Sari pov****
"Barang kamu gaada yang ketinggalan?" Aku menggeleng, "kalau udah sampe sini langsung telpon."
Aku melirik diaz, "iya suami.. belom juga berangkat udah ditanyain pulang aja."
Diaz fokus menyetirnya, hingga kami sampai di stasiun kereta. Diaz membantu aku menurunkan koper, sebenarnya ini usulan dia. Aku males banget bawa koper karena aku cuma nginep di villa 3 hari dan itu pun sebentar.
Aku mengecek handphone ternyata teman-temanku sudah memesankan aku tiket dan menunggu di dalam stasiun. "Aku pergi ya."
Diaz menatapku sayu, aku senyum kecil supaya menghilangkan rasa sedih dia. "Jangan sedih gitu dong, cuma tiga hari kok gak dua bulan."
Diaz menghela nafas, aku tertawa melihat ekspresinya. Aku mencium bibir diaz sekilas sebelum aku keluar dari mobil. Ya kalau udah di luar kami gak bisa ciuman kayak gini karena banyak orang.
"Jangan lama-lama," ucap diaz sambil memelukku erat. Aku membalas pelukannya, diaz memelukku lama.
"Udah az, temen temen aku pasti pada nungguin." Ujar ku, diaz melepas tangan aku. Kami turun dari mobil. Aku menggandeng lengan diaz sementara dia mendorong koper, aku akan sangat merindukan dia nanti.
"Putri!" Teriakku pada temanku yang sudah kumpul. Aku berlari kecil ke arah putri dan memeluknya. "Sarii kangen banget!"
"Sama put sama!" Jawabku. Kehadiran diaz membuat teman teman ku agak canggung kecuali natha karena diaz sering meminta bantuan padanya.
"Nath, nitip istri gue ya. Kalau ada apa apa tolong kabarin," ucap diaz. Natha ngangguk, "tenang aja pak, kita gak akan bikin istri lo celaka kok."
Aku memandang diaz, tersenyum kecil. "Sayang kalau laper gofood aja ya, atau kalau kamu mau masak jangan masak masakan yang berat. Karena kemarin aku lupa gak beli bahan masakan."
Diaz ngangguk, "ntar aku beli sama mulya."
Aku mengiyakan ucapan diaz, memeluk tubuhnya lagi. Belum pergi aja aku udah kangen lagi sama suamiku ini. Sebelum diaz pergi diaz mencium pipi ku dan bibirku sekilas. Dia kemudian izin ke teman-temanku yang lain untuk pamit pulang.
"Eh kayaknya itu deh kereta nya, ayok kesana." Ujar kinan, dia menarik kami sambil mengarahkan ke kereta yang akan kami tumpangi.
****
Setelah nganter sari, diaz mutusin pergi ke rumah mulya. Lebih tepatnya sih minta temenin dia belanja buat bahan makanan selama sari gak ada. Kalau sendirian diaz gak berani, mungkin lebih tepatnya dia gak mau kesepian.
Diaz merogoh handphone nya yang ada di dasboard setelah menepi. Senyum nya merekah, ia dapat pesan dari istrinya itu.
Wife🦖
Aku dijalan
KAMU SEDANG MEMBACA
After Married
Teen FictionStory on going and (21+) apa jadinya jika seseorang yang sangat sibuk di satukan dalam suatu ikatan pernikahan? Diaz dan Sari pasangan kekasih itu merupakan seorang yang cukup dikenal di kalangan pengusaha. Diaz merupakan seorang arsitektur, sementa...