Chapter 54

710 65 11
                                    

"Kak Haikuan!"

Xiao Zhan langsung menghambur ke arah calon kakak iparnya itu, memeluknya erat. Kelakuan Xiao Zhan tentu saja membuat semua orang yang ada dalam ruangan itu terkejut, terutama Wang Yibo dan Wang Zhuocheng.

Wang Haikuan membalas pelukan Xiao Zhan sembari tersenyum. Dengan lembut dan penuh kasih sayang Wang Haikuan menepuk-nepuk punggung calon adik iparnya yang manis itu.

"Adik Xiao, bagaimana kabarmu?" tanya Wang Haikuan setelah Xiao Zhan melepaskan pelukannya.

"Keadaanku baik, Kak," jawab Xiao Zhan riang. "Sudah lama sekali kita tidak bertemu."

"Benar. Kau menghilang tanpa jejak selama sepuluh tahun, membuat adikku yang tampan itu kalang kabut," ujar Wang Haikuan lembut seraya melirik ke arah Wang Yibo. "Kau membuatnya hidup bagaikan mayat hidup. Setiap hari hanya bekerja dan sambil terus mencari tahu keberadaanmu. Tak ada satu pun orang yang mencairkan hatinya yang sudah kau buat beku."

"Hehehe..." Xiao Zhan hanya cengengesan mendengar omelan Haikuan walaupun masih terdengar lembut. "Aku benar-benar kangen dengan Kakak!"

Sambil berkata begitu Xiao Zhan kembali memeluk erat tubuh Wang Haikuan tanpa menyadari ada dua pasang mata yang tengah menatapnya dengan tatapan ingin membakarnya hidup-hidup.

"EHEM! EHEM!"

Wang Yibo berdehem cukup keras membuat Xiao Zhan terkejut. Kini dia merasakan hawa panas di sekitarnya. Dia buru-buru melepaskan pelukannya pada Wang Haikuan saat menyadari kekasih tampannya tengah menatapnya dengan wajah menggelap.

"Oh ya, Kak. Aku sudah bertemu dengan putrimu," ujar Xiao Zhan mencoba mengalihkan perhatian. "Putrimu benar-benar manis dan lucu. Dia sangat periang. Istrimu pasti juga orang yang manis."

"Benar. Istriku adalah orang paling manis bagiku," ujar Wang Haikuan seraya bergerak merangkul pinggang seorang wanita yang sebenarnya sejak tadi berada di sampingnya. "Kenalkan ini istriku, Wang Zhuocheng."

Xiao Zhan mengalihkan pandangan matanya dari Wang Haikuan pada wanita disampingnya. Entah mengapa Xiao Zhan merasa seperti sudah lama mengenal wanita tersebut.

"Zhuocheng?" ulang Xiao Zhan seraya memperhatikan wajah wanita tersebut dengan lebih intens. "Sepertinya nama ini tidak asing bagiku."

"Benarkah?" tanya Haikuan dengan nada penasaran.

"Zhuocheng... Zhuocheng..." tanpa sadar Xiao Zhan mengulang-ulang menyebut nama istri dari Haikuan.

"Yakk! Kenapa kau menyebut namaku berulang-ulang?!" protes Wang Zhuocheng tidak suka namanya disebut berulang-ulang.

"Ah benar! Kau A-Cheng kan?!" seru Xiao Zhan tiba-tiba. "Kau gadis kecil berkepang yang selalu mengikutiku. Kau selalu mengikat rambutmu dengan pita berwarna ungu. Benarkan?"

"B-Bagaimana kau tahu aku dulu suka memakai pita berwarna ungu?" tanya Wang Zhuocheng terkejut.

"Hey, apa kau lupa denganku? Dulu saat masih kecil kita selalu main bersama. Lalu keluargamu pindah setelah beberapa hari merayakan ulang tahunmu yang ke enam,"

"Ulang tahunku yang ke enam?" ulang Wang Zhuocheng mencoba mengingat.

Untuk beberapa saat Wang Zhuocheng berusaha mengingat masa kecilnya, mencoba mengingat siapa temannya yang dekat dirinya saat dia masih kecil.

"Zhan Zhan?" tanya Wang Zhuocheng seolah teringat sesuatu. "Kau Zhan Zhan? Kau anak laki-laki yang selalu membawa bekal bakpao berbentuk kelinci ya?"

"Benar. Benar," jawab Xiao Zhan cepat. "Ternyata ini benar kau, A-Cheng."

Kedua makhluk berbeda jenis kelamin itu kemudian saling berpelukan melepaskan rasa rindu setelah bertahun-tahun berpisah.

"Kau bohong padaku!" ujar Xiao Zhan sembari memasang wajah cemberut. "Kau berjanji akan selalu mengirim surat padaku. Tapi baru dua kali kirim surat, suratmu tidak pernah datang lagi."

"Maafkan aku, Zhan Zhan. Waktu itu aku disibukkan oleh berbagai macam kegiatan di sekolah baru. Jadi aku tidak sempat menulis surat lagi."

"Sekarang kau jadi wanita yang cantik ya," puji Xiao Zhan seraya menangkupkan kedua tangannya di pipi Wang Zhuocheng dengan lembut.

"Kau sendiri juga jadi pria yang tampan," Wang Zhuocheng balas memuji. "Tapi pipimu tidak seperti bakpao lagi."

Wang Zhuocheng kini ikut-ikutan menyentuh pipi Xiao Zhan. Kelakuan kedua makhluk manis  itu tentu saja membuat Wang Haikuan tersenyum geli. Namun lain halnya dengan Wang Yibo, matanya tampak melotot melihat interaksi keduanya. Ingin rasanya dia menendang Wang Zhuocheng menjauh dari suami manisnya kalau saja dia tidak ingat bahwa wanita itu adalah istri dari kakaknya.






===***===






Xiao Zhan terbangun saat cahaya matahari menerobos masuk ke dalam kamarnya dari sela-sela gorden jendela kamarnya yang tertiup angin.

Dengan malas Xiao Zhan perlahan membuka matanya. Dia melihat selembar kertas di atas nakas saat hendak melihat jam weker.

Rupanya itu kertas itu berisi pesan dari Wang Yibo yang ditulis sebelum dia berangkat kerja.

Kalau kau butuh apa pun, katakan saja pada kepala pelayan. Aku akan kembali saat malam.

Wang Yibo

Setelah Penantian Yang Panjang (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang