dia juga terpaksa harus hidup berpindah-pindah bersama buah hatinya hasil hubungannya dengan kekasihnya. Akankah Xiao Zhan dapat bersa...